Bab 3.a

1K 146 6
                                    


Jika tiba saatnya aku menemukan alasan yang kuat untuk berjuang, maka aku akan menggenggamnya dengan erat, karena sesuatu yang istimewa tidak akan datang dua kali. Namun, ingatkan aku terus ya robb, tentang sebab aku berjuang bukan untuk semata-mata ingin meluluhkan hatinya saja, melainkan mencari keridhoanMu dari ikhtiar ini. Untuk menjadikannya bidadari di syurgamu nanti.

Adzan subuh sudah berkumandang dengan lantang, karena sukurnya gedung apartemen mereka berada di dekat mesjid besar yang tak sepi jama'ah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adzan subuh sudah berkumandang dengan lantang, karena sukurnya gedung apartemen mereka berada di dekat mesjid besar yang tak sepi jama'ah.
Jeno tengah duduk bersila di atas sajadahnya sambil mendengarkan adzan, dan ketika adzan selesai ia menatap Nana yang masih tertidur lelap.

Tidak, ini tidak bisa ia biarkan, pikirnya. Kemarin Nana sudah menolak diajaknya shalat subuh dengan berdalih bahwa dia sedang mual dan lemas, tapi sekarang tidak lagi.

Jeno pun beranjak dan duduk di bibir ranjang, tangannya mengusap lembut bahu sang istri hingga menggoyangkannya beberapa kali.
Namun Nana tidak bergerak sedikitpun. Sampai akhirnya Jeno membangunkan Nana dengan bunyi alarm yang ia seteleh di ponselnya.

Mendengar nada alarm berbunyi sekeras itu tentu saja Nana terbangun.
"Aduh, ada apa sih? Nggak tau apa masih ngantuk?" Kemudian ia menatap dengki pada Jeno yang kini sedang mengetik di ponsel.

Ayo shalat subuh dulu. Nanti boleh tidur lagi kalau kamu masih lelah.

Kemudian Nana melihat jam dinding menunjukan pukul 4.12.
"Ya ampun ini tuh masih pagi banget, nanti aja shalatnya jam 6." Setelahnya Nana kembali berbaring dan menutup matanya.

Namun Jeno tidak akan membiarkan. Ia kembali menggoyang bahu Nana.

Jangan lalaikan shalat, Allah benci itu.
Jangan kirimkan api neraka untuk orang tuamu dan suamimu dengan melalaikan shalat.

"Ck! Sok tau banget sih! Eh mas, yang berhak mutusin gue masuk neraka atau surga itu cuma Allah, bukan mas Jeno."

Aku tau, tapi itu adalah perkataan Allah dalam Al-Qur'an. Apa kamu masih mau bantah? Allah sendiri yang menyuruh kita untuk shalat tepat waktu jika tidak sedang ada halangan.

"Ya tapi sekarang gue kan lagi sakit, tau kan dari semalem muntah-muntah terus? Jadi nggak apa-apa kali kalau nggak shalat juga. Allah pasti ngerti."

Astagfirullah...nggak begitu, Aliana. Justru Allah tetap mewajibkan shalat bagi mereka yang bahkan nggak bisa bangun dari tempat tidurnya karena sakit. Ada banyak orang shalat dengan keadaan berbaring. Tapi kamu masih diberi kaki yang bisa berjalan, tangan yang bisa bergerak dan lisan yang bisa mengucapkan takbir dan syahadat.

Nana terdiam membaca ketikan itu. Yah dia memang sering melihat orang-orang yang sakit masih shalat, hanya saja sekarang dia terlalu malas untuk mengambil wudhu.

"Ya tapi gue males ke kamar mandinya, dingin, masih ngantuk pula."

Kalau kamu masih lemas, aku bantu ke kamar mandi ambil air wudhu.

BE HERE FOR YOU (GS/LOKAL)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang