[February 2012]
Lanjutan chapter sebelumnya.
"ada apa tentang tatapan itu Miss Park? apa kau mulai belok karena melihat wajahku ini?" ucap Jeongyeon dengan senyum jahilnya.
Jihyo yang duduk di depannya terkejut dan tersadar. Memang sih dari penampilan Jeongyeon memang cukup berbeda. Ia terlihat lebih... mature? Mungkin kata itu paling mendekati.
"haish jinjja" Ia memutar matanya malas.
"hanya saja aku belum terbiasa dengan rambut barumu yang lebih panjang dan pirang, terakhir kali kita bertemu lebih pendek dan hitam kan?"
Jeongyeon hanya tertawa. Saat ini mereka sedang duduk di warung tteok langganan mereka dulu dan tentu saja Jeongyeon yang bayar setelah dipukuli Jihyo tadi.
Kata-kata Jihyo yang tadi membuat Jeongyeon terdiam. Terakhir kali kita bertemu.
"umm... ji, soal kejadian kita yang dulu, aku minta maaf ya"
Jihyo yang ada di depannya tergeming. Ia menghembuskan nafasnya panjang. "sebenarnya aku juga mau minta maaf kepadamu karena aku juga salah. katakan saja kalau ini kesalahan kita berdua, waktu itu kita masih bocah kan? mending kita coba move on aja dari kejadian itu karena ngapain juga diinget lagi kan? kita mulai saja lagi dari sekarang" ucap Jihyo dengan senyumnya.
Jeongyeon juga tersenyum. "thanks ji"
"lalu gimana rencanamu selanjutnya di sini?" tanya Jihyo.
"umm, sementara aku akan tinggal di rumah appa eomma, terus mencari pekerjaan, dan kalau sudah punya tabungan mungkin aku akan pindah ke apartement. yah, mungkin begitu rencanaku dalam waktu dekat" ucap Jeongyeon diangguki Jihyo.
"aku juga penasaran, mengapa kau cepat sekali pulangnya? maksudku apa kau sudah lulus?" tanya Jihyo.
"ya aku sudah lulus. sekolahku memang cuma tiga tahun jadinya aku bisa pulang lebih cepet" jelas Jeongyeon.
"lalu mengapa kau baru pulang sekarang? mengapa tidak beberapa bulan lalu setelah kau lulus?" tanya Jihyo lagi.
"aku sempet kerja jadi barista di coffee shop temenku di sana, sama sekalian nyapin mental buat dengerin ocehanmu nanti saat pulang" ucap Jeongyeon.
"haha, kau sudah nyiapin mental saja masih ketakutan tadi"
"mana ada! itu aku ngalah saja karena kau cengeng"
Jihyo langsung memberikan tatapan mematikan pada Jeongyeon yang membuat Jeongyeon tertawa.
"bagaimana denganmu?" kali ini Jeongyeon yang bertanya.
"aku sudah menyelesaikan tugas akhirku, tinggal beberapa macam hal lagi lalu tahun ini aku akan lulus" jelas Jihyo.
"dan kau... apa kau masih bersama Daniel?" tanya Jeongyeon hati-hati.
Pertanyaan itu membuat Jihyo langsung gugup, pertanyaan yang sebenarnya paling ia antisipasi dan takuti. "y-yeah, kita masih bersama sampai sekarang" Jihyo berusaha untuk tersenyum.
"jeong, apa kau tak masalah dengan itu" tanya Jihyo ragu.
"haha ayolah ji itu sudah empat tahun lalu dan sekarang aku sudah berbeda. aku pasti akan mendukungmu"
"baguslah kalau begitu, ku kira kau ingin ku tampar lagi"
"well, kalau ditampar lagi ya tinggal kirim surat lagi aja"
"hilih pake surat-suratan segala. kata-katanya itu lho, aigoo gak banget!" ucap Jihyo sambil memasang wajah geli.
"ehh?? kau pikir aku tak tau, eomma pernah menelponku kalau setelah baca surat itu kau nangis sambil ngomong 'Jeongyeon-ah mengapa kau tinggalkan aku' kan?" ucap Jeongyeon sambil menirukan Jihyo yang nangis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate | Jeonghyo
FanfictionJeongyeon dan Jihyo yang mencari tahu apa arti dari kata "Soulmate" Apa itu Soulmate?