Bab 4.a

948 148 2
                                    


Ketika aku kira aku telah meluluhkan hatimu.

Nana mematung di tempatnya kala kedua temannya mendatanginya, sementara matanya melirik ke arah Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nana mematung di tempatnya kala kedua temannya mendatanginya, sementara matanya melirik ke arah Jeno. Entah ini jahat atau tidak, ia harap Jeno tidak akan melakukan apapun untuk memperlihatkan siapa dirinya di hadapan teman-temannya. Dia sangat belum siap untuk menanggung malu secepat ini.

"Hey, gimana kabar lo, mbak? Dipanggil diam aja? Nggak dengar ya?" Chennie bertanya. Mata gadis itu melirik ke arah Jeno yang kini masih menggandeng tangan Nana.

Sadar dengan tatapan gadis asing itu, Jeno langsung melepas pegangannya di lengan Nana.
"Emh...g-gue...i-iya gue nggak dengar kalian manggil. Oh ya, ngapain kalian di sini?"

"Kita? Oh kita abis ke gedung bank yang ada di sana tuh. Kartu ATM gue hilang, sekalian mbak Tiara juga mau print buku tabungan, jadi yah kita bareng," jelas Chennie.

"Oh ya, ini siapa?" Tiara bertanya selagi menatap Jeno yang kini tertunduk.

Habis sudah Nana, mau tak mau dia harus menjawab pertanyaan itu sekarang juga, karena kedua temannya itu memang sudah kelihatan penasaran sejak pertama mereka mulai menyapa.

"Emh dia..." sebisa mungkin Nana mencari alasan apa yang pantas untuk dikatakannya, tapi ia tak tahu harus mengakui Jeno sebagai apa.
Apakah mungkin saudara? Ah itu tidak mungkin, karena teman-temannya itu kenal semua anggota keluarga besarnya, lantaran sudah nyaris 10 tahun saling mengenal.

Sebagai teman? Tidak itu lebih tidak mungkin lagi. Apalagi kalau mereka tau Jeno bisu.

Tiara menatap curiga pada Jeno yang hanya diam saja tertunduk. Pria itu kelihatan menghindari tatapan dua wanita di hadapannya dengan gelagat yang canggung.

"Dia...sopir lo?" Celetuknya yang secara intuitif malah mendapat anggukan dari Nana. Wanita itu mengangguk dan tersenyum skeptis, ia yakin kalau Jeno saat ini pasti sangat tersinggung. Semoga saja pria itu bisa mengerti keadaannya.

Sedangkan di posisi Jeno, pria itu tampak membungkuk memberi hormat pada kedua gadis di hadapannya yang masih tak menyangka kalau dirinya adalah sopir pribadi Nana.

"Ya ampun, hai mas! Aku Chennie, dan ini mbak Tiara, nggak usah pakai kasih hormat segala, santai aja mas," Kata Chennie sambil tersenyum ramah pada Jeno.

Jeno hanya melirik sekilas dan tersenyum balik pada Chennie.

"Oh wait, what are you wearing? Mbak? Sejak kapan pakai hijab?" Chennie bertanya seakan benar-benar takjub dengan penampilan Nana yang baru ia sadari.

BE HERE FOR YOU (GS/LOKAL)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang