Vote
Happy reading :)
.
.
.
Kak Haechan terlihat lesu berjalan ke dalam rumah. Hari ini ia gagal mendapat pekerjaan. Mungkin, besok ia akan mendapatkannya. Semoga.
Kak Haechan sudah kuliah. Harusnya dengan mudah ia mendapat pekerjaan. Tapi, Dewi Fortuna tidak merestuinya... Untuk hari ini saja.
Kak Haechan memegang kenop pintu utama rumahnya, perlahan memutarnya dan mendorong pintunya. Sunyi. Seungha pasti sudah tertidur.
Malam yang gelap dan sunyi hari ini menjadi saksi bisu atas rasa kehilangan yang dimiliki kak Haechan. Menangis tanpa suara dengan luka merindu yang membekas dalam.
Rindu akan ibundanya tidak akan pernah terbayar. Kak Haechan juga tahu, bukan hanya dia yang sengsara. Seungha juga. Ia pernah tak sengaja mendengar suara isak tangis sang adik yang pilu.
Biar ia tak punya harta. Yang ia inginkan hanyalah cinta dari keluarga. Hanya Seungha satu-satunya yang tersisa. Ia akan menjaga apa yang dititipkan padanya dengan baik. Berharap semua kesedihan berakhir dan hanya menyisakan kebahagiaan yang abadi.
°°°
Sudah sekitar satu bulan Beomgyu menjalankan tugasnya. Berarti masih tersisa 27 hari. Ingatan tentang 4 hari yang lalu membuatnya takut. Takut untuk dijauhi sang terkasih.
Beomgyu mengusak wajahnya dengan tangannya. Helaan nafas terdengar sangat pasrah. Rasa gelisah mulai timbul di dalam hatinya. Berharap yang terjadi tidak salah.
Oh tidak... Beomgyu sadar yang ia lakukan salah. Seharusnya ia tak mencintai sang gadis. Tapi harus bagaimana lagi. Sudah terlanjur.
Beomgyu memejamkan matanya, berusaha untuk menenangkan pikirannya. Berantakan memang.
Tidak ada teman yang menemaninya. Jungwon sedang dirawat di rumah sakit karena kondisi kesehatannya menurun.
27 hari harusnya cukup untuk menyelesaikan tugasnya. Ia ingin istirahat setelah itu.
Langkah Beomgyu terhenti. Manik matanya menatap sang pujaan hati. Digenggamnya balon berbentuk hati di tangannya sembari menghampiri Seungha yang ada di toko es krim.
Senyum manis Beomgyu mengembang melihat senyuman hangat Seungha yang menyambutnya. Tuhan, biarkan Beomgyu melihatnya lebih lama. Kira-kira, begitulah isi hati Beomgyu.
Beomgyu menyodorkan balon yang ia bawa kepada Seungha. Sederhana saja, Beomgyu ingin melihat senyuman Seungha lebih lama. Apa senyuman itu akan bertahan ketika Beomgyu meninggalkan Seungha nanti? Entahlah.
Sekarang waktunya ia bersenang-senang dengan Seungha. Balon berbentuk hati yang digenggam oleh Seungha, menjadi saksi atas cinta mereka. Dan sepertinya... Seungha sudah menerima Beomgyu.
Jadi, apakah sekarang mereka sudah menjadi sepasang kekasih?
———
"Ekhem," kak Haechan pura-pura terbatuk saat menjadi nyamuk di antara keduanya. Iya, sekarang mereka berada di rumah Seungha.
"Apakah sopan menebar keromantisan di depan orang yang masih sendiri?" tanya kak Haechan.
"Bilang saja kalau iri," ucap Seungha malas.
Kak Haechan mendengus kesal. Untung adik sendiri. Kalau Seungha bukan adiknya, ia akan membuat bumi menjadi datar alias kak Haechan akan menggeprek bumi ini.
———
Mau tau misteri balon milik Beomgyu yang ada di prolog dan chapter 5?
Balon tersebut terdiri dari lima warna yang berbeda. Setiap warna memiliki makna yang berbeda. Jika salah satu di antaranya meletus, maka akan terjadi sesuatu yang tak mengenakkan.
To be continued...
***
KAMU SEDANG MEMBACA
I Can Fly || Beomgyu (END)
FanfictionBeomgyu. Ia adalah lelaki dengan segala keajaiban yang ada pada dirinya. Lelaki yang ditugaskan menjaga seorang gadis bernama Lee Seungha. Lelaki yang akan meninggalkan sebuah surat jika ia meninggalkan dunia. Siapakah Beomgyu sebenarnya? "Jangan pe...