🌸06🌸

6.1K 638 26
                                    

"Mar, lo nggak pulang?" Martha yang sejak tadi hanya berselancar di salah satu online shop hanya bisa menarik napas ketika Sharon menanyakan hal yang sesungguhnya wajar ditanyakan, mengingat saat ini waktu sudah menunjukkan pukul lima lewat tiga puluh menit.

"Lo duluan aja Shar."

Sharon mengernyit, dan segera mengintip apa saja kiranya yang dilakukan oleh rekannya itu. Bibirnya berdecak saat melihat apa yang sejak tadi dilakukan rekannya itu.

"Kalo lo ngabisin waktu di kantor cuma buat liatin olshop, mending balik deh lo. Kasian laki lo, masih jadi pengantin baru udah ditinggal lembur. Masak sono, bersih-bersih badan terus pake baju haram biar makin harmonis malem ini." Kikik Sharon, geli sendiri memikirkan rumah tangga Martha dan sang suami.

Martha tersenyum kecut. Harmonis? Rasa-rasanya kata-kata itu akan sulit ia rasakan dalam rumah tangga nya bersama Yugo, apalagi pernikahan mereka hanya karena permohonan Mama pada keluarga lelaki itu. Berangan untuk bisa saling ngobrol bersama saja rasanya sangat muluk-muluk. Terlebih ia selalu emosi jika melihat wajah Yugo, dan lelaki itu juga tidak berupaya keras membangun komunikasi dengannya.

"Lo mau bareng gue nggak?"

"Nggak deh. Lo duluan aja. Gue masih ada urusan."

"Oke deh. Jangan kemaleman ya baliknya. Kasian laki lo. Masa balik-balik nggak lihat bini nya sih? Bisa-bisa dia bakal nyari bini baru, nangis deh lo."

Martha hanya melotot kesal dan dibalas tawa menggelegak dari Sharon yang sudah melambaikan tangan menuju lift yang akan membawanya ke lobby.

Martha menghela napas. Sedikit banyak, ucapan Sharon ada benar nya juga. Dulu dia setia dan selalu ada untuk Yugo saja ia malah ditinggalkan tanpa kata. Apalagi sekarang? Di saat dirinya sudah banyak berubah menjadi wanita dengan pendirian keras dan jarang tersenyum. Martha mungkin bisa menebak kalau pernikahannya tidak akan bertahan lebih dari tiga bulan. Tapi jika dipikirkan, Martha tak ingin mengulangi kesalahan yang sama. Jika dulu ia yang ditinggalkan, maka kali ini ia tidak akan menjadi bodoh lagi. Jika memang harus berpisah, harus dirinya lah yang meninggalkan! Ia tidak akan jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya.

Dengan mulai membereskan meja kerjanya, Martha lantas berinisiatif untuk mengunjungi sebuah kedai kopi yang letaknya cukup jauh dari tempat kerjanya. Ia sengaja. Ia ingin menghirup banyak kebebasan sebelum nanti tersiksa ketika sampai ke rumah yang layaknya neraka untuknya.

Senyum tipis terukir di wajah Martha ketika sapuan angin membelai wajahnya yang tak tertutup kaca helm. Dengan kecepatan sedang, Martha membawa motor matic nya membelah keramaian arus lalu lintas saat jam pulang kerja seperti ini. Namun bukannya penat, Martha justru sangat menikmati waktunya bersama ratusan pekerja lain yang juga berjibaku bersama padatnya lalu lintas kota.

Ia menghentikan motornya ketika lampu lalu lintas berubah menjadi merah. Cukup memberikannya waktu untuk mengamati riuhnya lalu lintas sore ini. Matanya asyik menoleh kemanapun dan tertambat pada sebuah mobil yang ia kenal betul siapa pemiliknya. Martha mencoba menyelip untuk mendekati mobil tersebut, meski jaraknya tidak bisa terlalu dekat karena padatnya motor serta mobil yang ada.

Martha terpaku di tempat ketika secara sepintas ia bisa melihat kalau jok penumpang terisi oleh seseorang berambut panjang, yang pastinya bukanlah seorang lelaki, karena lengannya yang mungil. Martha tak fokus karena pemandangan yang ia lihat. Namun klakson keras para pengendara menyadarkan dirinya kalau lampu sudah berubah menjadi hijau. Dengan segera ia menarik gas dan berupaya tidak mendahului laju mobil milik Yugo yang bergerak cukup lambat.

Martha lantas berinisiatif menepi untuk meraih ponsel yang tersimpan di dalam tas kerjanya. Ia menekan nomor Yugo dan menunggu panggilan tersebut diangkat meski cukup lama.

"Halo sayang. Ada apa?" Martha mengumpat dalam hati. Bisa-bisanya lelaki itu memanggilnya sayang meski sedang bersama perempuan lain.

"Halo, kamu di mana?" Yugo tak segera menjawab. Lelaki itu berdeham sejenak, sebelum akhirnya menjawab pertanyaan dari istrinya.

"Aku lagi di rumah sakit nemenin Mama. Kamu mau datang?"

Martha tersenyum sinis. Baru menikah saja sudah berani berbohong ya? Apa dia kira dia bisa membohonginya untuk yang kedua kalinya? Dan bisa-bisanya dia berbohong dengan membawa-bawa Mama nya. Brengsek!

"Oh nggak kok. Cuma tanya aja. Aku bakal pulang telat soalnya mau bahas proyek baru."

"Oh iya nggak apa-apa. Aku juga belum bisa pulang soalnya. Kamu hati-hati ya. Kalo ada apa-apa, kabarin aku. Oke?"

"Hmm."

Pikiran Martha kosong saat ini. Yugo nyatanya masih lah sebrengsek dulu, dan apakah yang harus ia lakukan untuk bisa mempermalukan lelaki pembohong itu? Cukup lama Martha termenung, hingga akhirnya sebuah senyum penuh arti tersungging di bibirnya. Dengan semangat, ia segera menstarter motornya menuju ke tempat tujuan yang bisa membuat suaminya mati kutu di tempat.

KALA ENGKAU MENYAPA

"Martha, kamu datang nak?"

Sambutan sumringah Mama menyapa telinga Martha usai dirinya membuka pintu ruang rawat di mana Mama berada.

Martha mendudukkan diri tanpa menyahut sambutan bahagia dari sang Mama. Ia memilih meraih minum dari tas kerja nya dan menurunkan suhu air conditioner karena rasa panas yang menghinggapi dirinya.

"Yugo mana?"

"Tadi sih Yugo bilang mau nganter Ibunya sebentar. Memang nya dia nggak bilang sama kamu, nak?"

Berbohong lagi eh? Martha membatin miris pada Yugo yang berubah menjadi lelaki penuh kebohongan, bahkan pada Mama nya yang sangat menyayangi laki-laki itu.

Martha menghabiskan waktu dengan menonton televisi, tidak membuka percakapan apapun dengan Mama nya yang terlelap di ranjang pasien.

Cukup lama Martha terduduk di sofa tunggu, menonton acara tv random hingga ia mendengar pintu yang digeser dengan diiringi sambutan ceria.

"Ma maaf ya aku baru bisa da...."

Ucapan Yugo terhenti ketika ia melihat keberadaan Martha yang sedang duduk dengan menyilangkan tangan serta senyum tipis yang merekah di bibir.

"Dari mana? Katanya tadi lagi di rumah sakit?" Tanya Martha dengan berpura-pura polos. Wajah Yugo sudah memucat dan tubuhnya tak bisa bergerak barang sedikitpun.

"Martha?" Bisiknya tercekat.

"Iya, ini aku. Kaget ya?" Kekeh Martha dingin. "Kamu di rumah sakit mana sih? Kok nggak ada? Nemenin Mama siapa? Kok Mama sendirian di sini?"

BERSAMBUNG

Nah loh, mampus nggak tuh si Yugo ke gap sama si Martha lagi ngibul?🤣🤣

Btw, aku lagi ada promo akhir bulan nih dears.

KOMBO 1

EPIPHANY+HELL0 DARLING 60K (HARGA NORMAL 70K)

KOMBO 2

HELLO GOODBYE+SHORT STORY COLLECTION 75K (HARGA NORMAL 85K)

KOMBO 3

EPIPHANY+HELLO DARLING+HELLO GOODBYE 100K (HARGA NORMAL 115K)

KOMBO 4

EPIPHANY+HELLO DARLING+HELLO GOODBYE+SHORT STORY COLLECTION 130K (HARGA NORMAL 155K)

PEMBAYARAN BISA MELALUI REKENING BCA, GOPAY, DAN JUGA DANA.

Bagi yang berminat, bisa menghubungi wa 083103526681 untuk info lebih lanjut. Hanya berlaku HARI INI

26 November 2021

Kala Engkau MenyapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang