|yuk|

918 96 27
                                    

Vero dkk berkumpul sembari mengamati pintu kamar yang saat ini sedang ditempati oleh Rain. Sejak berita perihal Suga dan Suran dipublikasikan semalam, Rain tanpa berbicara sepatah kata pun, mengurung diri di kamar Ara. Bahkan hingga jam telah menunjukkan pukul 7 pagi, pintu tersebut tak kunjung terbuka juga.

Elma yang sudah tak tahan lagi, segera melenggangkan kaki ke pintu kamar Ara. Namun langkahnya lekas diblokir oleh Dinda. "El, biarin dia sendiri dulu."

"Udah berapa jam dia ngurung di kamar, Din! Kalo dia ngebuat hal yang aneh-aneh gimana," cetus Elma menumpahkan segala kegelisahannya.

"Gue enggak sebodoh itu kok." Vero dkk menoleh ke arah Rain yang sekarang berdiri dengan tenang di depan pintu kamar. Tidak ada kantung mata membengkak, tidak ada wajah lesu ataupun kecewa. Semua yang terlihat pada Rain benar-benar jauh dari ekspetasi Vero dkk.

Tanpa ba-bi-bu, Elma meraih wajah Rain, mengecek dengan teliti keadaan temannya. "Lo seriusan gapapa? Nggak kesambet atau gimana gitu?"

Rain lekas menepis tangan Elma, memperlihatkan raut jengkel. "Enggak, anjir. Gue baik-baik aja secara jasmani dan rohani," jelas Rain seraya menebar senyum ceria kepada yang lain. Vero dkk termenung di tempat, entah harus ikut senang melihat keadaan Rain yang terlihat baik-baik saja atau malah justru khawatir.

"Terus sekarang kalian nggak ada yang siap-siap buat pergi?"

Sebab tidak ada yang menjawab, Rain melancarkan pertanyaan kedua. "Ini serius kalian lupa kalo hari ini kita bakal pergi ke fansign?"

Seolah-olah baru teringat, Vero dkk hanya menyengir sambil satu persatu beranjak dari tempat mereka. Menyisakan Sarah dan Rain yang sekarang berdiri berhadapan.

"Lo serius mau bersikap kayak gini?"

Rain yang paham maksud Sarah membalas dengan dengusan pelan. "Kita sama-sama tahu, sar." Rain menatap langsung ke manik hitam Sarah. "Biarin mereka paham dengan sendirinya."

"Aku ingin berbicara to the point kepada kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku ingin berbicara to the point kepada kalian."  Bang Sihyuk memandang bergantian ketujuh pemuda yang kini berkumpul di ruangan kerjanya. "Aku tidak pernah melarang kalian menaruh perasaan kepada gadis manapun."

"Namun demikian seharusnya kalian juga paham risiko dari perasaan kalian berdampak besar terhadap profesi kalian sebagai idol." Bang Sihyuk menghela napas panjang. "Jika kalian tahu, sudah ada tiga perusahaan yang membatalkan kontrak kerja terhadap kita sebab berita yang baru saja dipublikasikan. Kurasa kalian sudah sangat paham akan merambat kemana semua permasalahan ini."

"Maka dari itu, aku ada satu permintaan kepada kalian semua." Kepala yang sedari tadi hanya tertunduk diam, lekas terangkat mengarah kepada Bang Sihyuk. "Putuskan hubungan kalian dengan ketujuh gadis itu dan bersikaplah seperti kalian tidak mengenal ketujuh gadis tersebut."

"Bukankah itu keterlaluan, Bang-sajangnim?" Jimin membuka suara sebagai bantahan.

"Lantas apakah kau ingin bernasib sama dengan Yoongi, Jimin-ah?"

NeoegeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang