XXXV. Latihan atau Ungkap Perasaan?

113 14 0
                                    

"Annyeong haseo ...."Sapaan yang diiringi lambaian tangan itu dilakukan oleh kedelapan pria yang memandang satu ponsel

Emlyn seketika bersemu ketika melihat para idolanya ada di sana. Dalam bayangannya, ia akan berbicara via telepon suara saja dengan Baekhyun seperti siang tadi. Ternyata, realitas melebihi ekspektasi. Sungguh, Emlyn beruntung dalam hal ini.

Para lelaki di dalam layar ponselnya saling bercelingukan sambil melambaikan tangan. Wajah Kai terlihat paling jelas karena ia tepat berada di depan kamera, bahkan Baekhyun yang bertugas untuk melatih vokalnya malam ini malah tertutup karena ditindih oleh Sehun yang juga menebar senyum pada Emlyn.

"Aku merindukan kalian," lirih Emlyn dalam bahasa Indonesia dengan mata yang berkaca-kaca. Padahal belum sebulan ia pulang ke Indonesia, dan tidak pula setiap hari ia menghabiskan hari di Korea bersama mereka, tapi rasa rindu itu sangat menggebu seolah mereka teman sepermainan yang telah bersama dalam waktu lama.

Emlyn mengontrol diri dengan baik agar tidak menangis karena rasa syukur bisa kembali melihat laki-laki tampan idolanya. Di antara mereka semua, jelas Emlyn mencari sosok yang paling dirindukan antar semua. Sedikit menggerak-gerakkan bola mata agak ketahuan, ia tidak menemukan orang yang dicari.

"Chanyeol hyung harus mengunjungi kakaknya yang sakit," jawab Kai sambil tertawa.

Pipi Emlyn yang merona mengundang Kai untuk tertawa lebih keras. Ia suka sekali melihat wajah tomat Emlyn, menggemaskan di matanya. Member lain mencolek-colek tubuh Kai agar tidak menggoda Emlyn di situasi seperti ini.

Sehun juga tidak tinggal diam, dia malah memotret wajah Emlyn yang sedang tersipu malu di seberang sana dan mengirimnya pada seseorang yang sangat ingin melihat wajah Emlyn.

"Aku penasaran, kamu akan menjawab pertanyaanku, kan?" tanya Sehun yang tanpa menunggu jawaban langsung mengajukan pertanyaannya. "Kamu baik-baik saja dengan rumor yang beredar?"

"Hei hei hei, apa yang kamu tanyakan? Emlyn tolong abaikan anak kecil ini," sela Suho sambil mengibas tangannya.

"Diamlah, hyung. Mungkin saja Emlyn mau menjawabnya," potong Baekhyun yang juga penasaran dengan jawaban Emlyn. "Kamu bisa menolak menjawab pertanyaan itu, tapi akan lebih baik dan menyenangkan jika kamu bersedia menjawabnya," lanjut lelaki itu dengan senyum imutnya.

Kyungsoo yang tadinya duduk paling belakang, kini turut mendekatkan diri untuk melihat reaksi Emlyn dalam menanggapi rasa ingin tahu mereka.

Semu merah yang sedari tadi menghiasi pipi Emlyn kini menghilang. Tatapannya menjadi tidak segairah awal mengangkat panggilan mereka. Akan tetapi, senyum masih tetap terulas di bibirnya walau terkesan dipaksakan.

"Kamu tidak perlu menjawabnya. Pasti sulit untukmu," ujar Chen yang seakan mengerti perasaan Emlyn sekarang. Suasana menjadi hening di antara mereka. Emlyn yang masih terdiam, dan para member yang merasa bersalah karena telah menggodanya. Menyadari kesalahannya dalam bertanya, Sehun ingin meminta maaf karena telah menciptakan suasana yang canggung, tapi keburu terpotong oleh suara Emlyn.

"Dikatakan baik-baik saja, tidak mungkin. Dibilang buruk juga tidak. Ada satu hal yang aku syukuri, bahwa dipotret yang tersebar itu wajahku tidak terlihat. Jadi, seperti apa pun penggemar protes, mereka tidak bisa menemukanku. Mereka tidak bisa menyakitiku secara langsung. Namun, di sisi lain, aku merasa bersalah dan tidak nyaman karena telah menyebabkan kekacauan ini.

"Ada kala di mana aku akan berpikir, bagaimana jika aku tidak ke Korea, bagaimana jika aku tidak bertemu kalian, bagaimana jika yang menolongku saat itu bukan Chanyeol, bagaimana jika aku tidak menerima tawaran Chanyeol untuk tinggal di rumahnya dan mengikuti semua ajakannya. Atau minimal, bagaimana seandainya hari itu Chanyeol mendengarku bahwa ia bisa saja ketahuan keluar dengan perempuan karena mengajakku belanja. Semua perandaian itu bermain di kepalaku. Walau demikian, semua itu hanya seandainya yang pada nyatanya tidak terjadi," urai Emlyn tentang apa yang dirasakannya atas rumor yang berdar.

"Seandainya apa yang kamu pikirkan terjadi, maka kamu bukan perempuan yang beruntung. Kenapa kamu harus memikirkan segala macam perandaian saat yang kamu alami adalah sebuah berkah? Apa salah jika bertemu kami? Suatu kemalangan ditolong oleh Kim Chanyeol? Sebuah dosa ikut belanja dengannya? Semua itu bukan salahmu atau Chanyeol atau bahkan keadaan. Semua itu kembali lagi bagaimana orang-orang harus menerima apa yang sedang terjadi tanpa membesarkan dan mempermasalahkan," sahut Baekhyun dengan lantang. Walau dirinya suka bersikap konyol, bukan berarti ia menerima pikiran konyol terhadap hal serius. Ada hal-hal yang tidak bisa dipaksakan oleh siapa pun, terlebih jika menyangkut urusan pribadi.

"Tetap berterimakasihlah pada Chanyeol, karena dia yang menyelamatkanmu. Tuhan tidak mungkin mengirim orang yang salah dalam hal kebaikan," timpal Kyungsoo dengan wajah seriusnya dari paling belakang. Ia tidak marah pada Emlyn, tidak sama sekali. Ia hanya membantu menyadarkan pikiran Emlyn yang sedang tidak terarah.

"Chanyeol hyung orang baik. Ia tidak akan menyakitimu. Ia pasti akan melindungimu. Percayalah padanya," tambah Sehun sambil melipat bibirnya.

"Kami sudah mengenalnya sejak masih di bangku sekolah. Dia orang yang berpendirian teguh dengan apa yang diucapkannya. Dia sangat menyayangi ibu dan kakaknya, maka tentu ia juga tidak akan bertindak semena-mena pada seorang perempuan." Xiumin yang sedari tadi hanya diam pun kini ikut bersuara.

Jika tadi sebelum menghubungi Emlyn, mereka menghibur Chanyeol dan memberi dukungan, maka kali ini mereka melakukan hal tersebut pada pihak perempuan. Mereka sedang berupaya agar keduanya tidak salah paham dan tetap saling mendukung walau tidak saling berkabar. Hanya itu yang bisa mereka lakukan sebagai teman dan kerabat dekat.

Emlyn tidak menyangka bahwa ia mendapat dukungan dari pada idolanya. Kristal di matanyanya luruh begitu saja dan membasahi pipinya. Dia memang perempuan lemah yang mudah menangis saat ada yang menyentuh hatinya. "Terima kasih karena kalian percaya padaku."

Para member membentangkan tangan dan memeluk satu sama lain. Baekhyun bahkan menepuk punggung Kai, begitu pula yang dilakukan member lainnya. Emlyn tertawa melihat tingkah mereka semuanya yang benar-benar menghibur. Aku benar-benar tidak salah menetapkan mereka sebagai idola. Mereka tidak hanya menghibur di panggung, tapi juga memiliki hati lembut untuk menyemangati seorang penggemar sepertiku. Siapalah aku yang baru mereka kenal dalam beberapa hari? Akan tetapi mereka dengan mudah mempercayakan beberapa hal padaku. Kerja sama, dan bahkan rumor teman mereka. Aku sangat mencintai kalian, XO.

"Sudah. Sudah. Hentikan semua drama ini. Mari kita mulai apa yang seharusnya kita lakukan," teriak Baekhyun bak seorang guru yang menegur para murid nakal. Para member dengan sigap duduk tegak dan memasang wajah serius, begitupula dengan Emlyn yang menahan senyum.

"Emlyn, sebelum kita mempelajari tangga nada, ingatlah satu hal. Selain kamu beruntung bertemu kami, kamu juga beruntung karena memilikiku sebagai guru vokalmu. Sungguh dan sangat beruntung menjadi kamu, Emlyn," ungkap Baekhyun yang bukan lain tujuannya adalah memuji diri sendiri.

"Terima kasih, coach, karena telah sudi menerima murid sepertiku," balas Emlyn dengan sopan.

"Mari kita mulai."

Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang