Bagian 6 - Love Beat

615 59 1
                                    

YOONGI'S POV

Hari berganti hari semenjak kejadian terakhir di pemberhentian bis tempo hari. Aku dan Chiara seolah memiliki janji yang tak terucap untuk pulang bersama. Saat jam pulang kami selalu saja bertemu tepat di bawah lobby. Saat dia lembur, aku bahkan berpura pura lembur untuk bisa mengantarnya naik bus. 

Magnet apa yang ada pada diri Chiara sehingga membuatku begini? Aku juga tidak mengerti dengan perubahan yang terjadi padaku akhir akhir ini.

Semakin lama aku berbicara dengannya diriku menemukan sebuah hidden gems pada diri Chiara. Dan aku merasa beruntung dapat menyimpannya untukku sendiri. Tawa nya yang renyah, candaannya yang lucu, dan yang paling penting.. dengan dirinya aku bisa bertukar pemikiranku tentang musik tanpa takut kehilangan arah pembicaraan. 

" Oppa, besok adalah weekend. Jangan lupa untuk mengajariku bermain piano ya?"Chiara berkata pelan sambil sedikit menguap karena hari menjelang malam

" Oke.. ini sudah terlalu malam. Sepertinya akan lebih baik jika aku mengantarmu."  Aku khawatir karena jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. 

" Tidak.. tidak perlu oppa. Aku tidak apa apa."  Chiara buru buru menolak tawaranku. 

" Aah..baiklah, kalau begitu nanti SMS saja kalau sudah sampai." 

" Aku akan menelepon mu ketika sudah sampai di apartement."  Chiara tersenyum padaku 

Hah? meneleponku? 

Hah? meneleponku? 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" Haloo oppa..oppa..boleh tidak?" Chiara menggerak gerakkan tangannya tepat di depan wajahku 

" Ah.. boleh.. boleh.." 

Sejurus kemudian terlihat bus yang ditunggu Chiara datang menghampiri. Gadis ini segera berjalan pelan menuju ke dalam bus. Dia menatapku dan melambaikan tangannya di jendela. Aku tersenyum simpul dan membalas lambaian tangannya. 

**

Apartement Chiara

02:00 siang

Yoongi merasa seperti sedang mengalami deja vu, ketika duduk di sofa seperti yang dia lakukan tempo hari. Bedanya kemaren Chiara dalam kondisi mabuk, saat ini Chiara sedang di dapur menyiapkan minuman untuknya. Hari pertama mengajari Chiara memainkan piano berlangsung lancar. Chiara cukup cepat menyerap ilmu. Yoongi tidak begitu terkejut, mengingat banyak penghargaan yang dimiliki gadis itu.

" Maaf menunggu lama Oppa" Chiara menyodorkan segelas es americano kepadaku.

" Jangan khawatir, aku menggunakan kopi decaffein seperti yang biasa kau pesan di kedai dekat kantor" Chiara menyesap es americano dingin untuknya pula. 

" Kau meminum americano juga?" Yoongi bertanya dengan keheranan pada Chiara seakan tidak percaya bahwa Chiara menyesap es americano yang pahit sedangkan tiap hari dia selalu memesan es coklat yang manis.

STAY [COMPLETE/END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang