V. Bertemu Anggota Keluarga

270 44 79
                                    

Mereka tiba di sebuah kafe yang selama ini hanya bisa dilihat oleh Emlyn melalui internet. Setahunya, kafe ini fokus pada makanan Italia, tidak seperti kafe modern pada umumnya. Itulah mengapa ia sangat ingin bisa mendatangi kafe ini. Dan sekarang, di sinilah dirinya berada. Di sebuah kafe yang memiliki desain interior unik. Dindingnya dipenuhi dengan mural. Tempatnya tidak terlalu besar, tapi menyenangkan. Emlyn melihat ke bagian kiri samping pintu ada robot besar Iron Man. Melihat benda itu, bibir Emlyn segera melengkung ke atas. Ia sangat mengetahui dengan baik tentang lelaki yang membawanya ke tempat ini.

Ia masih tidak percaya bahwa ia sekarang berada di negeri yang sangat diidamkannya sejak dulu, bertemu dengan lelaki yang sangat diidolakannya, dan kini berada di tempat usaha keluarga lelaki itu. Betapa beruntungnya. Keberuntungan memang benar sedang berpihak padanya.

Saat ia sedang melihat-lihat ke segala sisi ruangan, seorang perempuan paruh baya menghampirinya dengan senyuman dan segelas minuman dingin—dari warnanya dapat dipastikan bahwa itu adalah kopi. Hanya saja tampilannya sedikit berbeda dari kopi yang biasa dilihatnya.

"Itu Caffe Freddo, espresso dingin yang dicampur dengan sedikit susu dan gula. Khas Italia. Silahkan dinikmati," jelas perempuan itu seakan dapat membaca pikiran Emlyn yang tidak tahu minuman apa itu. Emlyn sadar yang sedang berbicara dengannya saat ini adalah Mama dari Chanyeol. Emlyn biasa menyebutnya dengan Mama Park—diambil dari namanya Park Young Mi.

Emlyn mengambil gelas itu dan duduk di salah satu meja yang kosong. Mama Park ikut duduk di kursi depan Emlyn. Dia tidak banyak bicara. Ia lebih memilih memperhatikan Emlyn dengan baik.

"Apa ada seseorang yang bisa kamu hubungi?" tanya Chanyeol yang duduk di samping Ibunya.

"Aku tidak mengingat nomor mereka. Aku hanya mengingat nomor Mamaku. Tapi, negara kita berbeda kode, pasti akan sangat mahal menghubungi ke sana," jawab Emlyn.

"Nanti saja kita pikir hal itu. Sekarang, kamu makan terlebih dahulu, dan beristirahatlah. Kamu pasti sangat lelah," sela Mama Park.

"Terima kasih," balas Emlyn.

Mama Park meninggalkan keduanya karena harus melayani pelanggan yang berdatangan.

"Kenapa kamu membantuku?" Emlyn bertanya sambil menyeruput kopinya. Meski dirinya bukan pencinta kopi, harus diakui, kopi ini sangat nikmat. Aromanya jelas memikat. Sepertinya ia akan menjadi pencinta kopi jika disajikan kopi buatan Mama Park setiap harinya.

"Hanya kurasa aku harus membantumu. Salahkah?"

"Kamu bisa saja mengabaikanku. Kamu seorang idola, bagaimana jika aku bukan orang baik?"

"Nyatanya kamu perempuan baik, kan?" balas Chanyeol dengan senyum khasnya.

Sumpah. Lihat Chanyeol sedekat ini bikin aku semakin nggak karuan. Senyumnya bikin meleleh. Andai aku bawa ponsel, akan aku abadikan momen ini dan kupamerin sama semua orang. Emlyn membatin dengan mata yang tak henti menatap Chanyeol.

"Kenapa kamu menatapku? Ada yang salah di wajahku?"

"Tidak. Aku hanya semakin mengagumimu," jawab Emlyn jujur.

"Kamu mengagumiku?"

"Tentu. Aku adalah seorang XO-L. Aku sudah mengikuti aktivitas kalian sejak awal debut. Aku bahkan sangat bercita-cita bertemu dengan kalian. Akhirnya, hari ini impianku menjadi nyata, meski harus mengalami kemalangan," ungkapnya bersemangat.

"Waah, kamu fans yang sangat beruntung," sahut Chanyeol tak kalah semangatnya.

Mendengar kalimat itu, Emlyn benar-benar mengawang. Chanyeol saja mengakui bahwa ia fans yang beruntung.

"Sebentar. Kamu tunggu di sini sekitar dua puluh menit, apa bisa?" ujar Chanyeol tiba-tiba.

"Kenapa?"

Chanyeol tidak menjawab pertanyaannya. Ia lekas berlari keluar tanpa diketahui apa tujuannya.

Emlyn menggunakan waktu menunggu Chanyeol dengan menikmati hidangan yang disajikan oleh Mama Park. Selebihnya, ia menikmati alunan lagu yang diperdengarkan melalui pengeras suara.

Lagi, seorang perempuan berambut sebahu mendatanginya dan duduk tepat di hadapannya.

"Kamu yang mereka ceritakan?" tanya perempuan cantik itu.

Demi apa, Kak Yoora cantik banget aslinya, puji Emlyn dalam hati.

"Apa yang mereka ceritakan?" tanyanya tanpa menghilangkan ekspresi kagum.

"Kamu perempuan tersesat yang dibawa pulang oleh Chanyeol."

"Ah, iya. Aku tersesat karna tidak bisa mengingat jalan dengan baik," jawabnya dengan senyum yang mengulum.

"Tidak masalah. Untuk sementara tinggallah bersama kami. Nanti kita cari jalan keluarnya bersama," saran Yoora dengan sangat bijak.

Selain beruntung karena bisa tergapai apa yang diinginkannya, kali ini Emlyn merasa beruntung dipertemukan dengan orang-orang baik saat dirinya sedang tertimpa kemalangan. Beruntung ia tidak bertemu dengan orang jahat yang bisa menyakitinya kapan saja. Ia percaya, Tuhannya akan menyelamatkannya kapan saja.

Sedang berbincang dengan Yoora, Chanyeol kembali dengan sebuah paper bag. Ia menyerahkan paper bag itu untuk Emlyn. Dengan sedikit ragu, Emlyn mengambilnya dan melihat apa yang ada di dalamnya. Matanya membola, ia benar-benar tidak percaya dengan apa yang dilihat sekarang. Chanyeol terengah-engah setelah berlari hanya untuk membawakannya ini.

"Kamu seorang muslim, tentu kamu harus menjalankan ibadah sesuai agamamu. Aku mencari di internet, apa yang kalian gunakan untuk ibadah. Dan aku menemukannya, namanya mukenah. Selebihnya, aku membelikan pakaian yang sesuai untuk perempuan Islam sepertimu, meski aku tidak tahu apakah ukurannya sesuai. Semoga kamu bisa menggunakannya untuk sementara saat tinggal bersama kami," jabar Chanyeol masih dengan napas yang belum terkontrol.

Hal ini membuat Emlynsemakin berdecak kagum. Meski agama mereka berbeda, Chanyeol menghargai itu,bahkan membantunya tetap bisa beribadah. Iya, untuknya—perempuan yang tidakdikenalnya.

Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang