Satu bulan berlalu, masa masa tingkat akhir sangatlah menegangkan karena di bulan ini mereka di landa ujian yang sangat sangat memusingkan.
Dan setelah ujian ini telah selesai mereka akan segera lulus dan akan memulai mimpi mereka masing-masing
Jadwal ujian hari ini adalah ujian matematika dengan tingkat kesulitannya yang tidak terbatas bahkan beberapa murid ada yang hampir menangis karena ujian matematika hari ini.
"Anne.."
"Anne..."
"Anne!" Bisik Liam dari bangkunya.
Anne menaikkan ke dua alisnya sebagai tanda jawaban untuk panggilan Liam, matanya tetap fokus pada lembaran soal matematika nya.
Walau kesal dengan jawaban dari Anne tapi Liam tetap mencoba untuk bersabar, "Dari nomor satu sampai dua lima apa isi jawabannya?" Tanya Liam dengan senyum yang di paksakan.
Anne menghela napas dan lalu merobek secarik kertas lalu menulis setelah itu memberi Liam kertas tersebut tanpa di ketahui oleh guru yang mengawas.
Liam tampak senang sampai dimana mulut Liam terperangah akibat saking kagetnya akibat isi dari tulisan Anne.
"Makanya belajar bodoh!, Seenaknya saja kau meminta jawaban dari nomor satu sampai nomor dua puluh lima? Sudah gila ya?. Lagi pula sedari tadi aku baru menyelesaikan sampai nomor tiga! Itupun aku mengarang jawaban nya".
"Memang nya bisa ya mengarang jawaban matematika?" Tanya Liam polos
"Bisa asalkan kau pakai otakku, otakku kan jenius" jawab Anne sombong.
Tiba tiba dari belakang, kepala Anne di pukul dengan buku. Anne sangat ingin mengumpat tapi sayang nya yang memukulnya adalah guru yang mengawas, Anne pun hanya mengelus kepalanya dan diam tidak ingin mengeluh.
"Miss Jameson, sekali lagi kau berisik kau akan terkena detensi dan kau akan mengulang kembali ujian matematika," ucap guru itu
Anne hanya mengangguk dan menatap sinis ke arah Liam.
_____________________
Tidak terhitung hari lagi mereka akan segera lulus kecuali dengan Lucy.
"Duh, sebentar lagi kita akan lulus. Aku tidak bisa melihat wanitaku lagi..." Rengek Liam sambil mengelus punggung tangan Lucy.
"Aku akan sangat merindukanmu.." ucap Lucy mengiyakan.
Edmund yang tadinya di sebelah Anne sedikit berpindah ke dekat Liam,
"Jangan lebay. Lucy mempunyai banyak teman Apalagi teman laki-laki, dia akan lebih mudah untuk cepat melupakan mu!" Ucap Edmund sambil tertawa mengisengi sepupu kekasihnya.
"Shut up!" Ucap Liam mengejar Edmund berniat untuk memukul nya, bukannya Edmund yang di pukul Liam malah sebaliknya Liam yang dipukul Edmund
"Lucy...! Dia memukul ku" rengek Liam seperti anak kecil pada Lucy.
Liam di peluk oleh Lucy sambil di tepuk pelan punggung nya, lalu Liam menatap Edmund dengan tatapan yang seperti mengatakan "lihat aku, begini bisa tidak?"
Melihat itu Edmund melihat ke arah Anne dan menyandarkan kepalanya di atas bahu Anne.
Anne pun mengelus ngelus rambut Edmund, Edmund mengayunkan jari telunjuknya ke arah pipinya lalu Anne mengecup pipi yang ditunjuk itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙈𝙔 𝙆𝙄𝙉𝙂 -ᴇᴅᴍᴜɴᴅ ᴘᴇᴠᴇɴsɪᴇ
Fantasy[𝗈𝗇 𝗀𝗈𝗂𝗇𝗀] ❝𝘈𝘵 𝘧𝘪𝘳𝘴𝘵 𝘐 𝘥𝘪𝘥𝘯'𝘵 𝘣𝘦𝘭𝘪𝘦𝘷𝘦 𝘪𝘯 𝘵𝘳𝘶𝘦 𝘭𝘰𝘷𝘦, 𝘶𝘯𝘵𝘪𝘭 𝘐 𝘧𝘪𝘯𝘢𝘭𝘭𝘺 𝘮𝘦𝘵 𝘺𝘰𝘶❞ ,____,_____,_____,_____,_____,____,___, by /𝗮𝘇𝘇𝗵𝗹𝘂𝗲, 𝟮𝟬𝟮𝟭 • written in bahasa • baku • Edmund × OC! (Sem...