Bab 17. Keseriusan Arka

64 35 106
                                    

Keseriusan Arka
.
.

WARNING!!!

DI CHAPTER INI, AKAN DIPENUHI OLEH KEBUCINAN ARKA, DAN KEROMANTISAN ARKA & DELISA. JADI BAGI PARA JOMBLOWAN & JOMBLOWATI (TERMASUK AUTHOR) DIMOHON UNTUK TIDAK MENGIRI (YANG PUNYA PACAR, MINTA KE PACARNYA AJA YA:') MUEHEHEHE.

.
.

Aku bukan wanita yang cocok untukmu. Aku hanya wanita cacat dan penyakitan. Carilah wanita yang cocok denganmu. Wanita yang normal dan sehat, bukan penyakitan macam diriku. Sampai kapanpun, derajat dan status kita berbeda jauh.
-Delisa

Tidak ada wanita yang membuatku tertarik, selain dirimu. Tidak ada wanita yang membuatku tidak bisa menahan diri, selain dirimu. Dan tidak ada wanita yang sangat aku cintai, selain dirimu. Jadi berhentilah untuk menyuruhku, mencari wanita lain
-Arka

---------------------------------------------

"Sedari tadi? Sudah lama dong berarti?" Sang bunda terkejut. Ia tak menyangka ternyata sudah selama ini dirinya dan sang suami mengobrol dibawah. Sampai tak menyadari kalau teman teman Delisa, bahkan keponakannya sudah sedari tadi disini.

"Iya bun. Mungkin bunda sama ayah ngobrolnya kelamaan," celetuk Delisa jujur.

"Iya juga,"

"Kalian sudah pada makan belum?" Ayahnya yang sedari tadi diam, akhirnya mengeluarkan suara juga. Semuanya menggeleng, menandakan kalau mereka belum pada makan, kecuali Delisa dan Arka.

"Kalau belum, mari makan bersama kami," ajak sang ayah, ketika tahu yang lainnya belum pada makan. Bundanya mengangguk tanda setuju.

Mereka semua saling melirik satu sama lain, lalu kemudian mengangguk bersama.

"Yasudah, ayok ke kantin," ajak sang bunda sambil tersenyum. Bunda serta ayah Delisa hendak pergi menuju kantin, yang di ikuti oleh Aaron, Arjuna, Kaila, Javier, Kiara, Raden, Acha, Dafka dan juga Rangga.

Tiba tiba, Arjuna terhenti yang membuat bunda, ayah serta semuanya ikutan terhenti.

Arjuna berbalik dan menatap kearah Delisa juga Arka. "Kalian gak ikut makan?" tanya Arjuna kepada kedua orang itu.

Ketika mendengar suara Arjuna. Arka dan Delisa pun menengok kearah suara itu. Arka dan Delisa sontak menggeleng bersama.

Melihat Arka dan Delisa yang kompak menggeleng, membuat teman teman mereka menahan geli. Awalnya mereka ingin menggoda namun tidak jadi, karena mendapat tatapan horror dari Arka.

Setelah itu mereka pergi menuju kearah kantin, dan meninggalkan Delisa berdua dengan Arka, di kamar inap Delima. Arka kemudian menoleh kearah Delisa.

"Lo tadi kenapa? Punggung lo sakit?" tanya Arka khawatir. Sedari tadi ia ingin menanyakan ini, namun saat melihat Delisa berbohong. Ia tahu kalau Delisa berbohong, supaya tidak ada orang yang khawatir padanya.

"Gua gak papa, Ka. Punggung gua juga gak sakit, itu cuma kebentur tembok aja," jawab Delisa dengan alibinya.

Delisa memberi alasan yang tepat, supaya Arka tidak khawatir lagi dengannya. Takutnya nanti malah ketahuan, kalau itu luka cambukan, bukan luka benturan.

Dělísa On - Going (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang