Bab 09. Delima Kecelakaan (3)

74 60 22
                                    

Delima kecelakaan part O3
.
.

Rasanya, aku ingin berhenti menjadi ketua kelas. Menjadi ketua dari banyaknya murid itu tidak mudah. Tapi, itu bisa membuat kita belajar, belajar menjadi seorang pemimpin. Supaya suatu hari nanti kita, kita sudah terbiasa dan tidak canggung, saat menjadi pemimpin, apalagi pemimpin keluarga.
-Delisa

--------------------------------------


Saat dikelas. Semua orang langsung duduk di tempat duduk masing masing. Tetapi, mereka tidak melihat keberadaan Arka dkk. Delisa sebagai ketua kelas pun merasa heran. Tidak biasanya Arka dkk seperti ini.

"Arka sama teman temannya kemana?" tanya Delisa kepada cewe didepannya.

"Tidak tau Sa," jawab gadis itu.

"Ohh oke, makasih ya," balas Delisa dengan senyum manisnya.

Setelah itu, kelas menjadi ramai. Karena kedatangan Arka dkk. Ck, kelas jadi rame kedatangan mereka. Padahal mereka bukan artis, gimana coba kalau artis yang datang. Bisa heboh nih kelas gumam Delisa dalam hati.

Lalu Delisa bangkit dan menghampiri Arka dkk. Delisa merasa kesal, Arka sebagai wakil ketua kelas. Tidak pernah tegas kepada teman temannya.

"Darimana aja kalian?" tanya Delisa sambil bersidekap dada.

"𝘔𝘢𝘮𝘱𝘶𝘴" kata Arka dkk didalam hati.

"Ga punya telinga ya? Jawab pertanyaan gw tadi!" ujar Delisa dengan marah.

Raden lalu membisikkan sesuatu ditelinga Arka. Delisa melihat itu dan menyipitkan mata curiga.

"Ka, bantu jawab dong," bisik Raden ditelinga Arka. Arka hanya diam tak bergeming.

Beberapa lama, akhirnya Arka membuka suara. "Kita tadi nungguin si Rangga," jawab Arka dengan santai.

"Nungguin? Lu tau ga, bell masuk udah bunyi! Seharusnya lu call si Rangga," balas Delisa.

"Gw udah suruh Dafka buat call Rangga. Tapi, Rangga ga jawab call nya," balas Arka.

Delisa hanya bisa menghela nafas. Lalu ia menoleh kearah  Rangga. Delisa menatap tajam Rangga. Rangga bisa merasakan hawa menyeramkan didepannya.

Rangga lalu menatap didepannya. Rangga melihat Delisa menatapnya dengan tajam.

"Eh, neng Delisa," ucap Rangga dengan cengegesan.

"Lu terlambat lagi Ga? Gw kan udah bilang, jangan suka datang terlambat!" omel Delisa.

"Ya, maaf Sa," balas Rangga.

"Lu tau gw mulu yang disalahin. Gw selalu disalahin sama guru guru. Kalian berlima emang gabisa ngertiin gw!" lanjut Delisa.

Arka dkk pun menundukkan kepala mereka. Mereka merasa sedang dimarahi oleh ibu mereka.

"Maaf Sa," pinta Arka dkk dengan wajah bersalah.

"Kalau kalian gasuka. Bilang sama guru, terus suruh ganti ketua kelasnya. Gw gamau jadi ketua kelas lagi," timpal Delisa.

"E-eh jangan dong Sa," ujar Dafka dengan cepat.

"Ka, bilang sesuatu dong," pinta Dafka kepada Arka.

"Maaf," ujar Arka.

"Hah, sudahlah. Gw gamau marah marah," ucap Delisa. Lalu jalan menuju ke tempat duduknya.

Saat hendak membalikkan badan. Seseorang memanggilnya dipintu.

"Kak Delisa," ucap seorang gadis dari balik pintu. Delisa lalu membalikkan badan lagi.

Dělísa On - Going (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang