|sa|

998 92 23
                                    

Pagi ini menu sarapan Vero dkk adalah sup pengar sebagai makanan penghilang mabuk yang tak asing lagi di negeri gingseng ini. Kondisi semalam benar benar menjadi pengalaman pertama bagi Vero dkk yang tak akan pernah dilupakan. Jika kalian bertanya siapa yang memasaknya tentu saja sisa dari mereka yang sekiranya tidak semabuk Sarah, Elma dan Dinda. Yang pasti mereka tidak meminta tolong kepada paman Hwang untuk membuatnya, toh jika ia tau mungkin saja Vero dkk bisa kena ceramah semalaman, bahkan mungkin bisa saja ia bilang ke orang tua Ara tentang hal ini.

Dengan wajah bantal sarah berjalan ke meja makan seraya memijat pundaknya. "Ih, kok badan gua sakit sih," disahut oleh Dinda yang juga mengeluh kalau kepalanya pusing. Membuat Rain dan Anna menahan tawa mengingat ocehan absurd dari mereka yang mabuk semalam.

"Udah, nih makan aja supnya cepet. abis ini kita berangkat nanti takutnya nggak keburu lagi," suruh Rain yang menyiapkan hidangan di meja makan.

Hingga mereka teralihkan ke salah satu orang yang terlihat benar benar sangat kelaparan. "Ya ampun laper banget gue, serasa belum makan dari kemarin," celetuk Elma ditengah kegiatan makannya.

"Ya gimana nggak laper, kemarin abis makan lo malah muntah, mana kena baju gua pula. Nanti cuciin tuh jangan lupa!" sahut Vero sambil protes. Elma yang mengingat sedikit kejadian kemarin hanya menunjukan senyum seakan tak bersalah.

Sehabis perut terisi penuh, Vero dkk bergegas bersiap-siap. Mereka pun langsung berangkat menuju SNU dengan kereta. Untuk sampai di SNU, mereka butuh sekiranya 1 jam perjalanan dengan berjalan kaki, menaiki kereta lalu disambung dengan bus.

Sesampainya disana Ara, Anna dan Sarah pergi ke gedung fakultas mereka masing-masing. Karena belum tahu apakah mereka yang bukan mahasiswa SNU diizinkan untuk masuk kedalam, Elma, Rain, Dinda, dan Vero memilih untuk menunggu ketiganya di taman yang ada di sekitar SNU.

Helaan nafas panjang keluar begitu saja dengan napas yang masih terengah-engah saat Ara berada di lantai 5 gedung fakultas teknik. Disana ia menghabiskan waktu hampir setengah jam lamanya, mencari tempat yang diinfokan untuk melakukan registrasi. Tak menemukannya, Ara bersandar di tembok sebab lelah yang melanda akibat kesana kemari mencari ruangan yang ia tuju.

"Annyeong haseyo." Ara menoleh setelah mendengar sapaan orang yang berada di depannya, yakni seorang laki-laki berpakaian jeans biru dan kaos putih dibalut jaket denim.

Ini gua yang kurang tinggi apa dia yang ketinggian sih? Tapi hampir sama tingginya kaya kookie sih, batin Ara yang malah memikirkan Jungkook disaat seperti ini. "Annyeonghaseyo." Sebab orang di depannya terlalu tinggi, Ara harus berdongak sedikit untuk menyapanya.

"jeogiyo, ada yang bisa kubantu?"  (permisi)

Mendengarnya, mata Ara lekas berbinar. "Ne! Apakah kau tahu dimana ruang registrasi? " Tanya Ara langsung yang sudah cukup lelah menjelajahi 5 lantai sekaligus sedari tadi. Menguras tenaga iya, waktu juga terbuang sia-sia begitu saja.

"Ouh, kau dari tadi mencari ruangan itu." Laki-laki itu terkekeh manis, membuat Ara sedikit terpesona. "Ayo akan ku antar kau  kesana," tawar laki-laki itu yang diangguki oleh Ara.

"Neoui ireumeun mwoyeyo? Aku Kim Jungwoon, jurusan teknik sipil semester 4." (Siapa namamu?)

Ara memberhentikan langkahnya dan membungkuk kearahnya. "Joesonghabnida sunbaenim, sudah merepotkanmu. Perkenalkan aku Hwang Ara." Laki laki bernama Jungwoon kembali terkekeh pelan melihat respon Ara yang menurutnya imut. (Maafkan aku senior)

NeoegeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang