Satu persatu para tamu undangan rapat pemegang saham berdatangan ke hotel La Grandia.
Kebanyakan orang kaya berduit tebal dan berasal dari keluarga terpandang.
Lesti Yg jadi panitia pelaksana terlihat sibuk melayani orang yang membutuhkan bantuan.
Sementara Billar yg jadi tuan rumah menyambut para tamu.
Bersama papa Daniel mrk menyalami para tamu.
Suasana pagi itu menyenangkan .
Lesti berharap acara hari itu berjalan dengan sukses.Sebagai panitia Lesti dan Billar berusaha memberikan yang terbaik.
Meski anak bos Billar tidak mau ada yg salah dengan acara hari itu.
Meski lumayan menguras tenaga dan pikirannya.
Bahkan disela-sela acara Billar terlihat tertidur pulas di pojokan.
Lesti yg melihat hal itu iba.
Ia membangunkannya dg lembut.Billar pun terbangun..
"Tidurnya pindah. Kamu kecapekan"
"Tidak apa-apa. Asal tidur sebentar sudah cukup"
"Tapi jgn disini. Ayo.. aku tahu tempat yang tepat"Billar yg masih terlihat mengantuk mengikuti Lesti.
Ternyata mrk pergi ke mushola.
"Aku mau sholat dulu. Mau ikut boleh. Mau tidur lagi juga terserah. Kadang ada yg habis sholat tidur lagi"
"Aku ikut shalat saja."
"Terima kasih.."Mrk pun ke toilet.
Lantas sholat berjamaah ikut sama beberapa orang yang sedang shalat berjamaah.
Masyaallah..
Rasanya adem banget..
Dan rasa kantuknya pun hilang."Mau tidur lagi... aku mau kembali lagi ke tempat acara" kata Lesti pada Billar.
"Aku sudah tidak ngantuk lagi. Sekarang aku lapar"Lesti cuma terkikik geli.
"Ya sudah kita makan dulu. Habis makan siang dan istirahat tiba ke sesi utama. Dan papamu sudah mewanti-wanti mu utk menemaninya"
"Harus ya.."
"Kamu anak papamu satu-satunya. Jgn sia-siakan waktu untuk bersama dengan papamu. Semua bisa hilang saat papamu sudah tidak ada" katanya dg wajah sendu.Suasana di luar mushola tampak sepi.
Lesti terlihat membetulkan dasi yang dipakai Billar.
Ada gurat kesedihan yang muncul dari sorot mata Lesti yg tadi penuh semangat.
"Hei.. kamu kenapa" tanyanya
"Tidak apa-apa."Lesti terlihat berusaha menghindari tatapan Billar.
Tapi Billar menangkap wajah Lesti dengan kedua tangannya.Ada air mata yang menetes perlahan.
Lesti segera berusaha melepaskan diri dan mengusap air matanya.
Tapi ditepis oleh Billar..
"Dan kamu akan selalu menangis tiap kali cerita yang berhubungan dengan orang tua terutama ayah." Kata Billar sambil mengusap air mata Lesti.
"Kamu pikir aku tidak tahu kalo kamu bakal nangis tiap kali denger lagu 'AYAH' nya Seventeen. Krn aku lihat sendiri kamu diam-diam pergi waktu Aulia sedang menyiapkan surprise ultah papanya. Dan kamu diam-diam nangis di pantry. Dipeluk oleh mba Ami"Lesti terlihat melepaskan diri.
" Maaf.." ucapnya.
Ia tidak mau terhanyut dalam kesedihan..
"Baiklah. Aku akan menemani papa. Puas.." kata Billar akhirnya.
Lesti terlihat tersenyum.
"Terima kasih krn masih ingat sama orang tua kamu" ucapnya.
"Dah.. rapikan diri. Aku tunggu di sini. Kita makan siang bareng"
"Ok.."Lesti pun terlihat pergi ke toilet untuk merapikan diri sebelum makan siang bareng Billar.
Ternyata papanya Billar ikut gabung sama keduanya.
Dan makan siang itu berlangsung cair.."Dulu kita tidak pernah ketemu ya. Oom sibuk jadi yg pernah ketemu ya mamanya Billar".kata pak Daniel
"Iya, oom. Waktu itu sempat ke rumah pas anter Ridho yg kakinya terkilir abis latihan panjat dinding" jelas Lesti
"Kamu masih manjat" tanya pak Daniel lagi.
"Sudah lama berhenti. Ya abis kejadian itu berhenti segalanya. Saya ikut Tante ke Yogya"
"Masih ada yg belum bisa dia panjat..." Kata Billar tiba-tiba.
"Panjat apaan.."
"Panjat sosial.."Pak Daniel tertawa geli
Sementara Lesti cuma mesem."Lutchu yaa" kata lesti.
Billar cuma nyengir dg joke yg ngga lucu itu.
"Dengar nak.. kami tidak pernah menyalahkan kamu dan keluarga kamu utk semua kejadian itu. Itu takdir Tuhan yg tidak bisa kita hindari. Kami memang kehilangan Ridho tapi kamu harus kehilangan semua anggota keluarga kamu" kata pak Daniel lagi.
" Tidak apa-apa oom. Saya cuma tidak mau ada kesalahpahaman. Krn orang lain akan selalu menganggap kami sebagai pembawa sial"
"Kami tidak pernah menganggap seperti itu. Itu takdir Tuhan.. kamu anak yang baik. Semoga kamu selalu bahagia ya. Dengan siapapun nanti pasangan hidupmu kelak"
"Aamiin yra.." jawab Lesti tulus.Tapi wajah Billar malah menunjukkan rasa kurang suka dengan ucapan papanya.
Tapi ya itu .. papanya yg koclak sengaja ingin membuat anaknya galau..
"Papa ihh.. ngga peka banget.." kata Billar ngambek.
Seperti anak kecil yang batal dapat es krim kesukaannya.
Saat itu Lesti sedang ke toilet.
"Ngga peka gimana. Jelaskan sama papa"
"Kenapa papa tidak membiarkan aku mendekati Lesti. Aku naksir berat sama lesti pa. Anakmu ini sedang jatuh cinta utk pertama kalinya sama perempuan manis itu. Tapi kenapa papa malah bikin hati ku ngedrop seketika. Aku ngga pernah jatuh cinta. Sekalinya jatuh cinta ya sama Lesti pa." Ceroscos Billar dg nada rendah tapi tegas.Pak Daniel ngakak melihat kelakuan Billar yg terlihat manyun gitu.
"Iya iyaaa. Papa akan doakan biar kamu jadian sama Lesti. Puas" kata pak Daniel akhirnya.
"Nah gitu dong pa. Sekali ini saja ya.. please. Dukung keinginanku ini. Jgn coba-coba menentang hubungan ini"
"Maksa banget sich. Iyaa.. bawel kayak mama kamu"Billar terlihat nyengir lebar.
Ia happy Krn didukung papanya utk mendekati Lesti.
Tapi hingga acara utamanya berlangsung Lesti tidak juga muncul..
Ia mencemaskan Lesti.
Saat menghubungi pun hpnya tidak aktif..
Dan teman-teman yg lain pun tidak ada yang lihat..
Lesti kamu dimana...
Dari Google map Billar hanya sempat melihat lokasi keberadaan Lesti menjauhi hotel La Grandia sebelum menghilang sama sekali...
Ya Allah ..
Lindungi Lesti dimana pun dia berada..
Pintanya gelisah...**********