Di pusara sang kekasih

134 9 0
                                    

Ketika Lesti dan Billar akhirnya berziarah ke kuburan orang yang mrk sayangi..

Billar lega karena tidak ada drama seperti yang ia lihat di mimpinya.

Lesti terlihat menangis dihadapan pusara Ridho.

Ia tidak pernah tahu ada makam Ridho disitu.

Padahal kedua orang tua juga kakak-kakaknya juga dimakamkan ditempat yang sama.

Ia terlihat berdoa dg khusyuk dimakam Ridho.

Ia terlihat mengikhlaskan kepergian Ridho..

Lantas gantian Billar berziarah ke makam keluarga Lesti.

Hanya berselang seminggu setelah kecelakaan maut itu nyusul Ridho yg berpulang.

Keduanya terlihat berada di sebuah warung kopi tak jauh dari sana.

Sekedar melepas penat..

"Kita tidak pernah tahu takdir Tuhan seperti apa" kata Billar
"Kalau saja aku tahu kamu kembaran Ridho aku lebih baik menjauh. Aku tidak mau kamu kena sial seperti Ridho."
Jawaban yang tak terduga dari Lesti.

"Aku anggap itu kecelakaan. Aku tidak pernah menyalahkan kamu. Lihatlah.. kamu malah kehilangan semuanya dalam waktu sekejap. Kita tidak bisa menghindari takdir itu. Mungkin Krn Tuhan sedang mempersiapkan sesuatu yang lebih baik dari sekarang"
"Aku malah merasa Tuhan sedang mempermainkan takdir ku"
"Jangan seperti itu. Jangan lupa untuk terus bersyukur."
"Tapi ... Ada benarnya juga. Aku meratapi kematian semua orang yang ku sayangi pun tidak akan pernah bisa kembali lagi" kata Lesti akhirnya.

Ia sesekali meminum capuccino float miliknya.

"Aku capek pak. Aku lagi cari cara untuk menjernihkan isi kepalaku." Kata Lesti kemudian
"Bgm caranya.."
"Aku mau resign saja. Aku mungkin akan meneruskan usaha katering ibuku. Memang masih berjalan cuma aku hanya sesekali saja lihat kateringnya."
"Jgn... kamu tidak bisa pergi begitu saja tanpa seijin aku. Kamu belum lama jadi sekretarisku. Tidak.. kamu tidak boleh pergi"
"Aku stres.. apalagi tiap lihat bapak aku akan selalu ingat Ridho. Dan itu membuat perasaan bersalah ku terus tumbuh."
"Sudah berapa kali aku bilang. Aku tidak pernah menyalahkan kamu. Aku akan bicara sama kedua orang tua ku. Supaya mereka ngerti bahwa kamu juga berada dalam posisi sulit. Kamu sendiri yg harus menjalani hidup ini"
"Semoga kelak mereka bisa memaafkan aku dan keluargaku"
"Jadi.. aku mohon jangan pergi Yach." Pinta Billar.
"Aku tidak bisa menjanjikan. Aku akan berusaha untuk bangkit dan bertahan. Tapi maaf jika suatu saat aku pergi tanpa pamit"
"Tapi aku boleh minta satu hal?" Pinta Billar.
"Apa"
"Jgn panggil saya pak diluar kantor. Kita sebaya"
"Tapi anda atasan saya. Tidak mau. Ntar ketahuan orang kantor kan berabe"
"Tapi kita sudah jalan bareng begini. "
"Krn masalah keluarga kita. Tidak lebih.."

Billar terlihat tersenyum pahit.

Sementara lesti terlihat tersenyum sesaat.

Dan senyum manis itu berasa meruntuhkan tembok kegelapan yg mengelilinginya.

Mungkin Krn selama ini dia sendiri.

Nyaris tak ada teman.

Hanya kegelapan dan kesunyian yang jadi teman hidupnya.

Dan kini saat bertemu Lesti hidupnya berasa hidupnya lebih berwarna..

Apa ini Cinta??
Entahlah..

Yg jelas Billar bahagia sisi Lesti..

Tapi diam-diam ada yg menatap dengan penuh kebencian..

"Lebih baik kamu cari cara untuk mendepak Lesti bgm pun caranya" kata Rania yg menelpon seseorang.
"Aku akan berusaha. Tapi kau tahu betul syaratnya bukan"
"Fine.. akan ku bayar"
"Minimal 40% baru aku akan melakukannya"
"Sisanya ku transfer begitu beres"
"Nah gitu dong. Kan enak"
"Deal"

Lantas Rania menutup teleponnya.

Ia hendak menemui Billar Yang masih ngobrol dengan Lesti..

"Boleh gabung.." sapa Rania

Lesti yg tau betul sifat Rania memilih bersiap untuk pulang.

"Aku mau pergi dulu"
"Aku antar.. kita kan pergi barengan. Pulangnya pun bakal pulang bareng" kata Billar
"Tidak usah. Aku bisa pergi sendiri"
"Iya. Gak usah. Ntar nasib kamu sial seperti kembaran kamu Ridho." Kata Rania yg jelas-jelas menunjukkan rasa bencinya.

"Jgn begitu. Itu kecelakaan" bela Billar pada Lesti.
"Ya kecelakaan yang bikin kembaran kamu meninggal" kata Rania lagi.

Jantung Lesti berasa berhenti berdetak.

Padahal bukan pertama kalinya ia mendapat fitnahan macam itu..

Tapi hatinya akan selalu terasa sakit luar biasa..

"Aku pulang. Assalamu'alaikum" kata Lesti sambil pergi
"Waalaikum salam. Tapi tunggu.. kita pulang sama-sama".kata Billar lagi.
"AKu ingin sendiri saja" ucapnya sambil pergi.

Saat Billar hendak mengikuti Lesti tiba-tiba ia dihadang Rania..

"Jangan pergi. Kamu harus temani aku ngopi"
"Terima kasih..aku harus pergi"

Billar segera berlari mengejar Lesti.

Tapi lesti menghilang entah kemana.

Billar segera menelpon sopirnya.

"Cari Lesti dimana saja..Dia tidak akan pergi jauh"
"Baik pak.."

Billar segera mencari lesti.

Tapi org yg di maksud entah kemana..

Lesti menghilang..

Ditengah keramaian orang yang berlalu lalang..

Maklum hari Minggu siang yg lumayan ramai disekitar lokasi keberadaan warung kopi itu berada di dekat sebuah taman kota.

Kamu kemana...

Billar terlihat tercenung sendiri
Kini ia mereka sendiri dan kesepian lagi.

*****

Love Me Please Kejora (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang