Pagi ini obrolan hangat nampak menghiasi meja makan rumah keluarga Wijaya. Hendry sepertinya sedang dalam keadaan baik hari ini karena dia tersenyum lebih lebar dari biasanya begitu juga Tiffany yang nampak begitu cantik dengan senyum dan eye smile nya pagi ini
"Kalian tau papa baru aja di aja menang tender besar, dan kalau proyeknya sukses untung nya banyak banget" Ujar Hendry senang sebab sudah lama dia mengincar kerja sama ini dari perusahan besar di Amerika itu dan setelah perbincangan juga bersaing dengan banyak perusahaan lain berkali kali akhirnya kerjasama itu jatuh ke tangannya
"Selamat ya pa, semoga proyeknya sukses dan berjalan dengan lancar tanpa hambatan" Ucap Karina dengan senyum manis nya, dia turut senang dengan pencapaian ayahnya
"Makasih sayang" Hendry nampak memandang Winter yang hanya diam menyantap makannya tanpa berniat ikut masuk dalam pembicaraan pagi ini
Ya Winter memang selalu begitu, sifat dinginnya masih tidak berubah untuk kedua orang tuanya terutama ayahnya, dia punya alasan sendiri untuk menciptakan jarak antara dirinya dan Hendry
"Winter kamu bareng Karina kan ke sekolah?" Tanya Hendry yang berusaha membangun komunikasi dengan Winter
Winter diam dan mengangguk kecil kemudian dia melirik ke arah Karina sebentar. Jujur saja setelah kejadian semalam dia merasa amat canggung dan malu untuk bertemu Karina bahkan dia tidak sanggup menatap wajah Karina walaupun hanya sebentar karena wajahnya sudah memerah duluan dan juga jantungnya berdetak tak terkendali
Karina pun begitu, kejadian semalam hampir saja di luar batas keduanya. Dimana malam yang tenang itu hampir saja membuat mereka lepas kendali, untung saja Winter tersadar dan segera menghentikan aksinya yang hampir saja meniduri saudarinya sendiri. Karina bahkan masih ingat bagaimana darahnya mendesir hebat ketika Winter memberi sentuhan sentuhan lembut di tubuhnya, tubuh nya panas dingin saat itu, belum lagi lumatan lembut yang di berikan Winter benar benar membuainya. Mengingat itu Karina rasanya ingin menghilang saja dari bumi, itu memalukan tapi dia juga menikmatinya
Winter dan Karina saling lirik hingga saat pandangan mereka berdua bertemu dengan cepat mereka memutuskan kontak mata itu. Jantung mereka berdua berdetak sangat cepat bahkan rona merah terlihat jelas di wajah keduanya
"Ck! Sialan kenapa coba gue harus ada di kondisi kayak gini?! Arghhh memalukan!" - Winter
"Pliss jantung gue mau copot, Winter juga kenapa makin keren sih makin hari? kan gue makin makin cinta bego, apalagi habis kejadian semalem.....malu gue malu!" - Karina
Karina menunduk sambil mengigit bibir bawahnya, jantung nya berdebar tak karuan sekarang entah bagaimana dia harus menghadapi Winter setelah ini
Winter memejamkan matanya dan menghela nafas panjang, dia sedang berusaha mengontrol jantung nya yang berdetak cepat juga meredam rona merah di wajah nya. Winter tidak mau seperti ini, di situasi seperti ini, sungguh dia mirip sekali seperti orang bodoh yang tidak tau harus melakukan apa
Tiffany dan Hendry menatap satu sama lain, Winter dan Karina tidak bicara satu sama lain seperti biasanya bahkan mereka saling membuang muka ketika tatapan mereka bertemu. Hal ini tentu menjadi pertanyaan besar bagi mereka karena selama ini Karina dan Winter nampak baik baik saja tapi sekarang malah saling diam diaman
"Kalian lagi berantem?" Tanya Tiffany menatap kedua putrinya membuat keduanya tersentak kaget
"Ahh...g-ga kok ma" Jawab Karina gugup sambil melirik Winter sebentar
"Terus kok diem diem bae, biasanya kamu selalu minta disuapin Winter pas sarapan tapi kok sekarang ga? Berantem kan kalian ngaku deh" Ucap Tiffany sia yakin pasti kedua anak nya itu sedang bertengkar
KAMU SEDANG MEMBACA
My Step Sister ♡ | Winrina ✓
Romance"Gue cinta sama dia tapi keadaan buat gue ga bisa ngelakuin apapun" - Karina "Gue cinta dan gue sayang tapi kenapa takdir jahat banget sama gue?" - Winter WINRINA GXG AREA JANGAN SALAH LAPAK!