perjodohan

786 20 0
                                    

Yong in berlari lari kecil menuju kamarnya.percakapan baginda raja dan ibu permaisuri membuat sesuatu dalam dirinya menghangat.dia tersenyum membayangkan kembali percakapan yang secara tidak sengaja didengarnya tersebut

"Ratu bukankah yong in sudah waktunya menikah"

"Baginda,tapi aku belum siap melepasnya.dia tetaplah yong in kecilku"

"Ayolahhhhh ...Pangeran charles akan bisa menjaganya ratu"

Telinga yong in menghangat..bayangan pada pangeran charles berkelebat pada 2 tahun yang lalu..saat itu kompetisi memanah antar putra dan putri kerajaan.pangeran charles sosok pemuda berusia sekitar 22 tahun.berperawakan tinggi dengan kulit putih.wajah yang tampan dan murah senyum..dan banyak banyolan pada tiap kata katanya.

"Aaah...aku pasti bahagia dengan pangeran charles".bisik hati yong in.tanpa ia sadari bibirnya melengkung membentuk senyuman

"Putri yong in..."

Yong in menoleh pada suara dayang yang memanggilnya barusan

"Iya ana..."

"Kenapa senyum senyum begitu???"

Ana adalah dayang yang merawat yong in dari bayi.maka dari itu tiada kecanggungan antar keduanya

"Ehmmm..aku bahagia ana.."

"Bahagia....??"ulang ana.yong in mengangguk

"Baginda telah menentukan hari pernikahanku.."kata yong in menyerupai gumaman

"Aahhh selamat putri...siapakah pangeran yang beruntung itu..???"suara ana meledak.membuat yong in langsung membungkam mulutnya

"Pelankan suaramu ana..bahkan baginda belum mengatakan langsung padaku"

Ana tersenyum geli.setengah berpisik dia berkata lagi

"Siapa dia putri...?"

Dengan tersenyum malu yong in berucap

"Pangeran charles dari kerajaan madora"ana mengeryit.kemudian senyum tulus menghiasi bibirnya

"Selamat putri yong in..aku yakin dengan banyolan banyolan pangeran charles.hidupmu akan semakin berwarna"

"Kau juga beranggapan sama denganku ana.dia sangat lucu.."

Ana mengusap lembut lengan yong in

"Menurutmu aku harus merawat tubuhku ana"

"Putri sudah sangat cantik..putri mewarisi kecantikan alami putri yong nia"

Yong in tersenyum

"Benarkah ana..tp aku sangat iri sekali terhadap putri mauret dan putri lizian..mereka sangat sempurna.".yong in terdiam sejenak.membayangkan kedua saudaranya.putri mauret gadis yang sangat anggun..berambut pirang.mata lebar dengan bulu mata lentik menghiasi wajahnya sedangkan putri lizian tak jauh beda dengan putri mauret..kulitnya yang putih pucat dengan bibir tipis merah muda dan rambut pirangnya yang menyerupai mauret menggambarkan dengan jelas kalau kedua gadis itu adalah duplikat ratu roxane..

"Putri..aku tau apa yang dalam pikiranmu.bagaimanapun dirimu..kau adalah keturunan raja zion..ana menghela napas..lagipula ratu roxane juga menyayangimu seperti putri mauret maupun putri lizian.."

"Tapi aku berbeda ana..oohh ayolah..lihatlah kulit coklatku.mataku yang hanya berupa garis lurus.rambut hitamku dan kau tau jika aku berdiri dibelakang mauret ataupun lizian..tak ada satupun yang dapat melihatku"

"Putri..."

"Yah ya ya ana..aku tahu apa yang akan kau katakan..sudah ribuan kali aku mendengarnya..itu karena ibuku berasal dari belahan bumi asia kan..itulah sebabnya aku berbeda.."

Ana tersenyum.memandangi putri kecil yang telah diasuhnya hampir 20 tahun ini.yah sejak putri yong nia meninggal analah yang mengasuh yong in.putri yong nia adalah selir raja zion..dia adala tawanan perang dari negeri nun jauh disana..tawanan yang seharusnya menjadi budak itu dilirik ratu roxane..untuk melahirkan bayi raja zion..raja zion dan ratu roxane menikah hampir 3 tahun.selama pernikahan itu belum juga terdengar tangisan bayi dikerajaan ini..dengan satu paksaan dan rengekan ratu roxane selama hampir 6 bulan..jadilah raja zion mengambil putri yong nia sebagai selir.walaupun berat hati raja zion menyetujui ide gila ratu roxane untuk membuat bayi pancingan bagi dirinya..dan tak butuh waktu lama putri yong nia hamil.dan kabar itu seketika membuat kaki raja zion tak pernah mengunjungi kamarnya lagi.berganti kunjungan ratu roxane..dengan tingkat kebawelan melebihi seorang ibu yang mengetahui anaknya hamil.

Dan ketika yong in lahir ratu roxane lah yang paling berbahagia.dia tak mengijinkan putri yong nia merawat bayinya sendiri kecuali untuk menyusu.ratu roxane menyayangi yong in melebihi dirinya hal itulah yang membuat yong in tidak rewel ketika yong nia akhirnya ditemukan tidak bernyawa karena kerinduannya pada keluarga nun jauh disana tak tersampaikan.

"Ana..ana..temani aku..!!"ana terhenyak dari lamunanya.

"Kemana putri..??"

"Oh ayolah ana..apakah usia telah mulai merusak pendengaranmu.?.bukankah viory tadi mengabarkan kalau. Raja dan ratu ingin berbicara denganku"

"Oh benarkah putri..aku benar benar tidak menyadarinya"

"Ck..kau ini.."

---+++++++---

"Yong in sayang..kau mau kan menikah dengan pangeran dari madora itu"

Yong in mengulum senyum ratu memasang wajah puppy eyesnya

"Yong in pasti mau ratu.!!!".teriak mauret.."karena dia sangat menyayangimu."

Yong in mengernyit..

"Yong in negara ini sangat membutuhkanmu..kau tahu madora penghasil beras terbesar.dan kita membutuhkan impor dari mereka.untuk memenuhi kebutuhan rakyat.".suara lizian berharap

"Kau tahu kan usia kami terlalu muda untuk menjalin kerjasama ini.".yong in tersenyum tertahan.kedua saudaranya berusaha mempengaruhi otaknya

"Tenanglah ayah.bunda.mauret dan lizian..aku pasti mengemban tugas besar ini"

Kata kata yong in barusan seperti air segar yg ditumpahkan ditengah kekeringan yang melanda..

"Terimakasih yong in"..bisik ratu roxane dengan berkaca kaca

"Ayolah bunda..bukankah aku putrimu juga..jika bunda mengucapkan terimakasih.aku merasa bukan putrimu saat ini"

Yong in mendapat jitakan dari mauret

"Hentikan ucapan konyolmu yong in..kau menyakiti kami."

yong in mengusap kepalanya..memanglah apalagi yang membuat yong in merasa seperti itu.bahkan sejak mauret maupun lizian lahir tetaplah yong in yang menjadi prioritas ratu roxane.

putri yong inTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang