Billar terlihat berada disebuah RS khusus mata.
Dr. Ramzi yg juga oomnya terlihat memeriksa matanya.
Lalu.."Matamu masih sakit" tanyanya
"Mulai sakit lagi sejak kerja di kantor. Mungkin Krn keseringan melototin komputer."
"Cari sekretaris biar beban di matamu berkurang. Kamu tidak boleh memaksakan diri. Kamu beruntung mata Ridho membuat penglihatan kembali"
"Alhamdulillah.. kalau tidak mungkin selamanya aku akan buta"
"Takdir memang kejam. Tapi itulah kenyataannya yg harus kalian dapat. Minimal kamu masih bisa bersama dg Ridho walaupun dalam bentuk matanya yg didonorkan utknu"
"Ya oom.. "Billar sesekali menatap wajahnya dicermin.
Lebih tepatnya melihat mata Ridho yg ia pakai hari itu.
Sebelum meninggal dokter memutuskan utk mendonorkan mata Ridho utk Billar.
Sedari kecil Ridho dan Billar yang kembar identik memiliki perbedaan yang bertolak belakang.
Ridho yg sehat Wal Afiat berbeda dg Billar yang sakit-sakitan dan memiliki cacat mata.
Ia lahir dg kelainan pada mata yaitu katarak kongenital yg membuat penglihatannya terbatas.
Ia memakai kacamata tebal sejak usia 6 bulan.
Ia memang patut bersyukur bisa melihat walaupun memakai matanya Ridho.
*****
Flashback mode onRidho yg super aktif dg berbagai kegiatan di sekolah sering cerita ttg kegiatan disekolah.
Mulai dari basket, Pramuka bahkan panjat dinding pun sering di lakukan.
Bahkan terkadang saat menemuinya di kamar Billar kadang mencium bau matahari.
Penglihatannya memang terbatas namun ia memiliki indera penciuman yg tajam..
" Mandi dulu sana.. bau matahari" kata Billar yg baru selesai membaca dg pada buku braille miliknya.
"Hehe.. ketahuan" kata Ridho.
"Mataku memang tidak jelas tapi penciuman ku lumayan tajam"
"Ya ya.. aku baru pulang main basket tau. Capek.. mandinya bentar lagi ya" pintanya.
"Tapi buka dulu jendelanya. Biar ada udara masuk".
"Iyaaa" kata Ridho rada jengkel.
Billar terlihat tersenyum.Ia membuka kacamata tebalnya itu.
Ridho dan Billar adalah anak kembar identik tapi memiliki fisik yg bertolak belakang.
Org2 percaya saudara kembar yg satunya lebih dominan dibandingkan kembarannya.
"Aku bawa jus jambu kesukaan kamu. Mau".kata Ridho.
"Boleh.."Ridho menyimpannya di meja.
"Aku simpan di meja ya. Daripada Kamu ngomel Krn aku bau matahari"
Billar cuma nyengir.
"Dah.. aku mandi dulu. Ntar aku cerita lagi"
"Ok..".Ridho pun pergi ke kamarnya.
Billar meraba ke arah meja belajar.Ia menemukan plastik dg kemasan plastik dingin.
Ada sedotannya.
Ia pun terlihat menikmati jus jambu yg enak.
Mrk kembar sama-sama ganteng tapi punya takdir yg berbeda bahkan sekolah yang berbeda.
Ridho bisa belajar disekolah terbaik sedang Billar harus puas sekolah di SLB.
Padahal secara nilai justru Billar lebih baik.
Mungkin Krn fokus Ridho tak hanya sekolah tapi kegiatan yang bersifat fisik lainnya.
Salah satunya bergaul dgn temannya yg lain.
Bahkan sering kali Billar menemukan Ridho yg tertidur di sofa ditengah keterbatasannya.
Ia kadang harus membangunkan Ridho yg tertidur.
Dan hari itu Ridho cerita tentang perempuan manis yg sedang dekat dgnya.
"Dia gadis yg manis. Biarpun tomboy. Dia mau saja ku ajak buat manjat dinding. Kita nyambung dalam segala hal. Dia istimewa.. ngobrol apapun selalu nyambung. Aku .. nyaman berada disisinya."
"Kamu suka sama perempuan itu."
"Aku jatuh cinta sama dia. Dia membuat aku bahagia."
"Kamu cinta sama perempuan itu."
"Mungkin.."
"Siapa namanya.."
"Namanya Lesti..anak seorang dosen. Dia juga punya kakak kembar identik yg sudah mau di wisuda"
"Ouhh.."Billar cuma tersenyum.
Ia ikut bahagia utk kebahagiaan yg Ridho rasakan.
Meski tidak untuknya..
Dan kini ia sedang memegangi foto Ridho dengan seorang perempuan yang manis dan ia mengenalnya dengan baik.
"Eh pak Billar. Sendiri saja.." kata Lesti yg muncul di kafe.
Ditempat Billar sedang ngopi sendiri.
"Ya.. lagi nunggu teman. Kamu dari mana" tanyanya.
"Ini beli hijab di outlet punya teman. Sambil bantu usaha teman. Maklum belum lama buka"
"Ouhh. Temani ngopi ya sambil nunggu teman."
"Boleh.."Billar memanggil pelayan cafe.
"Mau pesan apa.." tanya perempuan yg berpakaian pelayan itu.
"Capuccino saja. Sama wafelicious"
"Baik. Saya catat dulu. Capuccino 1 sama wafelicious 1"
"Ya itu saja."
"Masukkan ke tagihan ku sekalian" kata Billar
"Baik pak.."Lesti terlihat berasa mengenali pelayan itu.
"Tunggu sebentar. Kania ya.. kamu Kania". Kata Lesti tiba-tiba.
Pelayan tadi cuma tersenyum.
"Maaf.. saya kira tidak kenal" katanya.
Lesti terlihat berdiri.
Mrk berpelukan sesaat."Ku pikir itu Ridho yg hidup lagi. Aku shock banget tahu" kata Kania sambil rada berbisik.
Lesti tersenyum.
"Kita ngobrol lagi nanti. Aku ngantuk bawain pesanan ku gih" pinta lesti.
Kania tersenyum.
"Siaapp"
Lalu Kania pun pergi.
Lesti kembali duduk didekat Billar."Kalian ngomongin apa sich. Boleh kepo dikit napa"
"Ntar aja. Aku ngantuk. Pengen ngopi dulu" ujarnya cuek.
"Kamu beneran mengenalnya. Aku risih banget dpas dilihat dia tahu. Seperti lihat hantu"Lesti cuma tertawa.
"Nanti aku cerita. Ok.."
Billar terlihat manyun.
Krn tak ada yg mau menjawab pertanyaannya.
Tapi Lesti beneran ngantuk.
Ia menguap sesekali.Dan secangkir capuccino lumayan bikin matanya sedikit melek..
Hari itu cerah sekali..
Tapi kenapa aku yg merasa kesepian yakk??
Dan Billar cuma menekuri minumannya.*******
