Safest Place

274 46 4
                                    

[October 2012]

Selain kesedihan, lawan dari sebuah kesenangan adalah fakta. Terkadang kesenangan yang kita lihat dan rasakan tidak sesuai dengan fakta yang ada. Di balik sebuah kesenangan bisa saja ada fakta memilukan yang selama ini tertutupi dan tak pernah kita tau.

Sebuah fakta bisa mengubah segalah hal.

Jihyo saat ini sedang berada di dalam taksi yang akan mengantarnya pulang. Sejak awal perjalanan ia hanya menatap ke luar jendela, ada gedung-gedung tinggi yang indah di sana.

Ia memang menatap keluar tapi ia bukan menatap gedung, itu hanya tatapan kosong yang tak bermakna apapun. Sedari tadi hatinya sakit, seperti ada sesuatu yang tak henti menusuk hatinya. Rasanya ia ingin sekali berteriak mengeluarkan semuanya.

Dibalik tatapan kosongnya itu, terdapat pikiran yang berkecamuk. Ia bingung, ia tak bisa berfikir lagi, ia hilang seperti kehilangan arah, seperti ada lubang di depannya sehingga ia tidak bisa berbuat apa-apa. Mungkin sebentar lagi hatinya juga tidak bisa merasakan apapun.

Setetes air mata keluar dari matanya tapi ia langsung mengapus itu dengan kasar. Tidak, ia tidak boleh seperti ini lagi. Tidak ada yang perlu ditangisi lagi dari itu, semuanya sudah berakhir.

'drrt, drrt, drrt'

Jihyo merasakan ponselnya yang berdering. Ia membuka tas mengambil ponselnya. Melihat nama yang menelpon saja sudah bisa membuat senyum di salah satu sudut mulutnya. Hatinya tergerak seperti menemukan suatu pencerahan.

"h-halo jeong?"

"hai ji!"

Suara Jeongyeon dari seberang membuat senyum di wajah Jihyo semakin melebar.

"ngapain kau nelpon malem-malem?" tanya Jihyo dengan nada tidak suka.

"aku tau kau pasti merindukanku makanya aku menelponmu"

"hadeh, tak bisakah kau sekali saja tidak terlalu percaya diri?" ucap Jihyo.

"tidak bisa, aku tau kau tsundere, kalau aku tidak nelpon kau pasti tambah kangen"

"cih, terserahmu saja lah" Jihyo memutar matanya malas.

"haha baiklah, aku cuma mau ada temen ngobrol ji, bosen sendirian di rumah" ucap Jeongyeon.

Jihyo tidak langsung menjawab, ia terpikir sesuatu di kepalanya.

"oh ya jeong, apa kau sudah pulang?"

"iya, wae?" tanya Jeongyeon.

"apa aku bisa datang ke rumahmu?" tanya Jihyo.

"woah ji, jadi kau beneran kangen denganku? sampai malem-malem begini saja mau ke rumahku" canda Jeongyeon.

"seriusan jeong, kalau aku ada di sebelahmu aku beneran akan memukulmu"

"haha oke serius, terserah saja sih tapi ini kan udah malem ji kalau keluar jam segini"

"ani ani, aku abis dari bar dengan Nayeon unnie dan sekarang aku sedang di taksi"

"owh, yasudah kalau kau mau ke sini, kau ingat kan dimana?"

"ne"

"arraseo, lain kali kalo kangen langsung aja ke sini ji. bye~"

"Yah!"

Ponsel langsung terputus setelah itu. Jihyo tak henti menatap ponselnya itu dengan senyum di wajahnya.

"maaf, bisa kita putar balik? kita ganti tujuan ke apartement 'xxx'" ucap Jihyo pada supir.

Soulmate | JeonghyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang