Ku tak sanggup

117 8 0
                                    

Pagi yg mendung..

Lesti yg baru datang terlihat segera ke pantry.

Ia mencari salah satu OB..

"Ya mbak.. cari siapa." Tanya mba Ami.
"Blm ada siapapun ya." Tanyanya.
"Baru saya aja. Ada apa ya.".mba Ami balik nanya.
"Nanti kalau ada mas Sugeng tolong panggil mekanik. Mobil lagi tidak enak. Terutama di rem"
"Ya mba. Nanti saya kasih tau mas Sugeng"
"Makasih ya. Ohya .. bisa bikinin teh manis panas."
"Ya mbak. Nanti saya yg bawain"
"Makasih ya.."

Lesti kembali ke meja kerjanya.

Hari itu ia mengerjakan kerjaannya sendiri.

Krn Billar ada rapat tapi diluar kantor.

Mas Sugeng menemuinya..

"Mba...mba Ami bilang mba butuh mekanik"
"Ya. Rem mobil lagi tidak bener. Takut bikin celaka"
"Nanti saya akan panggilkan mekanik"
"Makasih ya.."

Lesti kembali meneruskan pekerjaannya.

Segelas teh manis panas menemaninya pagi itu.

Cuaca yang tidak baik lumayan bikin perutnya tidak nyaman.

Dan ia tidak bisa sembarangan makan obat selain dari dokter langsung.

Sekitar jam 8 mba Laila terlihat menemuinya.

"Mba .. mekaniknya sudah datang dan lagi benerin mobil mba Lesti" . kata mba Laila.
"Oh ya. Makasih ya. Kok mas Sugeng ngga kasih tahu ya."
"Mas sudah disuruh pak Irwan keluar sebentar. Jadi mas Sugeng nyuruh saya utk kasih tau mba.."
"Ohh. Ya sudah"
"Permisi.."

Mba Laila pun pergi.
Sekitar jam 10 Billar menelponnya.

"Ya pak.. ada apa"
"Aku ketinggalan satu berkas di meja. Disimpan di laci meja. Dikunci sich. Tapi saya simpan kunci cadangan dibawah meja. Ada kotak tersembunyi dibawah meja. Kamu tolong bawakan. Ke hotel Astoria. Saya butuh berkas itu sekarang"
"Baik pak."

Lesti ke ruangan Billar.

Dan dibawah meja Lesti menemukan sebuah kotak tersembunyi dibawah meja kerjanya.

Dan memang ada sebuah kunci disana.

Ia pun mengambil dokumen yang Billar perlukan.

Lantas ia pun bergegas pergi.

Ia pun hanya sempat pamitan pada Aulia via WhatsApp messenger.

Ia pun pergi dg mobilnya.

Tapi ada senyum penuh rasa benci yg tersungging dari bibir pak Irwan.....

Di koridor RS terlihat Billar berjalan tergesa-gesa menuju ruang IGD.

Ia mendapat kabar kalau Lesti mengalami kecelakaan di jalan saat hendak membawa dokumen itu padanya.

Di dekat IGD ada Aulia, mas Sugeng dan Mba Ami menunggu dg perasaan cemas..

Billar yg tiba tidak lama kemudian terlihat menemui mrk.

"Bgm ini bisa terjadi" tanya Billar
"Semua Krn kelalaian saya. Tadi pagi mba Lesti menyuruh saya panggil mekanik Krn rem mobil tidak bagus. Saya sudah panggil mekanik tapi kemudian saya disuruh keluar pak Irwan jadi saya tidak tahu bgm hasil kerjanya. Saya kira org itu Jujur seperti biasanya. Tapi katanya ganti orang. Maafkan saya.. saya lalai" kata mas Sugeng.
"Sudah itu kecelakaan. Doakan saja semoga lesti baik-baik saja"

Dokter munculnya tidak lama kemudian..

"Bgm keadaannya"
"Untunglah keadaan tidak terlalu parah. Ia diselamatkan oleh airbag dan sabuk pengaman. Hanya memar di bagian dada juga luka sobek dikeningnya yg tidak terlalu parah. Tapi harus menunggu sampai beberapa hari ke depan untuk melihat keadaannya"
"Terima kasih dokter"
"Untunglah dia tidak panikan. Jadi biarpun mobilnya tidak bisa direm ia masih bisa mengendalikan mobilnya"
"Syukurlah.."

Billar yg kuatir terlihat duduk disisi tempat tidur Lesti.

Perempuan manis itu tampak masih tertidur.

Mungkin Krn pengaruh obat.

Tapi wajahnya terlihat memerah dan cenderung bengkak.

Perawat menemui mrk.

"Itu wajahnya kenapa". Tanya Billar pada perawat.
"Alerginya sedang kambuh. Dokter harus mengecek ulang darahnya. Biarpun sudah ada catatan alergi yg sering kambuh. Dan sekarang alerginya sedang kambuh. Saya bawa krim untuk mengurangi rasa gatal diwajahnya"
"Biar saya saja yg mengoleskan di wajahnya"

Perawat memberikan krim itu untuk Billar oleskan ke wajah Lesti.

Dg hati-hati Billar mengoleskan krim itu ke wajah Lesti.

Ia tidak ingin mengganggu tidurnya Lesti.

Astaghfirullah.. ucap Lesti yg terbangun tiba-tiba.

Lesti seperti terbangun dari mimpinya dari mimpi buruknya.

Ia terlihat kaget luar biasa..

Dan dilihatnya Billar tertidur disebelahnya..

Mimpi buruk yg seakan tiada akhir.

Terlebih saat melihat Billar disitu.

Ia semakin merasa bersalah..

"Kamu sudah bangun" tanyanya utk memastikan keadaan Lesti baik-baik saja.
"Aku tadi mau mengantarkan dokumen itu. Sudah kubilang sama mas Sugeng utk mencari mekanik. Malah rem mobil tidak berfungsi sama sekali. Padahal tadi pagi masih jalan biarpun ngga terlalu pakem"
"Iya .. aku ngerti kok. Sudah.. istirahat. Kamu bakal terus ngoceh kayak mobil Kamu yg remnya rusak."

Lesti cuma nyengir.

"Berisik ya.." kata lesti kemudian.
"Jadi diam saja. Aku sudah panggil polisi. Ku pikir ada kelalaian dari mekanik atau ada unsur kesengajaan. Simpan energi kamu baik-baik."

"Aku tidak betah lama di RS. Aku trauma"
"Aku tahu. Tapi saran dokter kita harus nunggu takutnya ada efeknya. "
"Tapi pulang juga tidak ada siapa-siapa"
"Aku sudah suruh Aulia untuk menelpon Tante kamu yg di Yogya. Paling malam baru datang"
"Ya sudah.. makasih ya"
"Aku kuatir sama kamu. Aku langsung membatalkan janji berikutnya. Aku tidak bisa bayangkan kalau kamu kenapa-kenapa. Aku jadi inget Ridho. Sementara waktu itu tak ada yang bisa kulakukan. Krn saat itu duniaku nyaris gelap gulita"

Lesti menatap mata Billar.

Ia seakan  menatap Ridho yg super aktif disekolah.

Ia bisa ikut pencak silat pun atas ajakan Ridho.

Tapi yg ada dihadapannya adalah Billar dg memakai mata Ridho.

"Kamu sakit." Tanya Billar kuatir.
"Tidak apa-apa. Hanya saja tiap kali aku melihat bapak tapi yg kulihat adalah wajah Ridho.."
"Siapapun yg kamu lihat adalah aku yg akan melindungi kamu dari segala marabahaya".
"Jangan.. "
"Tapi aku tidak sanggup kalau aku harus menjalani semuanya sendiri. Aku mohon.. tetap disini bersamaku." Ucapnya sambil menggenggam tangan Lesti dg lembut.

Lesti tak sanggup berkata apa-apa lagi..

Entah..

****

Love Me Please Kejora (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang