[1997]
Jihyo sudah rapih memakai seragam sekolahnya dengan rambut yang dikepang dan juga tas di punggungnya. Ia sedang duduk di kursi yang ada di teras rumah, lebih tepatnya teras rumah tetangganya. Saat ini ia sedang menunggu seseorang dari dalam untuk berangkat ke sekolah bersama, seseorang yang selalu membuatnya menunggu.
Setiap hari gadis berpipi tembam itu selalu menunggunya setiap pagi. Orang itu selalu memintanya untuk menunggu dirinya jika terlambat seperti ini dan entah mengapa hati Jihyo selalu mengikuti perkataannya. Lagipula eommanya juga tidak memperbolehkan jika ia pergi sendirian, minimal harus bersama orang yang sedang ditunggunya ini.
Ia sama sekali tidak kesal jika harus pergi ke sekolah dengannya, tapi takbisakah orang itu belajar untuk sedikit lebih tepat waktu?
Jihyo menyenderkan tubuhnya ke belakang mengayunkan kedua kakinya. Tak berapa lama setelah itu ia akhirnya mendengar suara pintu yang terbuka memperlihatkan orang itu, Jeongyeon si tukang telat.
"yah! sudah berapa kali ku bilang jangan telat" ucap Jihyo kesal.
"hehe mian"
Jeongyeon duduk di depan pintu memakai kaus kaki dan juga sepatunya. Setelah semuanya rapih, ia kembali berdiri lalu menutup pintu. Yang terjadi selanjutnya, Jihyo terkejut saat Jeongyeon langsung berlari meninggalkannya begitu saja.
"Yoo Jeongyeon! tunggu aku!" Jihyo turun dari kursi ikut berlari.
Jeongyeon berhenti dari larinya lalu membalikan tubuhnya ke belakang. "lihat siapa yang lambat sekarang, ayo kejar aku" Jeongyeon kembali berbalik lalu berlari.
Pagi-pagi seperti ini jiwa dan raga Jihyo sudah dibuat panas olehnya. Jeongyeon bisa saja tertawa dengan lepas saat ini, tapi ia juga harus siap kalau ia pasti akan habis oleh Jihyo di sekolah nanti.
-
'kring, kring, kring'
Bel terakhir berbunyi menandakan kegiatan belajar di sekolah telah usai. Anak-anak berhamburan ke luar kelas sesaat setelah guru mempersilahkan pulang. Mereka melakukan aktivitas yang telah mereka rencanakan setelah terbebas dari jam sekolah. Beberapa ada yang lanjut bermain di dalam atau di luar sekolah, ada yang membeli jajanan di depan sekolah, ada juga yang langsung dijemput pulang oleh orang tuanya.
Tak jauh berbeda dengan Jihyo, ia langsung keluar sekolah untuk pulang setelah kegiatan telah usai. Sama seperti pagi hari, ia juga pulang ke rumahnya dengan berjalan kaki.
"Jihyo! hey Jihyo!"
Jihyo menoleh ke arah belakang saat mendengar namanya terpanggil. Dari suara itu dan bagaimana cara memanggilnya ia sudah tahu siapa itu.
"yah! apa kau mau meninggalkanku?" ucap Jeongyeon terenggah-engah.
"memang iya, salah sendiri tadi aku cari kau tidak ada" ucap Jihyo lalu meninggalkan Jeongyeon lagi.
"ehh!?" Jeongyeon menyusul Jihyo setelahnya.
Kedua gadis kelas dua sekolah dasar itu berjalan melewati deretan rumah-rumah yang sudah lebih dari satu tahun mereka lewati. Sejak mereka masuk sekolah dasar, mereka berdua selalu bersama berjalan setiap pagi dan siang saat pulang sekolah. Tidak berhenti di situ, mereka berdua akan bertemu lagi di sore hari untuk bermain bersama, entah di salah satu rumah mereka ataupun di sekitar komplek perumahan.
"eh ji, ikut aku yuk, aku mau nunjukin sesuatu"
"kemana? enggak ah" tolak Jihyo.
"ayolah sebentar aja" bujuk Jeongyeon.
"engga mau jeong, kau pasti mau aneh-aneh lagi kan? lagian eomma pasti nyariin aku kalau telat pulang"
"beneran, kali ini gak bakal aneh. lagian eomma mu pasti sudah tau kalau kau pasti bersamaku"
"haish yasudah, tapi kalau kau cari masalah lagi aku langsung lari meninggalkanmu" ucap Jihyo yang membuat Jeongyeon tertawa kecil
Jeongyeon mengajak Jihyo pergi ke jalan yang berbeda dari arah pulangnya. Mereka berjalan bersebelahan dengan Jeongyeon yang terlihat seperti berusaha mengingat tempat yang ia maksud, sementara Jihyo di sebelah hanya mengikuti kemana Jeongyeon akan membawanya sambil memikirkan hal bodoh apa yang akan orang ini lakukan.
"Jeongyeon, kita sebenarnya mau kemana sih? ini kan sudah jauh"
"sebentar lagi kita sampai"
Jeongyeon masih melihat sekitar berusaha mengingat jalan. Tiba-tiba Jeongyeon memberhentikan langkahnya yang membuat Jihyo juga berhenti.
"itu dia tempatnya" Jeongyeon langsung berlari meninggalkan Jihyo di belakang.
"yah tunggu!"
Jihyo berlari menyusul Jeongyeon lalu kembali berhenti tak jauh dari Jeongyeon berdiri. Ia bisa melihat Jeongyeon yang berdiri di bawah pohon yang tinggi dan juga besar, dibawahnya juga ada kursi panjang untuk duduk. Jihyo masih bingung apa maksud dari ini.
"jadi kita jauh-jauh ke sini hanya untuk melihat pohon?" ucap Jihyo.
"bukan cuma itu pabo, ayo kesini" ucap Jeongyeon duduk di kursi membelakangi dirinya.
Dengan malas Jihyo berjalan mendekati Jeongyeon. Ia berdiri di dekat Jeongyeon melihat sesuatu yang sedari tadi Jeongyeon lihat. Jihyo langsung terpukau dengan apa yang ia lihat. Ia tidak pernah tahu ada tempat seperti ini.
Tempat ini adalah tebing yang tidak terlalu tinggi namun sudah cukup jelas untuk melihat atap-atap rumah yang ada di bawahnya yang memberikan pemandangan yang cukup indah. Ditambah, ini langsung mengarah kemana matahari nantinya akan tenggelam. Sepertinya ini tempat yang cocok untuk melihat sunset.
"uwah daebak, dari mana kau tau tempat ini?" ucap Jihyo ikut duduk di sebelah Jeongyeon.
"kemarin aku naik sepeda dan gak sengaja ketemu tempat ini. ini bisa jadi tempat main baru kita"
"tapi tempat ini jauh banget dari rumah kita, capek tau kalo kesini"
"kita kan bisa naik sepeda pabo. lagian ini tempatnya enak kan buat main?" ucap Jeongyeon.
"iya sih" Jihyo mengangguk setelahnya. "tapi sekarang pulang dulu yuk, aku sudah lapar nih"
"haha, siapa yang suru tadi mengikutiku ke sini"
"eh!? kau ini"
"AW!!" Jihyo menjitak kepala Jeongyeon yang membuatnya kesakitan. "sakit tau"
"pabo!" Jihyo langsung bangun dari duduknya meninggalkan Jeongyeon di belakang.
"Jihyo tunggu!" ucap Jeongyeon lalu menyusul Jihyo.
***
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate | Jeonghyo
FanfictionJeongyeon dan Jihyo yang mencari tahu apa arti dari kata "Soulmate" Apa itu Soulmate?