Hujan mulai turun dengan air yang tidak begitu deras, di dalam hujan yang menyelimuti pagi hari ini Anne seperti biasa bangun dan mulai sarapan pagi.
Jika Anne, gadis cantik dengan rambut yang di kuncir ini memulai paginya dengan sarapan, bagaimana dengan Liam?. Liam memulai paginya dengan duduk di sofa di dekat jendela menatapi rintik air yang hinggap di jendela kamarnya.
Dahinya sudah mengerut sejak tadi, ia sedang berpikir keras tentang Lucy. Perkataan Lucy membuat Liam hampir tidak tidur tadi malam.
"Apa yang harus kulakukan?" Gumam nya, ia bingung akan memilih untuk diam saja pura pura tidak tahu ia telah mengatakan bahwa ia memiliki perasaan terhadap Lucy atau ia akan terus berbicara tentang perasaan nya terhadap Lucy?.
Pilihan pertama tidak terlalu jantan untuk nya pikir Liam. tetapi jika ia memilih pilihan kedua apakah hal tersebut akan membuat Lucy merasa tidak nyaman?.
Pikiran tentang Lucy selalu menghantuinya dari pada "itu" terus menghantuinya ia pun beranjak dan pergi keluar untuk sarapan.
"Pagi, Liam." Sapa Anne dan Alice.
"Pagi." Singkat Liam.
"Tumben kau murung, Ada masalah? Atau makanannya tidak enak?" Ucap Alice khawatir makanannya tidak enak karena sarapan pagi ini dia yang buat.
"Enak," Jawab Liam.
Alice sedikit memiringkan badannya ke samping, Dan tiba lah bisikan Alice bergemuruh di telinga Anne.
"Menurut mu dia kenapa?" Tanya Alice.
Anne yang tadinya fokus ke piring nya lalu melihat sekilas Liam dan kembali fokus pada makanan nya, "putus cinta, mungkin" Jawab Anne
"Dengan siapa?" Lanjut Alice.
"Mana ku tahu. tanya sendiri sana, Jangan mengusik pagi ku yang damai ini karena adik mu yang 'mungkin' sedang patah hati" Ketus Anne, tak rela pagi hari yang di selimuti hujan ini hancur.
Alice kembali meluruskan posisi duduknya dan mulai makan.
Selesai sarapan Ayah Anne telah pergi bekerja lebih dulu di banding Alice dan beberapa menit kemudian barulah Alice ikut pergi. Jika Ayah dan Alice telah pergi kini Anne juga ingin hendak pergi, ia ingin pergi ke kamar dan berniat ingin kembali tidur.
Tetapi hal ini tak langsung ia lakukan akibat ketukkan dari pintu, ia pergi kearah ketukkan itu dan di bukalah pintu itu.
"Alice kalau ada barang yang ketinggalan jangan mengetuk pintu, yang repot membukakan pintu juga ak-..." Ucapan Anne terputus lantaran yang berada di balik pintu bukan Alice melainkan Edmund di sampingnya ada Lucy.
Mata Anne melotot beberapa detik saat Edmund dan dia saling bertatapan. Ia menutup pintu itu sedikit membanting nya, lalu ia berlari ke arah wastafel membilas muka nya dan sedikit berkaca takut ada yang lengket di sela sela giginya.
Lalu berlari lagi menuju pintu dan membukanya lagi, "hai Lucy, Edmund. Pagi ini hujan ya.. tidak seperti biasanya cerah," Perkataan Anne bohong padahal ia sangat suka hujan ini!, Ia sangat bersemangat menyambut hujan yang datang pagi ini. Karena apa? Ia ingin tidur, Tidur di pagi hari dengan hujan dan dingin yang khas juga di selimuti oleh selimut yang tebal betapa nikmatnya hal itu. Itu lah niatnya, selalu!.
Tetapi pikiran dan niatnya tertunda pada pagi ini lantas kekasihnya dan juga calon adik ipar datang ke rumah
"Iya kau benar, dan lantas kenapa kau menutup pintunya tadi?" Tanya Lucy bingung.
"Liam tadi memanggil ku... Liam! Kemari lihat siapa yang datang" teriak Anne.
Liam bergegas keluar karena suara yang memanggil nya dari luar, dia berjalan kearah pintu masuk dan terkejut melihat siapa yang datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙈𝙔 𝙆𝙄𝙉𝙂 -ᴇᴅᴍᴜɴᴅ ᴘᴇᴠᴇɴsɪᴇ
Fantasy[𝗈𝗇 𝗀𝗈𝗂𝗇𝗀] ❝𝘈𝘵 𝘧𝘪𝘳𝘴𝘵 𝘐 𝘥𝘪𝘥𝘯'𝘵 𝘣𝘦𝘭𝘪𝘦𝘷𝘦 𝘪𝘯 𝘵𝘳𝘶𝘦 𝘭𝘰𝘷𝘦, 𝘶𝘯𝘵𝘪𝘭 𝘐 𝘧𝘪𝘯𝘢𝘭𝘭𝘺 𝘮𝘦𝘵 𝘺𝘰𝘶❞ ,____,_____,_____,_____,_____,____,___, by /𝗮𝘇𝘇𝗵𝗹𝘂𝗲, 𝟮𝟬𝟮𝟭 • written in bahasa • baku • Edmund × OC! (Sem...