Something Never Change

297 45 10
                                    

[2013]

Soulmate tidak selalu tentang percintaan. Soulmate sama sekali tidak mengenal gender, usia, status sosial, atau latar belakang. Soulmate tidak harus selalu berakhir bersama.

Awalnya mungkin mereka selalu menghabiskan waktu bersama, semua hal bersama. Tapi seiring berjalannya waktu mereka akan mulai terpisah karena memiliki kehidupan masing-masing. Walau begitu, mereka akan tetap selalu ada kapan pun kita butuhkan. Jarak tidak menghilangkan mereka yang selalu mensupport satu sama lain.

Walau raga mereka tidak bisa selalu bersama, hati dan jiwa yang akan terus bersatu kapanpun dan dimanapun.


-


"ji, ayo kita suit yang kalah beliin kopi gimana?" usul Jeongyeon.

"beli aja sendiri kalo mau kopi gk usah suit segala. lagipula aku kan gak suka kopi" ucap Jihyo.

"biasanya kau juga beli coklat kan. ayolah, bagaimana?" bujuk Jeongyeon.

"haish, yasudahlah"

Mereka berhadapan dan saling menatap di mata. Di hitungan ke tiga mereka mengeluarkan tangan mereka. Jeongyeon mengeluarkan batu dan Jihyo mengeluarkan kertas yang artinya Jihyo lah pemenangnya.

"yaaa aku menang!" Jihyo langsung melompat-lompat kegirangan.

"yah! kau curang kan? tadi kau terlambat mengeluarkan tanganmu" Jeongyeon tidak terima.

"aigoo, kau kalah karena kau pabo Yoo Jeongyeon. ayo masuk ke dalam"

Jihyo meninggalkan Jeongyeon masuk ke dalam coffee shop yang sedari tadi mereka berdiri di depannya. Sementara Jeongyeon hanya bisa menggaruk kepalanya. Mengapa juga dia punya ide seperti ini.

Mereka berjalan ke kasir dan memesan minuman mereka. Saat ingin membayar Jeongyeon menatap Jihyo.

"ji, yang tadi itu aku cuma bercanda hehe, bayar sendiri okay?"

"cepat bayar atau aku akan meninggalkanmu di sini"

Jeongyeon hanya bisa menghela nafasnya sementara Jihyo bisa tersenyum menang. Setelah membayar dan menadapatkan minuman, mereka keluar duduk di salah satu kursi paling ujung.

Layaknya hari biasanya, mereka hanya mengobrol dan saling bertukar cerita tentang hari yang telah mereka jalani. Terkadang mereka juga melakukan ini di salah satu rumah diantara mereka.

Mereka sekarang sudah memiliki pekerjaan dan kehidupan masing-masing. Ditambah rumah mereka tidak lagi bersebelahan seperti dulu yang membuat mereka tidak bisa bertemu sesering dulu. Tapi mereka masih menyempatkan waktu luang mereka untuk bertemu.

Jika sudah mengobrol seperti ini mereka pasti selalu lupa waktu. Entah sudah jam berapa sekarang ini tapi coffee shop sudah terlihat sepi, sepertinya sebentar lagi akan tutup.

Tapi...

"aduh..." Jeongyeon mengeluh sambil memegang perutnya.

"ada apa dengan perutmu itu?" tanya Jihyo bingung.

"s-sepertinya aku ingin buang air ji" Jeongyeon masih memegangi perutnya.

"pabo! cepat sana ke belakang!"

"oke, kau tunggu sebentar"

Jeongyeon langsung berlari ke belakang secepat kilat membuat Jihyo yang melihatnya tertawa menggelengkan kepalanya.

Menit terus berlalu dan Jeongyeon belum juga kembali. Jihyo yang di tinggal sendirian mulai menggerutu karena bosan. Bahkan ponselnya sudah tidak lagi terlihat menarik.

Soulmate | JeonghyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang