11. Believe

37 11 0
                                    

Vote

Happy reading :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading :)

.

.

.

"Kamu dari mana? Kok bisa sampai basah begini?" tanya kak Haechan khawatir.

Seungha hanya tersenyum melihat kakaknya yang sedang khawatir. Kak Haechan menghampiri Seungha dan memastikan bahwa Seungha baik-baik saja. Secara fisik, Seungha memang kuat. Tapi secara batin, hatinya sedang terluka. Apalagi Seungha adalah orang yang rapuh jika sedang bersama orang-orang tertentu.

°°°

keesokan harinya di sekolah, Beomgyu hampir tak percaya dengan apa yang ada di hadapannya sekarang. Lokernya penuh dengan sticky note. Tulisannya pun beragam.

'Dasar orang aneh! Kamu sebenarnya siapa?'

'Mengaku saja! Kamu bukan manusia, kan?'

'Kamu cuma sampah yang menyamar di tubuh manusia!'

Beomgyu menghela nafas. Melihat tulisannya yang terlihat sama, Beomgyu yakin, hanya satu orang yang menulisnya.

Tapi... bagaimana bisa orang itu tahu bahwa Beomgyu bukan manusia?

Senyum misterius milik Beomgyu muncul saat itu juga. Ia yakin, penulis sticky note itu bukan manusia biasa.

Beomgyu mengambil semua sticky note itu, lalu membuangnya di tempat sampah, menyisakan satu untuk mencari siapa orang yang menulisnya. Tiga orang yang ia curigai sekarang. Sungchan, Chenle, dan Asahi.

———

Seungha berusaha mencari seorang pemuda yang kemarin ia temui. Pesan di ponselnya tidak dijawab. Kalau dilihat-lihat, Beomgyu memang jarang memegang ponselnya. Jadi mau tidak mau, Seungha harus mencari Beomgyu.

Seungha tidak mengetahui di mana rumah Beomgyu. Hanya ada satu harapan, ia harus menemukan Beomgyu secara kebetulan.

Seungha membutuhkan Beomgyu sekarang. Ia mempercayai Beomgyu. Hanya Beomgyu... dan kakaknya.

Seungha berlarian ke sana kemari. Namun, tak kunjung menemukan postur tubuh Beomgyu. Oh ayolah, sebentar lagi matahari akan terbenam.

Seungha terhenti di tempat terakhirnya. Ia yakin, Beomgyu ada di sini. Di toko es krim kesukaan Beomgyu. Tapi tak lama kemudian, harapannya pupus begitu saja. Ia tak mendapati Beomgyu ada di sana.

Dengan langkah lunglai, Seungha berjalan ke rumahnya.

"Kau mencari ku?"

Senyum Seungha merekah mendengar suara familiar yang ia cari. Dibaliknya badan Seungha, lalu mendapati Beomgyu ada di hadapannya.

———

"Beomgyu, bisa temani aku sebentar?"

Beomgyu tersenyum mendengar permintaan Seungha.

"Tentu."

Seungha menarik tangan Beomgyu ke toko es krim. Mereka mendudukkan diri, di salah satu kursi di sana.

Beomgyu memesan es krim yang biasa ia beli. Tak lupa memesankan es krim rasa mint choco untuk Seungha.

"Kenapa tak membalas pesanku?" tanya Seungha.

"Kau tahu, aku jarang memakai ponselku. Bahkan sekarang ini, aku tak membawanya," jelas Beomgyu.

Seungha yang mengerti hanya mengangguk pelan. Netranya teralih pada sinar matahari yang akan menghilang dari pandangannya. Senja memang tak pernah gagal membuat Seungha terperangah karena keindahannya.

Angin sepoi-sepoi menerpa tubuh Seungha. Ditatapnya matahari itu dari jarak jutaan kilo meter jauhnya. Awan membentang luas di atas langit. Awan itu berwarna jingga karena cahaya sang Surya yang sedang terbenam.

Menenangkan. Seungha melamun. Ia sedang mengosongkan pikirannya yang kacau.

Beomgyu tersenyum kecil menatap sosok Seungha yang ada di depannya sekarang. Tangannya terulur, mengusak surai gadis itu.

Merasa ada yang menyentuh rambutnya, Seungha menatap lelaki itu. Mata coklatnya bertemu dengan galaxy indah milik Beomgyu. Dirasa tatapannya cukup lama, Seungha tersadar, lalu ia memalingkan wajahnya dari tatapan Beomgyu. Wajahnya memanas.

Beomgyu kembali tersenyum melihat Seungha yang salah tingkah. Entah sudah berapa kali ia senyum hari ini, yang pasti ia bahagia. Bukannya makhluk semacam Beomgyu harusnya begitu?

"Kamu lucu. Senyum terus ya... Jangan sedih terus. Nanti aku ikut sedih," ucap Beomgyu.

"Gyu, aku yakin, kalau kebahagiaan akan datang pada waktunya. Dengan keajaiban, mungkin?" ucap Seungha ragu.

"Kamu percaya tidak, bahwa sebenarnya keajaiban itu nyata?" tanya Beomgyu.

"Aku percaya. Semua yang terjadi keajaiban. Termasuk pertemuan kita. Bahkan aku tak pernah menyangka, aku akan bertemu orang sebaik dirimu," Seungha tersenyum saat mengatakan itu.

Semua akan indah pada waktunya. Yang kita lakukan hanya terus berusaha sampai waktu itu tiba. Jangan menunggu tanpa berusaha. Karena itu akan sia-sia.

















To be continued...

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I Can Fly || Beomgyu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang