Chap 20

14.8K 1.1K 75
                                    

Happy Reading
.....










Suasana kelas begitu ricuh karena tidak ada guru yang mengajar di kelas, di saat semua sedang sibuk berbincang, bergosip, bermain handphone, berbeda dengan Yangyang. Lelaki manis itu hanya diam menatap ke luar jendela dengan sendu. Ia merindukan malaikat kecil nya, ia rindu memeluk tubuh kecil anak cantik itu, rindu suara tawa bayi imut itu, Yangyang merindukan Xuyang. Sudah dua hari dirinya tidak bertemu Xuyang, itu karena, Kun yang juga tidak mengajar di sekolah, Kun di minta ibunya mengurus perusahaan untuk sementara. Yangyang juga tidak bertemu Kun tentu saja, dan jujur dia rindu.

"Yang, udah beli istirahat nih, kantin yuk!" ajak Jaemin.

Yangyang menggeleng, ia tidak ingin makan apapun, ia tidak ingin melakukan apapun selain menemui bayi kecil nya.

"Kenapa sih lo? gara gara Pak Kun gak ngajar lo murung, lo beneran suka ya sama dia?" tanya Haechan.

"Enggak" jawab Yangyang.

"Udahlah Yang, emang kenapa sih? lo ada masalah apa? cerita sama kita" kata Jaemin.

Yangyang memberikan senyum kecilnya, lalu menggeleng. "Gw gak papa, cuma males aja ngapa ngapain"

"Ya udah, lo mau nitip gak? kita mau ke kantin nih" tanya Renjun.

"Gak deh" jawab Yangyang.

"Oke, bye Yangyang-ie" ucap ketiga uke manis itu sambil berjalan meninggalkan kelas.

Jeno mengikuti mereka dari belakang, tapi ia sempat berbalik untuk melihat Yangyang lalu tersenyum kecil.

Di kantin sangat ramai oleh murid murid dari kelas 10 sampai 12, padahal sudah ada 2 kantin di sekolah iniini tapi tetap saja selalu penuh.

"Oy sini!!" teriak Mark ketika melihat kekasih nya dan adik nya memasuki kantin.

"Yangyang mana?" tanya Hendery.

"Gak mau ke kantin, dari kemarin murung anaknya" jawab Haechan sambil duduk.

"Lah murung kenapa?" bingung Mark, setahunnya Yangyang itu anak yang jahil nya 11 12 sama pacarnya, dan anti galau galau kleb, intinya yang sedih sedih itu anti.

"Lah mana kita tahu, di tanya cuma senyum sambil bilang gak papa, kek bukan Yangyang" kata Haechan.

"Dia kek gitu tuh sejak Pak Kun gak ngajar, kek bocah patah hati" kata Renjun.

"Wih, seleranya Yangyang tinggi bener dah, sekelas Pak Kun" sahut Dejun.

"Jen, daddy lo ngajar gak hari ini?" tanya Dejun.

"Gak, Daddy di kantor" jawab Jeno.

Dejun mengangguk mengerti. Mereka pun memesan makanan karena itu tujuan mereka ke kantin.




***





Jam pulang sekolah tiba, Jeno mengemasi buku buku nya lalu di masukan kedalam tas, semua sudah pulang tinggal dirinya yang belum karena sebelumnya dia membantu guru terlebih dahulu.

"Mending ini gw taruh di loker dulu" gumam Jeno.

Jeno membawa buku paket miliknya menuju loker miliknya yang berada di ujung lorong lantai kelasnya. Memang semua loker di tempatkan di sana, untuk kelas kelas di lantai itu. Setelah selesai dengan bukunya, Jeno pun akan turun lewat tangga di sebelah nya, tapi sebuah suara menghentikan nya.

"Ngghhh verrhhh"

Desahan dengan suara yang tidak asing masuk ke dalam indra pendengaran nya, ia mencoba menampik dugaannya terhadap suara siapa itu. Jeno mendekati sebuah pintu yang dimana merupakan pintu gudang, setiap tingkatkan memiliki gudang kecil di lantai gedung, karena agar tidak tertukar dengan barang milik kelas lain, makanya di buatkan gudang kecil menaruh barang seperti peralatan olahraga, praktik dan sebagai nya.

Daddy S1 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang