Bab 10. Delima Koma

73 61 22
                                    

Delima Koma
.
.

Kak, bangun, ayok bangun. Aku janji, kalau kakak bangun, aku bakal traktir kakak sepuasnya. Kakak tega ninggalin aku? Kakak kapan sadar dari koma? Aku rindu, sangat merindukan kakak. Cepatlah bangun, aku ingin menceritakan semua hal kepadamu, kakakku tersayang.
-Delisa

--------------------------------------


"Kak, bertahanlah. TOLONG, TOLONG," ujar Delisa sambil berteriak meminta tolong. Tak ada satupun yang mau menolongnya.

"TOLONG, TOLONGIN KAKAK SAYA," teriak Delisa sekali lagi. Hingga tiba seorang bapak bapak serta ibu ibu yang menghampirinya.

"Astaga. Ayok pak, kita bawa anak ini ke rumah sakit," ucap salah satu ibu ibu disitu.

Salah satu bapak menggendong Delima. Dan warga yang lainnya sedang menunggu dijalan untuk mencari bantuan. Para ibu ibu serta para bapak bapak berlalu lalang, untuk menghentikan mobil yang lewat disana.

Tanpa disadari mereka, mobil yang tadi menabrak Delima. Pergi begitu saja, tanpa pertanggungjawaban.

Delisa hanya menangis didekapan ibu paruh baya. Untung lah ada orang yang mau berhenti dan menolong mereka. Semua orang disitu panik, dan untungnya ada yang menelpon ambulan.

Beberapa menit kemudian, ambulan pun datang. Dan menghampiri kerumunan itu. Ada dua perawat RS keluar dan membawa brankar rumah sakit.

Dan menggendong serta menidurkan Delima di brankar itu. Delima pun dimasukkan ke dalam mobil ambulan. Delisa ikut masuk didalamnya menemani sang kakak.

Setelah sampai dirumah sakit, Delima langsung dibawa ke UGD dan sedang diperiksa didalam.

Delisa menatap kearah ruang UGD itu dengan cemas, khawatir, dan panik yang menjadi satu. Ia takut terjadi sesuatu kepada kakaknya.

Jam menunjuk pukul 12 tepat. Tetapi, dokter tidak keluar keluar, Delisa semakin cemas. Delisa lalu berniat untuk ke kamar mandi dulu dan beristirahat sebentar.

Delisa lalu berjalan kearah kamar mandi dan masuk ke dalamnya. Setelah selesai ke kamar mandi, Delisa keluar dan berjalan ke tempat ruangan kecil didalam rumah sakit.

Delisa masuk ke ruangan itu. Lalu ia terduduk lemas. Sesaat kemudian, Lalu Delisa memejamkan mata nya. Lalu Delisa berdoa untuk kesembuhan kakaknya, Delima. Didalam doa, Delisa menangis, air matanya mengucur deras kebawah.

Beberapa menit setelah selesai menangis, tanpa disadari Delisa tertidur di ruangan itu. Saat beberapa menit tertidur, ia mendengar samar samar suara ayah, bunda, serta neneknya. Dan ia pun terbangun.

Setelah selesai merapihkan bajunya yang berantakan. Delisa berdiri dan berjalan keluar meninggalkan ruangankecil itu. Saat berjalan menuju ruang UGD, Delisa melihat ayah, bunda serta neneknya sudah ada disana.

Delisa berjalan dekat semakin dekat. Lalu ia memanggil mereka bertiga.

"Ayah, bunda, nenek," panggil Delisa. Sontak ketiga orang itu lalu menoleh dan menatap Delisa.

neneknya lalu mendekati Delisa. dan...

"Plakk" sang nenek malah menampar Delisa dengan kencang. Sampai darah keluar dari pipi cantiknya. Ayah serta bundanya menatap kaget, dengan apa yang terjadi.

"n-nenek," ucap Delisa terbata. Delisa bisa merasakan kalau neneknya sangat marah padanya.

"Jangan panggil saya nenek. Saya bukan nenekmu, cucu saya hanya Delima! Gara gara kamu, Delima kecelakaan. Kamu memang pembawa sial!. Dasar anak penyakitan!" bentak sang nenek sampai membuat Delisa terkejut.

Dělísa On - Going (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang