|borahae|

733 83 38
                                    

/turn on mulmed/

Dahulu kala di sebuah desa, hidup seorang pemuda yang tampan luar biasa. Pemuda itu tinggal bersama keluarga sederhananya di bawah naungan gubuk jerami. Kedua orang tuanya merupakan petani yang sehari-harinya bekerja di kebun. Sesekali ketika selesai bersekolah, pemuda itu turut membantu Ayah dan Ibunya.

Pada suatu waktu di saat pemuda itu sedang berkebun, Indra pendengarnya menangkap sebuah alunan saxophone. Alunan yang di dengar olehnya seakan merelung dalam jiwa. Hingga membuat ia bertekad untuk bisa mencipta alunan seindah itu yang dapat menyihir bagi siapa pun yang menikmatinya.

Dan satu kalimat tertetap di lubuk hati pemuda itu. "Aku akan menjadi seorang penyanyi."

Namun tidak semudah itu untuk meraih apa yang diimpikan. Begitu banyak hal yang dihadapi oleh pemuda itu. Belum lagi perihal pandangan orang-orang yang tak luput meremehkan impian pemuda itu.

"Kau mengkhayal, ya? Mana mungkin orang sepertimu bisa menjadi penyanyi."

"Jangan terlalu tinggi untuk bermimpi."

"Lebih baik kau urus dahulu keluargamu."

Kata kata yang terlontar dari orang-orang seolah sudah menjadi makanan keseharian pemuda tersebut. Meski dihadang dengan berbagai cemoohan, pemuda tersebut tetap memantri senyum kontaknya sembari berkata, "aku pasti bisa mewujudkan mimpiku."

Berbagai usaha dilakukan oleh pemuda itu. Mulai dengan menyisihkan sebagian uang sakunya tuk bisa mengikuti les vokal. Sampai pada satu saat sang Ayah menghampiri anak lelaki pertamanya tersebut.

"Ada apa, Yah?"

Sang Ayah tersenyum sambil menunjukkan saxophone yang sedari tadi bersembunyi dibalik badannya. Mata pemuda itu lantas berbinar-binar dengan tangan yang menerima saxophone pemberian ayahnya. "Ini serius untukku?"

Dengan penuh kasih sayang, sang Ayah mengelus rambut si anak. "Seorang penyanyi setidaknya harus menguasai satu buah alat musik, ya, 'kan? Semangat, anakku. Ayah akan selalu mendukungmu."

Ribuan ucapan terima kasih ia lontarkan kepada salah satu pahlawan hidupnya itu. Pemuda itu pun semakin giat untuk mengejar mimpinya sebagai penyanyi. Hingga sebuah kesempatan datang dan ia dipertemukan oleh keenam pemuda yang memiliki impian sama dengannya.

"Aku pun pernah mengalami hal itu," ucap seorang pemuda bermata sipit di malam selepas mereka berlatih.

"Bahkan kedua orang tuaku sendiri tidak mendukung mimpiku." Meski terdapat senyum simpul di wajahnya, mata sipit pemuda itu secara gamblang mengatakan ada kekecewaan di sana. "Yah, tetapi dengan sifatku yang keras kepala, aku tetap terus bertahan pada mimpiku sampai suatu hari aku bisa membuktikan bahwa mimpi yang aku pilih ini adalah jalanku menuju kesuksesan."

"Apalagi aku tidak seorang diri." Jelas pemuda itu memperuntukkan kalimatnya bagi keenam pemuda yang kini ikut tersenyum.

Seorang pemuda manis berlesung pipi segera merangkul pria yang lebih tua darinya itu. "Ya, aku sangat yakin kita pasti akan berhasil mengejar mimpi kita."

Malam berkilau bintang tatkala itu bak memberi petunjuk jika ada tujuh mimpi besar yang tergantung di atas sana. Sampai tepatnya pada tanggal 13 Juni 2013, sebuah grup resmi didebutkan dengan nama "Bangtan Sonyeondan".

Walau sudah berhasil menjajaki dunia hiburan, perjuangan ketujuh pemuda itu belumlah berhenti. Mulai dari tinggal di dorm yang tidak memadai, memakan hidangan pun dalam satu porsi beramai-ramai, melakukan performance dengan baju yang seadanya, bahkan melakukan konser dengan penonton yang bisa dibilang sedikit. Tak luput berbagai cemoohan dalam segala macam bentuk pun harus mereka terima. Tetapi semua perihal-perihal itu tidak sama sekali menyurutkan mimpi mereka. Justru ketujuh pemuda itu berpijak semakin kuat. Ditambah dukungan dari orang-orang terdekat mereka serta penggemar yang senantiasa mendukung, membuat mereka semakin yakin jika tidak ada usaha yang sia-sia.

Dan nyatanya memang benar.

Di tahun 2015, untuk pertama kalinya grup bernama Bangtan Sonyeondan atau biasa dipanggil BTS tersebut sukses membawa pulang trofi kemenangan. Tidak berhenti di situ, setahun kemudian BTS dapat meraih daesang dalam kategori "Artist of the Year" di sebuah acara awards bergengsi Korea Selatan.

Perlahan tapi pasti, kepopularitasan grup bermember ketujuh pemuda itu mulai menanjak dunia internasional. Hingga masuk ke jajaran nominasi awards internasional dan berhasil memenangkan kategori tersebut. Perjalanan karir BTS seolah membuktikan bahwa apa pun hal yang sejak awal mereka perjuangkan akan berbuah manis sesuai usaha yang dilakukan.

"Lalu dimanakah sekarang mereka, paman?"

"Ya. Dimana mereka sekarang? Apakah mereka masih bersama-sama?" sahut anak kecil yang duduk tepat di hadapan Taehyung.

"Mereka masih ada dan masih tetap bersama. Hanya saja kini mereka sedang beristirahat sejenak bersama keluarga kecil mereka," senyum Taehyung.

Tiba-tiba terdengar tepukan tangan berulang kali dari Hoseok yang berjalan menghampiri kerumunan berisi Taehyung juga kedelapan anak kecil. "Baiklah, waktu berbagi cerita selesai. Ini saatnya kalian makan, oke."

Salah satu anak kecil mengeluarkan desah kecewa. "Ah, Ayah.. Kami 'kan masih ingin mendengarkan cerita dari paman Taehyung."

"Ceritanya 'kan bisa dilanjutkan nanti, sayang. Sekarang waktunya kalian makan. Kalian tidak mau 'kan membuat ibu kalian marah?" Serentak sekumpulan anak kecil itu menggeleng dan bergerak pergi mendatangi ibu mereka masing-masing.

"Kau tidak bercerita yang aneh-aneh 'kan, Tae?"

Taehyung menggeleng sembari berdiri menggendong anaknya. "Tidak, Hyung."

"Uhm, Hyung?"

"Kenapa?"

"Aku merindukan masa-masa itu."

Memori Hoseok terlempar ke masa dimana mereka berdiri di atas panggung megah dengan jutaan ARMY yang menggerakkan ARMY bomb kebanggaan mereka sehingga membentuk lautan cahaya. Bersama-sama mereka semua berbagi kebahagiaan yang akan dikenang sampai masa yang akan datang. Ah, sungguh masa-masa itu adalah wujud terindah dari mimpi yang ketujuh pemuda itu perjuangkan selama ini.

"Apa yang kau rindukan memang, Yah?"

Taehyung dibuat terkekeh atas pertanyaan anaknya. "Ayah merindukan semua orang yang Ayah cintai."

"Bukan orang yang Ayah cintai itu aku dan Ibu?"

"Iya, sayang. Tetapi ada juga seseorang berharga yang Ayah cintai selain kalian."

"Siapakah itu?"

"ARMY."

"Begitukah? Kalau begitu aku juga mencintai mereka, Yah." Taehyung mencubit gemas hidung anaknya. "Kau ini bisa saja."

"Seok-ie! Taehyung-ie! Bantu aku!" teriak Namjoon yang sedang mengangkat panggangan barbeque.

Sementara Hoseok bergegas pergi dengan sedikit mendumel, Taehyung terdiam dahulu di tempatnya berada seraya melempar senyum ke langit malam.

ARMY-ah, kami akan terus bersama sampai menua sekalipun dengan kalian yang hingga kapanpun tetap menempati relung hati kami. Berbahagialah selalu. Kami mencintai kalian. Selamanya.

🎉Happy anniversary BTS🎉

Mohon maaf ya, chapter ini di up dadakan, malam banget lagi. Walau begitu kami tetap berharap kalian menyukainya.

Selain itu, ada pesan dari ARMY untuk semua ketujuh pemuda kesayangan kami. Kami tahu kalian ingin selalu tampil maksimal untuk memberi yang terbaik bagi ARMY, tetapi jangan sampai lupakan kesahatan dan keselamatan kalian. Jangan lupa untuk tetap mencintai diri kalian seperti yang kalian katakan kepada kami. Kami selalu mendukung kalian apapun yang terjadi.

Tetap bersinarlah seperti bintang, pertahankan selalu kekompakan dan persaudaraan kalian selamanya. Perjuangan kalian memang tidak mudah untuk mencapai kesuksesan kalian saat ini. Tetapi ingatlah, ada kami yang setia mensupport kalian kapanpun itu seperti kalian mensupport kami, memberikan kebahagiaan serta warna dalam hari-hari kami lewat lagu-lagu kalian. 보라해💜

Salam hangat,
Angrerasade

-13 Juni 2020

NeoegeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang