.."Apaan?!" Pekik Haechan malas menatap seorang laki-laki bertubuh tegap dengan tampang datarnya.
"Buatin gua makan"
"Gua gak ma–"
"Oke potong gaji 5 juta"
"Kok git–"
"Potong gaji 10 juta"
"FINE!!" Haechan menggeram marah sebelum beranjak menuju dapur.
Laki-laki bertubuh tegap itu terkikik geli melihat Haechan berjalan menjauh dengan kaki yang di hentak-hentakkan.
"Lucu"
Haechan yang telah selesai memasak sebuah makanan simple segera menaruh makanan itu di meja makan yang berbentuk memanjang dengan banyak kursi disekeliling nya.
"Silahkan tuan muda" ujar Haechan malas.
Kemudian dia berbalik ingin pergi, namun seseorang yang dipanggil tuan muda tadi menahan tangannya erat disertai tarikan membuat Haechan otomatis berbalik kembali.
"Apa?"
"Duduk" titahnya mutlak yang langsung di turuti oleh Haechan.
"Makan"
Haechan mengeryit bingung. Makan, makan apa?
Jaemin mendengus malas, kenapa Haechan sangat sangat lemot?
Dia langsung menyendokkan nasi dan menyuapkannya pada Haechan. Membuat si manis melotot kaget.
"Ishh gua tuh gak lap–"
"Potong gaji 5 jut–"
"Potong aja terus potong" sinis Haechan mengambil sendok di tangan Jaemin dan memakan nasi beserta lauk yang tadi dia masak.
Jaemin terkekeh, dia usak kasar surai Haechan membuat si manis terdiam dalam kunyahannya.
"Kalo lo diem gini kan manis"
"L-lo bilang apa barusan?" Tanya Haechan berusaha meyakinkan pendengaran nya.
"Lo banyak makan, makannya gendut" ujar Jaemin sebelum pergi meninggalkan Haechan di ruang makan.
"Sialan!"
***
Brukk
Haechan terjatuh saat kakinya baru saja memasuki kawasan sekolah. Dia menoleh kesana kemari guna mencari sebab jatuhnya.
"Jaemin?" Geram Haechan, dia berusaha berdiri dan perlahan pergi dari hadapan laki-laki tengik itu.
"Jaem, lo ngapain sih?" Tanya Jeno bingung.
"Gangguin beruang gendut" kekeh Jaemin sebelum pergi.
Tidak jarang Jaemin mengganggunya seperti itu, bahkan hampir tiap hari. Teman Jaemin, Jeno dan Mark pun hanya memutar bola matanya malas saat jaemin senyum-senyum sendiri saat melihat wajah kesal Haechan.
"Ishhh"
"Aww" Haechan memekik kesakitan kala tangannya terkena serpihan kaca.
Baru saja Jaemin menjatuhkan gelas, membuat dia harus membersihkan kekacauan yang dibuat sang tuan muda.
"Kamu baik-baik aja?"