Win - markhyuck

1.2K 179 4
                                    

...

Terlihat manis dan mungil seorang laki-laki berkulit tan madu. Dia tengah berjalan santai menuju kamar apartemen di ujung lorong. Senyum yang tersaji di wajah manisnya ketara hangat. Sangat indah.

Hal pertama yang dia lihat ketika memasuki kamar apartemen diujung adalah tubuh shirtless kekasihnya yang tertidur di sofa depan televisi. Si manis kembali tersenyum. Dengan perlahan mendekati kekasihnya dan berjongkok tepat di depan tubuh kekar itu.

"Makeu hyung, ayo bangun!!" seru si manis sembari sesekali menusuk nusuk pipi tirus kekasihnya.

Si tampan yang masih menutup matanya melenguh pelan sambil menyamankan posisi tidurnya yang terlihat tidak nyaman sama sekali. Pergerakan si tampan tentu tidak lepas dari penglihatan kekasih cantiknya.

Haechan, laki-laki manis itu terkekeh pelan. Dengan pasti tangannya membawa kedua belah pipi Mark untuk dia kecup bergantian dan dia akhiri dengan kecupan agak lama di bibir si tampan.

Belum saja Haechan menarik wajahnya menjauh, tangan Mark sudah lebih dahulu menyatukan kedua belah bibir miliknya dengan disertai lumatan-lumatan lembut yang memabukkan.

Haechan terengah mengimbangi ciuman Mark. Dengan sedikit keras dia memukul dada telanjang Mark agar menyudahi pangutannya. Peka dengan kode yang Haechan berikan, Mark mulai menjauhkan wajahnya.

Si manis mendengus keras sembari mengusap bibirnya yang masih terdapat sisa-sisa jejak air liur. "Hyung sudah bangun dari tadi?"

Mark terkekeh sebelum membawa Haechan ke dalam pelukannya. Memeluk tubuh gempal si manis cukup kencang. Bahkan menyimpan wajah Haechan pada perpotongan ketiaknya. ughhh

"Ughh Hyung l-lepas bau" Pekik Haechan keras.

Padahal ketiak Mark sama sekali tidak bau.

Mark tertawa nyaring sambil melepaskan pelukannya pada tubuh Haechan. Dia mengelus surai Haechan dan bangkit dari posisinya untuk berdiri.

"Hyungie~" rengek Haechan ketika Mark kembali menciumnya saat akan menuju kamar.

"Aku juga mencintaimu Haechanie" teriak Mark keras dari balik pintu kamarnya.

Haechan mendengus, dengan cukup kesal dirinya pergi menuju dapur untuk memasakkan sarapan.

Tidak lama, karena dia hanya membuat nasi goreng dan telur mata sapi. Untuk saat ini dia sangat malas memasak.

"Haechanie, Hyung akan pulang ke rumah setelah ini" ucapan Mark baru saja membuat Haechan yang sedang menikmati sarapannya terdiam cukup lama.

Mark tau, dia langsung menggenggam tangan Haechan hingga si manis mendongak dengan raut terkejutnya.

"Hyung, aku tak apa" lirih Haechan sembari melepas genggaman tangan Mark.

"Baiklah, Hyung akan usahakan untuk pulang cepat" ujar Mark sembari tersenyum mengusap surai Haechan.

Meleset, Haechan memiringkan kepalanya sehingga membuat tangan Mark hanya menyentuh udara.

"Aku juga akan pergi ke rumah setelah ini" ucapnya sambil meneruskan makan.

Mark mengangguk paham. Kemudian setelahnya hening karena mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Haechan bukannya memikirkan tentang pertunangan Mark yang sudah ditetapkan oleh keluarganya. Haechan juga bukan memikirkan tentang pernikahan Mark dengan orang lain.

Tidak, dia bukannya tidak mencintai Mark. Jujur dia sangat mencintai Mark. Tapi dengan sifat Mark yang Haechan tahu, laki-laki itu pasti akan menolak dengan banyak alasan.

what's going on Chanie?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang