|sam|

993 90 24
                                    

08.20 KST;
In Incheon International Aiport

Berkali-kali Dinda melirik jam tangannya lalu mengedarkan pandangannya ke segala arah, berharap menemukan keberadaan teman-temannya. Di dalam benaknya, Dinda terus menerus meyakinkan diri bahwa tidak ada satu pun dari mereka yang tersesat ke tempat ketiganya berada. Jika itu benar-benar terjadi, Dinda tidak tahu lagi harus berbuat apa, terlebih ia baru pertama kali menginjakkan kaki di negeri ginseng ini.

"Din, daripada lo capek nunggu mereka sambil berdiri, mending lo duduk, deh," cetus Anna untuk ketiga kali kepada Dinda. Lagi-lagi yang didapat dari Dinda hanya gelengan kepala tanda menolak.

Kepala batu! batin Anna sembari mendelik ke arah Sarah yang sedari tadi asyik memainkan jemari di layar handphone miliknya. "Kayaknya lo excited banget dapet chat dari orang itu." Bagai maling ayam yang tertangkap basah, air muka Sarah seketika berubah kaku.

Curiga dengan perubahan raut wajah Sarah yang berlebihan, Anna meneruskan perkataannya. "Jangan-jangan lo dapet chat dari dia?"

"E-ehm? Apa sih maksud lo? Gue nggak ngerti."

Mata Anna menatap kedua manik Sarah lamat, setelahnya terkekeh pelan. "Lo nggak berubah, ya." Sarah semakin mengerutkan keningnya tak mengerti.

"Yaudah, nggak perlu dibahas lagi." Anna mengalihkan matanya ke orang-orang yang berlalu lalang di sekitarnya lantas menangkap kedua orang yang berlari-lari ke arah mereka bertiga. "Tuh, mereka."

"Sorry, ya, lama. Tempat money changer-nya antri banget," ujar Ara dengan napas tersengal-sengal.

"Lho? Rain sama Elma dimana?" tanya Vero yang tak melihat sosok kedua orang itu.

"Ke kamar mandi mereka."

"Tapi ini lama banget nggak sih?! Jangan-jangan mereka nyasar lagi," Dinda kembali didera serangan panik, takut apa yang ia pikirkan benar terjadi.

"Nggak, kok." menepis kekalutan Dinda, Rain datang bersama Elma ke tengah Vero dkk.

"Udah?"

Elma mengangguk sembari melempar tatapan miris pada baju 'indah'nya yang mesti tersembur pelangi-disamarkan untuk kenyamanan para pembaca-yang kini tersampir di lengannya. Rain yang peka oleh karenanya menepuk pundak Elma, ikut miris akan kesialan yang menimpa kawan se-perberantemannya itu.

"Yaudah, yuk. Langsung berangkat aja," ajak Vero pada teman-temannya menuju stasiun kereta bawah tanah.

Tidak mau ditinggal oleh Vero dkk yang telah beranjak pergi, Sarah memasukkan handphonenya secepat mungkin dan menyusul teman-temannya. Tak sempat menyadari notifikasi chat yang terakhir masuk ke handphonenya.

차기야: Jangan lupa untuk menontonku, ya! Kesayanganmu ini benar benar panas lho! ㅠ0ㅠ

차기야: Jangan lupa untuk menontonku, ya! Kesayanganmu ini benar benar panas lho! ㅠ0ㅠ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NeoegeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang