..
Mafia, sekelompok orang dengan pekerjaan yang tak jauh dari membunuh dan dibunuh.
Yang terkuat yang menang. Otak dan fisik menjadi penentu. Satu saja diantara keduanya tidak digunakan, kalah.
Haechan, anak seorang mafia yang ditakuti.
Siapa yang tidak tahu Johnny Seo, laki-laki paruh baya pemilik Suh'corp yang juga merupakan pimpinan mafia bernama Black hole. Mempunyai istri cantik. Pria kelahiran Thailand bernama Ten. Ibu Haechan.
Bagaimana jika kelakuan bejat Johnny Seo selama ini menjadi boomerang yang menenggelamkan anak semata wayangnya ke dalam lubang hitam tiada dasar?
Sesal. Permintaan maaf pun percuma, sang anak sudah terjebak. Sudah jatuh dalam lubang tak berdasar.
Haechan adalah pribadi yang ceria dan juga ramah. Parasnya cantik nan manis dengan kulit tan eksotis yang menggoda.
Satu yang Haechan benci, pekerjaan ayahnya.
Apa alasannya? Sebab Haechan tidak bisa bebas berinteraksi dengan teman sebayanya. Akan banyak musuh Johnny yang mengincar dirinya. Membuat dia harus berada ditengah-tengah segerombol pengawal.
"Papa!" Haechan menyentak dengan nafas memburu.
Dia sudah muak, semua hal yang Johnny lakukan membatasi kebebasannya. Dia ingin hidup seperti temannya yang lain. Tanpa beban dan tekanan.
"Son, listen to me"
"Stop it papa!"
"Haechanie pergi"
"Son!!!" Johnny menghela nafas lelah saat melihat anaknya pergi keluar rumah dengan mobil miliknya.
"Ikuti Haechan, jangan sampai dia kenapa-kenapa" titah Johnny pada Lucas yang sedari tadi berdiri tegak di depan pintu.
"Darl~~"
"Berhenti John. Aku juga akan marah jika jadi Haechan" ujar Ten.
"I know, tapi hanya ini yang bisa kulakukan untuk melindungi beruang kesayangan kita" ujar Johnny lelah.
Laki-laki paruh baya itu seharusnya sekarang sedang menikmati hari pensiunnya bersama sang istri. Namun karena musuhnya, mau tak mau dia harus menjaga Haechan.
...
Sudah satu bulan Johnny kehilangan jejak Haechan. Dimana anaknya? Dia uring uringan. Sebenarnya Haechan ada dimana?
Seharusnya dia bisa dengan mudah mengetahui lokasi keberadaan Haechan dengan kekuasaan yang dia miliki. Namun saat ini keberadaan Haechan sama sekali tak terendus. Bagai hilang ditelan bumi.
"Hiks.. ini sudah sebulan. Tapi kenapa anak kesayangan kita masih belum ditemukan?" Ten terus terisak khawatir sembari memelukki baju milik Haechan.
Sudah beberapa Minggu ini dia sakit karena terus-terusan memikirkan keadaan Haechan. Sangat malang kedua orang tua yang sedang mengkhawatirkan anaknya itu.
Disisi lain, Haechan malah sedang bersantai menikmati steak beserta wine miliknya di sebuah unit apartemen mewah yang terletak di pusat kota Paris.
Heol, Haechan ada di luar negeri?
"Udah pulang Jen?"
"Menurutmu?" Haechan mendengus, selalu seperti itu.
Laki-laki yang baru saja menjatuhkan kepalanya di paha Haechan itu selalu cuek pada dirinya, padahal mereka sudah hidup bersama selama sebulan ini.