Bagian 2

2.1K 451 138
                                    

"Kak Satya!"

Satya yang hendak memberikan helm cadangan pada Yumna mengurungkan niatnya. Yumna melirik Satya sebelum bertatapan dengan seorang siswi yang sepertinya adalah adik kelas mereka.

"Kenapa, Lan?" tanya Satya begitu Wulan berdiri di samping motornya. Berada disisi yang berbeda dengan dimana Yumna berdiri.

"Boleh nebeng?"

"Bukannya lo tadi pagi bilang balik telat?"

"Baru inget sama mama disuruh langsung pulang," jelas Wulan. Mata besarnya menatap Yumna yang berdiri disamping kiri Satya. Ia sedikit membuka mulut, "Eh, Kak Yumna ya?"

Yumna tersenyum sambil mengangguk. Sejujurnya ia tidak kenal dengan adik kelas di hadapannya, apalagi ini hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang kenaikan kelas.

Satya menjelaskan pada Wulan jika dirinya sudah ada janji bersama Yumna. Namun, melihat wajah Wulan yang berubah menjadi sedih membuatnya berpikir untuk mengalah dan membiarkan adik kelasnya itu pulang bersama Satya.

"Ihh, jangan Kak. Ini aku kesel aja sama kak Satya." Wulan menatap Yumna tidak enak. Ia merasa bersalah karena merengek seperti tadi pada Satya.

"Udah gapapa, kok! Kasian kamu kalau pulang sendiri," balas Yumna.

"Lo?" tanya Satya pada Yumna.

"Apanya?"

"Ya, lo. Lo gak kasian sama diri sendiri?"

Yumna memutar bola mata. Memangnya apa yang harus dikasihani dari pulang sekolah menggunakan angkutan umum? Laki-laki di hadapannya memang benar-benar tidak bisa di tebak.

Bahkan sebelumnya ia dibuat terkejut karena Satya tiba-tiba menarik lengannya menuju parkiran agar bisa pulang bersama.

"Udah sana balik!"




































"Mau masuk dulu, kak?"

"Gak usah," jawab Satya sembari menerima helm yang disodorkan Wulan.

Wulan menatap sepatunya. Entah mengapa ia merasa tidak berani menatap laki-laki yang menjadi tetangganya selama 10 tahun terakhir itu. Meskipun orang tua mereka selalu mengatakan dirinua dengan Satya seperti saudara kandung, ia tidak begitu senang dengan ucapan mereka.

"Besok aku berangkat sama mama aja," ucap Wulan.

Satya mendengus, tangannya terangkat untuk mengusap rambut panjang Wulan dengan lembut. "Maaf. Gue lagi agak badmood. Besok berangkat tetep sama gue ya."

Wulan mengangguk dengan sedikit memaksakan senyuman. Ia melambaikan tangan begitu Satya dengan motornya masuk ke dalam rumah yang berada di sebrang rumahnya.











































HAIKAL GANTENG (4)
Anda, Caca, Haikal, Rury

Udh gila y lo pd?

Caca
Najis bgt nama grupnya

Haikal
Apa slh mencantumkan fakta

Ngapain sih ni org gabung
sama cewe cewe

Rury
Gpnya tmn psti huu

Haikal
Yum, lo balik sm satya jadi?

Nggak

[HIATUS] Satu Empat TigaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang