Bab 12. Delisa Gadis Yang Ku Cari?

84 57 41
                                    

Delisa gadis yang ku cari?
.
.

Delisa? Satu kata, tapi cukup membuatku berdebar. Delisa, gadis yang selama ini ku cari, gadis yang sangat ku cintai dan gadis yang akan menjadi calon pendamping hidupku. Mungkin nama Delisa memang banyak, tetapi mungkin saja diantara semua gadis yang bernama Delisa, adalah gadis yang aku cintai. Semoga saja, kalau memang kita dijodohkan, kita pasti akan bertemu lagi.
-Arka

--------------------------------------


"Gue gak percaya, mana mungkin seorang pria tertampan seantero, suka sama gadis buruk rupa kayak gue," cibir Delisa.

"Ck, Ngeyel banget lo gue bilangin nya," balas Arka.

"Ya kan gue gak percaya Arka," timpal Delisa.

"Secara lo kan--" ucapan Delisa terpotong karena mulut Arka sudah membungkam mulut nya. Delisa terdiam seketika.

Arka mencium nya secara tiba tiba. Delisa tidak menyangka, Arka, cowok tertampan disekolahnya itu menciumnya. Mungkin kalau gadis lain, yang berada diposisi Delisa, pasti akan berjingkrak senang. Tetapi tidak dengan Delisa.

Delisa berusaha memberontak untuk lepas dari Arka, namun apalah daya. Tenaga Arka lebih besar dibandingkan dengan diri nya. Njim, nih cowo, tenaganya besar juga pikir Delisa.

Delisa hampir menyerah dan hampir terbuai dengan ciuman Arka. Tetapi Delisa tetap berusaha sadar untuk tidak terbuai.

Akhir nya Delisa mempunyai ide di otaknya. Lalu Delisa menggigit bibir bawah Arka dengan sangat keras. Sampai darah keluar dari bibir Arka.

"Anjir, sakit bego," umpat Arka saat bibir bawah nya digigit keras oleh Delisa.

"Heh! Lo ya!" ucap Delisa dengan geram.

"Apa? Gue tampan? Iya gue tau gue tampan, lo gak bilang juga gue sudah tau," balas Arka dengan pede. Seperti nya virus pede Dafka menular ke Arka.

"Idih pede, songong lo. Mentang mentang ganteng," timpal Delisa secara tak sadar. Lalu ia mulai menutup mulut nya saat tahu, tadi ia membenarkan kalau Arka memang lah sangat tampan.

"Ciee ngaku ciee. Bilang aja kalau gue tampan, gak usah malu malu," ujar Arka sambil menggoda Delisa. Arka merasa bahwa Delisa itu galak namun, menggemaskan di matanya.

"Arka! Ihh ngeselin lo," balas Delisa dengan geram. Ia geram karena Arka selalu menggodanya. Lalu Delisa memukul mukul dada bidang Arka dengan tangan kecilnya.

Walaupun tangan nya kecil, tapi ia bisa bela diri. Mangkanya Arka terlihat kesakitan saat ia memukul nya.

"Aduh... Aduh... Delisa sakit njim," ujar Arka. Lalu ia menahan tangan Delisa.

Arka merasakan Delisa berusaha untuk melepaskan tangan nya. Dan akhirnya Delisa dan Arka pun saling menatap satu sama lain. Arka menyadari itu lalu berdehem pelan.

"Ehem..." Delisa tersadar saat Arka berdehem. Lalu ia melepaskan tangan nya dan berbalik arah.

Muka nya sudah memerah bak tomat yang matang. Jantung nya berdetak tak beraturan. Delisa berpikir mungkin itu karena rasa malu nya.

Bukan hanya Delisa. Arka pun merasakan juga. Ia merasakan jantung nya berdetak tak beraturan. Padahal selama ini, ia tak pernah merasakan seperti ini dengan gadis lain.

Malah ia bersikap dingin, cuek bahkan tak acuh. Tetapi sekarang, Arka malah merasa menjadi dirinya sendiri. Saat sedang bersama Delisa.

Selama ini memang, Arka hanya dingin kepada orang lain. Tetapi, kepada keluarga serta sahabat nya ia selalu hangat. Dan sekarang, Delisa malah meluluhkan pangeran dingin nan cuek itu.

Dělísa On - Going (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang