Bab 8.b.

1.1K 136 13
                                    

Ketika masa lalu yang pahit datang untuk mencari penyelesaiannya, akankah hati yang masih sakit dapat menemukan pintu kebahagiaannya?

Antara cinta dan benci, dua hal itu hanyalah persoalan yang berbeda tipis dari segi apa yang dirasakan, karena kita sama-sama memikirkan hal itu lebih dalam ketimbang hal-hal lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Antara cinta dan benci, dua hal itu hanyalah persoalan yang berbeda tipis dari segi apa yang dirasakan, karena kita sama-sama memikirkan hal itu lebih dalam ketimbang hal-hal lainnya.
Maka dari itu janganlah membenci seseorang terlalu dalam, cukup berdamai dengan keadaan jika kamu ingin melupakan segala hal tentangnya.

Namun Nana tak bisa memungkiri kalau hatinya berada di antara dua perasaan itu, dan untuk kondisinya yang sekarang tentu dia akan merasa sulit untuk memutuskan.

Haruskah dia membenci Jeffrey dan mengabaikan pesan yang kini datang dari pria itu di Line chat pribadinya?
Atau dia harus mendengarkan semua penjelasan pria itu dan mencoba untuk lebih tenang hingga dirinya bisa memberikan kesempatan untuk pria itu meminta maaf atau malah memperbaiki kesalahannya.

Jeffrey
Apa kabar Na?

Hanya itu yang terlihat di layar ponsel Nana. Sekadar menyapa namun mampu meluluh lantakkan perasaan Nana karena terlalu sakit.

Jeno yang sejak tadi duduk di sampingnya hanya bisa diam memerhatikan pergerakan istrinya. Ia bisa melihat rona merah menghiasi kelopak mata Nana, istrinya itu pasti sekarang ingin menangis, entah itu karena kesal atau mungkin juga terharu. Karena sekian lama wanita itu menantikan kehadiran Jeffrey, akhirnya pria itu kembali menghubunginya.

Karena Nana hanya diam, Jeno berinisiatif untuk beranjak dari duduknya, ia ingin memberi ruang dan waktu untuk Nana berpikir sendiri tentang apa yang harus wanita itu lakukan sekarang.

Namun ketika Jeno hendak pergi, tangan Nana reflek menahan pergelangan tangan Jeno.
Kemudian wajahnya mendongak menatap wajah Jeno dengan air mata yang sudah menetes ke pipi.

"Aku nggak tau harus gimana? Aku bingung."
Terlihat jelas bola mata yang tengah berair itu menatap gusar pada Jeno, sungguh tidak tega Jeno melihat kebingungan menghiasi wajah istrinya.

Lalu Jeno tersenyum dan mengusap bahu Nana, ia mulai bicara dengan bahasa isyarat.

"Katakan apapun yang ingin kamu katakan padanya. Walau bagaimana pun, kalian masih punya urusan yang harus diselesaikan."

"Tapi gimana kalau dia minta balikan sama aku dan minta maaf?"
Tanpa sadar kebingungan membuat Nana mengeluarkan semua yang ia pikirkan. Membuat Jeno bisa menangkap apa maksud dari ucapan gusar itu.

Ini menyakitkan, dengan jelas Jeno melihat bahwa kebimbangan yang Nana perlihatkan sekarang sangat menandakan kalau wanita itu sama sekali belum melupakan Jeffrey, meski faktanya sudah beberapa hari terakhir ini mereka menjalani kehidupan baru yang menyenangkan.

"Kalau begitu maafkan dia," kata Jeno tersenyum ikhlas.

Nana terperangah mendengarnya.
"Kalo aku maafin dia, itu berarti aku memberi harapan buat dia, kan?"

BE HERE FOR YOU (GS/LOKAL)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang