..
"Shhh" Mark meringis kecil saat sebuah luka memanjang kembali tertoreh di bahunya. Bahkan saat luka-luka itu bertambah dirinya hanya diam pasrah sembari sesekali meringis.
"Bagaimana dengan gambar yang kubuat? Apakah indah?" Kikik seorang laki-laki manis yang duduk di pangkuan Mark.
Mark hanya tersenyum tipis sambil meringis merasakan luka dibahunya mengeluarkan cairan kental berwarna merah cukup banyak.
"Seperti biasa, kau pelukis berpengalaman" parau Mark menahan rasa sakit yang mendera bahunya.
Yang dipuji terkikik senang, sambil melempar pisau kecil yang dia pegang ke lantai.
"Hiks maaf, apa ini sakit HUWEEEE" Mark gelagapan, dirinya menarik tubuh Haechan yang tengah memeluk lehernya kuat seraya menangis.
"Tidak, hei sayang dengar. Ini tidak sakit sama sekali" Haechan menatap Mark dengan tatapan polosnya.
"Apakah benar tidak sakit?" Tanyanya dengan bibir yang menyunggingkan senyum miring.
Mark hanya bisa mengangguk melihatnya. Hingga–
Cup
Satu kecupan singkat Haechan bubuhkan pada bibir Mark yang terlihat memucat. Mark tersenyum sembari mengelus surai madu Haechan dengan penuh sayang.
Bukan sekali dua kali Haechan seperti ini. Bahkan hampir tiap hari, dan Mark dengan sabar tetap bertahan bersama kekasih cantiknya itu.
Dia tidak memperdulikan tentang kepribadian ganda yang dimiliki seorang Lee Haechan. hm–psikopat?
Psikopat?
Haechan dulunya adalah anak yang ceria dan ramah. Sampai suatu hari dirinya selalu mendapat kekerasan dan pelecehan dari orang tuanya sendiri membuat kepribadian gandanya muncul dengan sendirinya.
Dan Mark, satu-satunya laki-laki yang menerima Haechan dengan tulus tanpa memandang kekurangan laki-laki manis itu. Bahkan saat Haechan hampir membunuhnya, dia tetap selalu berada di sisi si manis.
Cintanya pada Haechan melunturkan segala kebenciannya. Tidak perduli Haechan bisa membunuhnya kapan saja, yang dia inginkan hanya selalu berada di sampingnya dan menemani Haechan.
Mark mencintai Haechan, lebih dari nyawanya sendiri. Janji Mark pada Haechan adalah untuk tidak meninggalkan si manis. Dalam keadaan apapun. Dan dia akan menepati janjinya.
Entah sampai maut memisahkan keduanya. Atau mungkin saat Haechan berhasil membunuhnya?
"Markeu, aku mencintaimu" kikik Haechan sambil memeluk leher Mark dengan kencang.
Mark meringis pelan karena lukanya tertekan tangan Haechan, tapi tak ayal tangannya juga semakin memeluk pinggang Haechan.
"Aku lebih mencintaimu, Lee"
End
0,3k
absen dong, yg masih bertahan sampai sekarang siapa aja??kasih saran juga boleh hehe^^