Billar yg sibuk dikantor nyaris tidak ada waktu luang untuk istirahat.
Terkadang ia terlihat tertidur di mobil yg akan membawanya pulang.
Dan hari ini ia mau jemput kedua orang tuanya yang akan pulang setelah 2 bulan berada di Jerman.
Demi menghadiri rapat pemegang saham. .
Biarpun badannya terasa sangat lelah...
Dan saat kedua datang ia memeluknya erat..
Ia memang sudah merindukan kedua orang tuanya..
"Kukira kalian tidak akan pulang" kata Billar
"Kami harus pulang demi rapat pemegang saham. Saham kita sedang dipertaruhkan" kata pak Daniel
"Aku memang lagi butuh support system'" ucap Billar sambil tersenyum.
"Kamu sehat nak.." kata Bu Dewi mamanya Billar yg terlihat lusuh.Ia terlihat sangat khawatir.
"Alhamdulillah sehat. Cuma lagi kecapekan sibuk di kantor."
"Jgn lupa istirahat. Juga jaga makanan. Kanu bisa sakit"
"Ya ma.."Mrk pun pulang.
Tapi di mobil Billar terlihat tertidur pulas.
Pak Daniel dan Bu Dewi hanya saling bertatapan.
"Apa Billar suka seperti ini" tanya pak Hadi pada sopirnya.
"Sudah berapa hari ini ya Bu. Mas Billar kecapekan. Biasanya ada yg selalu ngingetin. Tapi sudah hampir 2 Minggu ini orgnya Masih di Yogya"
"Siapa.. "
"Namanya Lesti.. dia sekretarisnya mas Billar. Tapi sepengetahuan saya dia malah kenal dg alm. Ridho" jelas pak Dadan.
"Kok berasa kenal ya.." kata pak Daniel.
"Yg mama ingat Lesti itu mantannya Ridho. Kan anak kita meninggal dalam kecelakaan maut saat ikut rombongan keluarga Lesti". jelas Bu Dewi
"Oh iya ya.. papa hampir lupa. Tapi kan kasian sama Lesti. Dia waktu itu jadi yatim piatu dalam sekejap"
"Ya sich. Tapi kita kan sudah janji untuk tidak menyalahkan keluarga Lesti. Bgmpun juga itu takdir. Kalau tidak ada kejadian itu Billar mungkin selamanya akan mengalami kebutaan. Lihatlah.. dia jadi kebanggaan kita."
"Aku pikir juga seperti itu. Tapi bgm kalau Billar malah jadi suka sama lesti."
"Kalau memang berjodoh kenapa tidak. Bknnya mama pernah cerita kalo Lesti itu anak yg baik"
"Iya sih. Tapi kita lihat saja ya"Mobil itu pun tiba di rumah besar itu.
Billar memilih kembali ke kamarnya.
Ia kelelahan hari itu.
Dan ia memilih tidur siang..
Ia bahkan tidak menjawab telepon dari Lesti..
Malamnya..
"Maaf.. aku tidur lebih awal. Aku capek banget. Aku baru pulang menjemput kedua orang tuaku. Mrk baru pulang dari Jerman."
"Aku sudah ada di apartemen lagi. Tadi siang balik lagi naik pesawat"
"Ohh.. "
"Apa kabar kedua orang tuamu"
"Alhamdulillah sehat. Mrk bilang pernah ketemu sebelumnya"
"Ya.. pas mau ada turnamen panjat dinding. Jelek-jelek begini bukan sekedar tim penggembira tau. Aku bagian dari tim panjat dinding disekolah"
"Oh ya. Sekarang masih latihan.."
" Sudah lama tidak latihan. Terakhir pas kuliah di Yogya. Itu juga tidak diteruskan. Sempat cedera bahu yg lumayan parah. Sampai harus dioperasi"
"Aku malah penasaran pengen banget coba panjat dinding. Kau tahu sendiri kan dulu"
"Kamu tahu panjat apa yg paling gampang di lakukan"
"Paan.."
"Panjat sosial.."Billar tertawa geli.
"Saa aee.. "
Giliran lesti yg ngakak..
"Besok ke kantor ya. Aku kangen kamu" pinta Billar tiba-tiba.
"Ehh.. emangnya aku apanya kamu"
"Kesayangan aku."
"Ngaku-ngaku.."
"Kalo beneran boleh ya.."
"Jangan.. aku memikirkan perasaan orang tua kamu. Aku tidak mau mrk merasa aku hanya akan membuat kamu celaka seperti Ridho"
"Aku rasa mrk akan mengerti. Perasaan itu tidak bisa dipaksakan. Bgm dg perasaan kamu sendiri. Kamu kehilangan keluarga kamu. Hidupmu..."
"Sudahlah... Beri saja aku waktu untuk berpikir. Itu tidak mudah untuk aku. Aku masih belum bisa melupakan kejadian itu"
"Aku tahu. Setidaknya tolong luangkan ruang sedikit untuk aku.."
"Beri aku waktu.."Ya...
Lesti masih butuh waktu untuk berpikir Jernih dan menerima sosok lain untuk mengisi kekosongan hatinya yang masih kosong.
Trauma berat membuat Lesti lebih nyaman sendiri walaupun ada beberapa orang yang pernah mendekatinya..
Salah satunya Fadli..
Sepupunya Aulia.."Kanu masih betah sendiri" kata Fadli
"Kalau memang nyaman kenapa tidak.".
"Kamu butuh orang yang akan melindungi kamu. Kamu terlalu independen sbg cewek."Lesti cuma tersenyum..
Malam itu Lesti kedatangan Aulia dan Fadly yg sengaja datang utk main saja.
Mrk malah ngopi martabak telor sambil nongkrong di dekat kolam renang yg ada di apartemen Lesti..
Kebetulan pacarnya Aulia Erik tinggal di apartemen yg sama dengan Lesti.
"Mungkin Krn blm ada yg benar-benar bisa mendekati hatiku"
"Bgm caranya.. beritahu aku".Lesti cuma tersenyum.
Lagi-lagi senyum manis Lesti membuat Erik nyaris tak berkedip..
"Aku juga tidak tahu.. aku bingung sendiri. Mungkin Krn aku merasa keluarga aku pembawa sial. Yg udah bikin anak orang meninggal. Dan aku tidak mau ada orang lain yg juga kena imbasnya"
"Jgn pernah punya pemikiran seperti itu. Itu adalah takdir.."
"Tidak semudah itu.."
"Maka berpikirlah baik-baik. Insyallah semua akan baik-baik saja"Lesti cuma tersenyum..
Aku masih harus belajar menata hati dan pikiran dulu..
Batin Lesti
Semoga badai segera berlalu dan matahari segera bersinar cerah..
*****
![](https://img.wattpad.com/cover/292077564-288-k306324.jpg)