|sip-o|

151 29 6
                                    

Alunan lagu perlahan mulai samar terdengar, bertepatan dengan usainya gerakan tari yang dipertunjukkan oleh para dancer di tengah ruangan. Meski napas masih kian tersengal-sengal, lengkungan senyum tetap mereka berikan ke arah kamera. Studio sunyi untuk sesaat, sebelum pemuda berkupluk hijau yang berada di belakang kamera mengangkat jempol tangannya, tanda bahwa pengambilan video sukses dilakukan. Seketika riuh tepuk tangan menguar ke langit-langit, sebagai bentuk kepuasan terhadap performance yang berhasil tampil sesuai ekspetasi.

Setelah saling melempar pujian dan ucapan terima kasih atas kerja keras yang telah diberikan selama dua pekan terakhir, Ara dan Sarah beranjak pergi ke sudut ruangan di mana keduanya menaruh tas.

"Ra, mau minumnya dong." Ara memberikan minumnya kepada Sarah yang tanpa ba-bi-bu langsung meneguknya sampai habis. Gadis mungil itu hanya menggelengkan kepala sambil melirik botol minum miliknya yang kosong. "Lo haus banget, ya?"

"Banget!!" Sarah mengusap sisa air menggunakan punggung tangan.

Merasa waktu yang mereka berikan untuk rehat-setidaknya mengatur napas-cukup, kedua gadis itu beralih mencopot atribut tari yang mereka kenakan. Namun belum mencapai setengahnya mereka lepas, suara teriakan terdengar dari divisi dokumentasi.

"Ayo merapat! Kita lakukan sesi foto bersama!" Sekumpulan manusia yang tadinya berpencar ke segala penjuru studio, mulai bergerak ke tengah-tengah ruangan.

"Ara-ssi, Saeun-ssi! Yeogi!" Seorang gadis berkuncir kuda melambaikan tangan ke arah Ara dan Sarah. Dengan segera mereka berdua memposisikan diri tepat di samping gadis itu. Tiba-tiba sepasang tangan gadis itu menyapa pipi Ara, lantas mengunyel-unyelnya. (Sini!)

"Yeji Eonni, geumanhaeyo," cicit Ara kecil. Si pelaku pengunyel yang sekaligus dipanggil oleh Ara dengan sebutan eonni tersebut, menghambur tawa renyahnya. "Haha, maaf, ya. Kau sangat menggemaskan, sih." (Hentikan)

"Ah, eonni bisa saja," senyum Ara malu-malu.

"Oke, semuanya menghadap kamera!" Pemuda dari divisi dokumentasi tersebut sekali lagi mengencangkan suara. Dirasa sudah siap, pemuda itu mulai berhitung, "hana, dul, se-"

"Berhenti!" seru satu orang di pinggir kerumunan. Semua mata otomatis terarah kepada orang yang kini mengedarkan pandangannya ke segala arah seperti mencari sesuatu. "Jungwoon sunbae-nim eodisseo?" (Senior Jungwoon ada di mana?)

Secara spontan beberapa ikut mencari keberadaan ketua klub mereka, termasuk Ara yang menyoroti tempat di mana ia terakhir kali melihat Jungwoon.

"Ah... Dia?" bicara Yeji mengambil atensi Ara.

"Jungwoon izin pamit sebentar ke kampusnya. Ada panggilan mendadak dari dosen," lanjut Yeji. Lantas semuanya mengangguk paham. Mereka tahu seberapa sibuknya Jungwoon. Selain dipercayai jabatan ketua klub dance dua tahun lamanya, Jungwoon juga mengemban tugas sebagai asisten dosen di salah satu mata kuliah. Reputasinya di SNU-Seoul National University-pun ialah mahasiswa dengan segudang prestasi.

"Baiklah, kalau begitu kita lanjut saja sesi fotonya," putus pemuda dari divisi dokumentasi, bersiap kembali bersama kameranya seraya berhitung mundur.

Ckrek!

"Ra, lo duluan aja keluarnya," ucap Sarah saat sesi foto telah benar-benar usai.

Ara memiringkan kepalanya bingung. "Emang lo mau ke mana?"

"Gue di panggil sama senior lain. Kayaknya mau ngomongin soal project selanjutnya, deh. Pokoknya nanti lo tunggu gue di depan, ya!" Ara pun menanggapi perkataan Sarah dengan memberi jempol tangannya. Tahu bahwa sahabatnya itu mengerti, Sarah bergegas melenggangkan kaki menuju kerumunan kecil di pojok studio.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NeoegeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang