Bab 18. Bersekolah

45 22 54
                                    

Bersekolah
.
.
.

Semoga hari ini, menjadi hari yang baik. Dan tidak ada penderitaan, bagiku lagi. Sama seperti hari hari sebelumnya.
-Delisa

---------------------------------------------


"Gak usah om, Delisa gapapa kok" elak Delisa.

Dokter Reyhan menghela nafas panjang, keponakannya ini keras kepala sama seperti bundanya. "Delisa, sesekali kamu boleh bilang, kalau kamu tidak sedang baik baik saja. Jangan berpura pura kuat, sesekali kamu juga boleh terlihat lemah, dimata orang lain,".

"Tapi om, Delisa memang baik baik saja,"

"Aish, kamu itu 11 12 dengan bundamu, sama sama keras kepala. Kali ini, dengarkan perkataan om, jangan membantah apalagi mengelak oke? Pokoknya kalau kamu berpura pura seperti itu lagi, om akan marah padamu," Dokter Reyhan berkata sambil mengancam, karena hanya ini satu satunya yang membuat Delisa menurut padanya.

Ia hanya tak ingin keponakannya terus menerus berpura pura kuat didepan semua orang. Ia ingin keponakannya dapat merasakan kebahagiaan, seperti gadis gadis lainnya.

"Huftt... Baiklah om. Oh iya om, Delisa balik ke tempat itu ya, takutnya Arka menunggu kelamaan," Delisa pamit kepada omnya sambil keluar meninggalkan ruangan itu.

.
.
.

Disisi lain, Arka sedang menunggu Delisa yang sedang mengobrol secara pribadi dengan omnya.

Tetapi, Arka masih memikirkan tentang obat tidur tadi. Apa maksudnya omnya berkata seperti itu? Apa jangan jangan Delisa sering mengonsumsi obat tidur? Tapi mengonsumsi obat tidur terlalu sering, bisa membahayakan tubuh.

Arka melamun sampai tak menyadari kalau Delisa berjalan mendekat kearahnya. Saat sudah dekat, Delisa menepuk bahu Arka pelan, yang membuat Arka mendongakkan kepalanya.

"Delisa? Sudah selesai?" tanya Arka.

Delisa tak menjawab, tapi ia mengangguk sebagai jawaban. "Maaf ya, udah buat lo nunggu, pasti lama ya?".

"Engga kok, engga lama," Arka menggeleng pelan. "Karena, gue bakal selalu nunggu lo, mau seberapa lama pun" lanjut Arka dalam hati, ia tak mau mengucapkan itu secara langsung.

"Mereka masih lama ya?" Delisa bertanya sambil duduk di kursi rumah sakit. Arka hanya mengangkat bahunya, tanda tak tahu.

Delisa dan Arka mengobrol, tentang hal apapun, mereka obrolkan. Tetapi, Arka sepertinya lupa tentang itu. Ia lupa untuk menanyakan soal obat tidur itu kepada Delisa.

.
.
.

Tak terasa mereka mengobrol, waktu cepat sekali berlalu. Mereka masih mengobrol bahkan tak menyadari kalau bunda, ayah serta teman temannya sedang berjalan kearah mereka.

"Arka!" panggil seseorang yang membuat Delisa & Arka pun menghentikan pembicaraan mereka, dan menoleh kearah suara itu.

Delisa & Arka melihat bunda, ayah serta teman temannya berjalan mendekati mereka. Mungkin makan makannya sudah selesai. Pikir mereka berdua

Raden menepuk bahu Arka pelan. "Hei, bro, lo nungguin kita disini?".

"Iya lah, kalian lama amat makannya,"

"Hehehe.... Maaf maaf, tadi ngobrol dulu tuh dikantin,"

"Dihh, enak banget ngobrol ngobrol. Gue sama Delisa mah capek nungguin," cibir Arka.

Dělísa On - Going (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang