[1994]
Apa itu soulmate? umm... apa ya? Entahlah. Gadis berumur empat tahun ini tidak tahu apa arti dari kata itu. Ia pernah beberapa kali mendengar kata itu tapi ia juga tidak terlalu memperdulikan hal semacam itu karena ia lebih suka bermain dengan mainannya.
Gadis kecil itu tadinya sedang asik sendiri bermain dengan pesawat mainannya di teras rumahnya. Lama kelamaan ia mulai bosan dengan mainannya itu. Saat bosan itulah ia menangkap sesuatu dengan matanya. Di sana di rumah sebelah, Ia melihat anak kecil perempuan kira-kira seumuran dengannya yang juga sama sedang bermain di teras rumahnya.
Ia sering sekali melihat gadis itu yang bermain sendirian di terasnya. Tapi hingga saat ini ia belum mengenalnya bahkan tau namanya. Seingatnya eomma pernah mengajaknya pergi ke sana dan ia bertemu dengan gadis itu, tapi saat itu ia tidak berani untuk berkenalan.
Ia yang sudah terbiasa bermain sendiri mulai memperhatikan gadis itu yang berada di rumah sebelah. Rumah mereka tidak memiliki pagar dan hanya ada tembok pembatas yang memisahkan halaman rumah. Itupun tidak terlalu tinggi jadi gadis itu bisa melihat gadis dirumah sebelah itu. Terkadang ia melihatnya sedang bermain di teras, berlarian kesana kemari, atau pergi entah kemana dengan eommanya.
Semakin hari semakin dilihat, ia semakin penasaran dengan gadis itu. Sudah lama ia terpikir untuk pergi ke sana hanya untuk sekedar berkenalan. Tapi ia juga sedikit malu. Well, jika ia tidak bergerak rasa penasarannya tidak akan terjawab. Lagipula tidak ada salahnya juga membuat teman baru walau sebenarnya ia sudah punya dua orang kakak yang menyebalkan.
Ia masuk ke dalam menuju dapur. Di sana ia melihat eommanya yang sedang memasak di depan kompor. Ia menghampirinya.
"eomma" panggil gadis itu sambil menarik baju eommanya.
"ne Jeongyeon?" tanya eomma masih fokus memasak.
"aku mau keluar sebentar ya eomma"
"eh? mau ngapain keluar-luar?" tanya eomma sedikit khawatir.
"aku mau ke rumah sebelah doang eomma, aku gak bakal pergi jauh-jauh, ne?" bujuk Jeongyeon.
"baiklah, tapi hati-hati ne?"
"ne~"
Jeongyeon langsung pergi keluar setelahnya. Ia berjalan ke depan rumahnya bersembunyi dari tembok pembatas. Ia mengintip dari sana dan ia masih bisa melihat gadis itu. Tapi tiba-tiba jantungnya menjadi berdebar cepat dan ia menjadi gugup.
Ia memiliki rencana lain. Ia mulai berjalan lewat depan rumah gadis itu untuk mencari perhatiannya tapi ternyata gagal. Ia kembali berjalan dari sana menuju rumahnya lalu kembali bersembunyi di balik tembok, tapi tetap saja gadis itu masih sibuk dengan mainannya.
Dirasa sudah cukup kesal, ia memberanikan dirinya untuk langsung mendatanginya saja. Jeongyeon menghirup nafasnya dalam-dalam lalu langsung mengeluarkannya. Tapi baru saja ia mulai melangkah, kakinya menginjak batu yang membuatnya--
"ADUH!!"
Jeongyeon terjatuh dan lututnya langsung berinteraksi menghantam tanah. Ia terduduk disana sambil kesakitan memegang lututnya.
"yah, kau tidak apa?"
Jeongyeon menatap ke atas dan ia melihatnya, akhirnya ia bisa melihatnya sedekat ini. Ia bisa melihat dengan jelas gadis tetangga itu dengan boneka unicorn ditangannya. Ia juga baru menyadari gadis itu memiliki mata yang besar.
"eh? mengapa kau jadi bengong?"
"a-ah, uh, ne, aku tidak apa hehe" ucapnya menjadi gugup.
"sini aku bantu berdiri"
Ia berdiri sambil meringis kesakitan dengan bantuan gadis tadi.
"apa itu sakit?" tanya gadis itu sedikit khawatir.
"a-ah tidak, ini tidak sakit hehe" jawab Jeongyeon. Padahal kakinya mah masih sakit.
"ah baguslah. oh iya, kau tinggal dimana? aku baru melihatmu" tanya gadis itu.
"ehh?? bagaimana bisa kau tidak mengenalku?"
"manaku tau, aku tidak mau berkenalan dengan orang jahat"
"ehh!? apa wajahku ini terlihat seperti orang jahat?"
"umm, mirip lah seperti yang ada di tv"
"eh!? haish, baiklah kita kenalan saja" Jeongyeon mengulurkan tangannya ke depan. "aku Jeongyeon, Yoo Jeongyeon. aku tinggal di sebelah rumahmu"
"jinjja? wah aku baru tau. aku Jihyo, Park Jihyo" Jihyo membalas jabatan tangannya tersenyum dengan pipi tembamnya.
"Jihyo!"
Mereka berdua menoleh ke sumber suara dari pintu rumah yang mana itu adalah eomma Jihyo. Eomma berjalan mendekati mereka berdua.
"oh rupanya kau punya teman baru. dan, ah aku ingat, apa kau anak bungsu dari keluarga Yoo?"
"hehe ne" jawab Jeongyeon cengengesan.
"apa eomma mu tau kalau kau ada disini?"
"ne, semua siap terkendali!"
Eomma Park tertawa geli "haha baiklah. omong-omong eomma baru selesai membuat hotteok, siapa yang mau?"
"aku!" "aku!" ucap mereka berdua antusias.
"cah, ayo kita masuk ke dalam!"
"yeay!" "yeay!"
Mereka bertiga masuk ke dalam dengan eomma park yang berjalan didepan disusul dengan kedua anak kecil yang baru saja berkenalan.
Walau baru beberapa menit lalu mereka saling mengenal, mereka sudah menjadi cukup dekat. Mereka telah membentuk sebuah ikatan pertemanan hanya dalam sekejap.
***
TBCHai! balik lagi sama cerita jeonghyo 😁 cerita ini sedikit beda dari cerita yang pernah aku buat tapi bakal tetep menarik. Have a nice day~
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate | Jeonghyo
FanfictionJeongyeon dan Jihyo yang mencari tahu apa arti dari kata "Soulmate" Apa itu Soulmate?