Lesti akhirnya muncul lagi dikantor.
Meski isu akan mengundurkan diri kian kencang berhembus.
Tapi bagi Lesti ia masih punya kewajiban untuk menemani Billar kerja minimal sampai rapat pemegang saham selesai.
Tapi beberapa hari itu malah tidak semudah yang dibayangkan.
Setidaknya saat ia harus berhadapan dengan pak Irwan..
"Kenapa mesti balik sich. Kupikir kamu tidak akan pernah kembali lagi ke sini" kata pak Irwan.
"Saya rasa itu bukan urusan anda. Saya yg memutuskan untuk tinggal atau pergi dari sini. Kalau saya punya salah ya maaf. Tapi bgm pun juga keberadaan saya disini terserah pada pak Billar. Kalau sekiranya tenaga saya sudah tidak diperlukan ya silahkan. Saya siap pergi.."
"Kamu mau memanfaatkan kebaikan pak Billar. Apa Krn dia naksir sama kamu"
"Terserah.. saya kerja secara profesional. Sekarang permisi. Saya harus pergi.. saya mau kerja" kata Lesti sambil pergi.Tapi saat hendak dihalangi pak Irwan Lesti terlihat buru-buru menghindar.
Ia mengeluarkan jurus menangkis.
Ia sudah lama tidak mengeluarkan jurus pencak silat yang pernah ia pelajari.
"Jangan coba-coba .." ucapnya tegas.
Saat hendak dilawan Pak Irwan tangan Lesti malah menangkap tangan pak Irwan dan memelintirnya.
Pak Irwan nyaris tidak bisa bergerak.
Tapi ia melepaskan tangan pak Irwan..
Pak Irwan memegangi tangannya yang sakit.
Lesti cuma tersenyum..
Lantas ia pun kembali ke meja kerjanya.
Suasana di pantry pagi itu mendadak sepi..
Seolah tidak terjadi apa-apa.
Lesti meneruskan pekerjaannya.
Ia membantu Billar menyiapkan materi utk rapat pemegang saham.
Pak Irwan nyaris tak berkutik.
Ia terlihat menelpon seseorang.
"Maaf.. kali ini saya tidak bisa menolong kamu. Tangan saya dipelintir dan rasanya pergelangan tangan saya mau patah. Kalau sampai kejadian apa kamu mau bertanggung jawab. Please jangan libatkan saya lagi."
"Payah.. masa segitu saja tidak bisa."
"Dia bilang polisi sedang mendalami kasus kecelakaan itu. Cukup.. aku tidak mau ada masalah apapun di perusahaan ini. Saya punya peluang besar untuk naik jabatan tahun ini. Jadi maafkan saya. Saya menyesal sudah ikut campur dalam masalah kamu"
"Payah.. amat sangat payah.." bentaknya dari seberang.Lalu..
Tutttt... Suara sambungan telepon yg ditutup dari seberang.
Pak Irwan terlihat menutup telponnya.
Terdengar suara ketukan pintu yg mengagetkannya.
"Masuk.. " kata pak Irwan.
Aulia menemuinya..
"Maaf.. pak Billar memanggil bapak ke ruangannya"
"Ya. Saya segera ke sana"
"Permisi.."Aulia pun pergi lagi ke meja kerjanya.
Pak Irwan terlihat berusaha menenangkan diri sebelum pergi ke ruangan pak Billar.
Terlihat Lesti ada disana..
"Bapak panggil saya" kata pak Irwan.
"Ya. Ada hal yang harus kita bicarakan" jawab Billar
"Baik pak.."Pak Irwan pun duduk di hadapan Billar.
Lesti terlihat menjauh dari meja kerja Billar.
Ia memilih duduk di sofa meneruskan pekerjaannya.
Pak Irwan sudah pasrah utk apapun keputusan yang diambil Billar.
Tapi ternyata Billar membicarakan tentang pekerjaan saja."Disini kita mempertaruhkan kredibilitas nama perusahaan. Kita akan mengadakan rapat pemegang saham untuk pertama kalinya sejak saya menjabat sebagai pimpinan perusahaan ini. Kalau rapat ini sukses saya mau naikan gaji kamu. Tapi tidak boleh ada kesalahan sedikit pun. Soal kecelakaan yg melibatkan Lesti polisi sedang mendalami kasus ini. Kalau sampai ada yg terlibat siapapun itu. Saya akan memecat kalian tanpa ampun. Ingat itu.."
"Bisakah kita bicarakan itu nanti. Kita harus fokus sama rapat ini" pinta Lesti.
"Baiklah jika itu maumu. Terserah kamu saja" jawab Billar.Tak lupa dengan senyum manis sekali.
Pak Irwan makin merasa bersalah..
Apalagi melihat keduanya makin dekat.
"Menurutmu pak Irwan tidak akan curiga dengan permainan kita ini" kata Lesti tak lama setelah pak Irwan meninggalkan ruangan itu..
ternyata mrk cuma pura-pura.
"Beneran pun tak apalah. Demi melihat seberapa busuknya orang yang hendak mencelakakan kamu" jelas Billar enteng.
"Aku takut. Krn itu aku ingin berhenti kerja saja"
"Kalau kamu berhenti sampai kapanpun kasus ini tidak akan pernah selesai. Kita harus menyingkirkan perasaan malu itu. "
"Astaghfirullah.. aku tidak bayangkan. "
"Jadi kenapa tidak kita teruskan saja. Toh aku senang bisa ngobrol lebih lama sama kamu."
" Kerja kerja ... Bknnya pengen semuanya beres"
"Iya.. galak banget sich"Lesti terlihat tersenyum.
Lantas dibantu Aulia dan Deni mrk menyelesaikan konsep acara rapat pemegang saham.
Billar tidak mau gagal..
Bahkan mereka kerja sampai larut..
Lesti terlihat membangunkan Billar yg tertidur pulas di sofa.
Tapi Billar terlihat terbangun tiba-tiba.
Seperti terbangun dari mimpi buruknya...
"Hei,. Tenanglah. Ini cuma mimpi buruk saja"
"Astaghfirullah.. aku mengira Ridho disini." Kata Billar yg berusaha untuk menenangkan diri.
"Tentu saja Ridho masih disini. Dia malah bersatu dengan dirimu. Kamu yg memakai Sepasang mata yg dimiliki oleh Ridho. Dan Krn mata itu kamu bisa melihat dengan jelas"
"Tapi aku kehilangan Ridho.."
"Dan aku kehilangan semua keluarga ku... Dan tak ada yg bisa menggantikan mrk semua"Billar terlihat mengusap wajahnya..
"Seharusnya aku lebih mengerti dirimu. Tidak boleh ngeluh utk apapun"
Lesti duduk di sebelah Billar.
"Tak ada yang salah dengan mengeluh. Tinggal kitanya aja yg berpikir mau cari penyelesaian macam apa. Membiarkannya saja atau cari penyelesaian. Titik"
"Aku harusnya bersyukur sekarang sudah bisa melihat dengan jelas. Meski kehilangan Ridho."
"Dan aku juga harus tetap bersyukur apapun yang Tuhan takdirkan untuk aku. Aku pikir Tuhan sedang mempersiapkan sesuatu yang terbaik untuk aku. Tuhan mengambil seluruh keluargaku Krn Tuhan lebih sayang sama mrk"
"Kamu ikhlas.."
"Mau gimana lagi. Toh mrk tidak akan pernah kembali"
"Ajari aku utk lebih bersabar dan ikhlas. Juga bersyukur.."Lesti terlihat tersenyum dg senyuman paling manis..
"Aku masih harus belajar banyak.."
Tiba-tiba tangan Billar menggenggam erat tangan Lesti..
"Heii.." kata lesti kaget
"Mari kita belajar semua itu dari awal lagi. Aku blm pernah jatuh cinta. Tapi sikap dan perilaku kamu selama ini membuat aku nyaman berada di sisimu dan aku jatuh cinta sama kamu" ucapnya tulus.Lesti tidak berani berharap..
Meski cinta itu muncul dari tempat yang tidak terduga sama sekali..*********