1

5.9K 525 77
                                    

"saya terima nikah dan kawinnya Clarissa Adzelia binti Hendra Hermawan dengan mas kawin terbut tunai" ucap Raga dengan lantang.

-

Dua tahun sudah pernikahan mereka, tapi, belum ada perubahan sama sekali. Raga yg selalu bersikap acuh pada istrinya dan Ica yg selalu berbuat apapun untuk mengambil hati suaminya. Tapi selama dua tahun ini belum ada perubahan sama sekali.

Sikap Raga yg terkadang kasar membuat Ica ingin menyerah, tapi, dia tidak memiliki siapapun lagi di Indo. Ayahnya kerja di London untuk beberapa tahun kedepan.

Pamannya yg hampir membunuhnya saat umur sepuluh tahun, membuatnya mempunyai trauma yg cukup hebat.

"kak Raga, ke kampus bareng ya? Ica udah telat banget ini" ucap Ica pada Raga yg sedang memakai sepatu untuk pergi ke kampus.

Raga melirik sekilas "gak bisa, gue mau jemput Angel" ucap Raga seraya bangkit dari duduknya saat sepatunya sudah rapi.

"terus, Ica gimana?" tanya Ica.

"lah, mana gue tau, derita lo lah" ucap Raga acuh lalu berjalan melewati Ica begitu saja.

Ica memanyunkan bibirnya seraya menaikkan kacamata yg turun.

"ish, kak Raga jahat banget" gumamnya seraya menghentakkan kakinya keluar rumah.

Lima belas menit lagi kelasnya masuk, tapi Ica masih setia menunggu angkutan umum. Saat sedang asik dengan kakinya yg di ayunkan, tiba tiba sebuah motor berhenti di depan halte.

Ica mengangkat pandangannya "kok yg dateng malah motor sih? Ini kan halte bus bukan pangkalan ojek" gumamnya dengan suara pelan.

"ayo bareng" teriak orang tersebut tanpa turun dari motornya.

Ica menyipitkan matanya dan matanya langsung berbinar "Fahri!?" ucapnya kaget.

"cepet ca, panas nih" ucap Fahri.

Fahri adalah teman kelas Ica yg selalu membelanya saat semua orang mengucilkannya. Bahkan Fahri selalu menolong Ica saat di bully di kampus, tidak seperti Raga yg hanya melihatnya dengan wajah biasa saja.

Ica berjalan cepat menuju Fahri "Fahri ngapain di sini? Mau naik bus juga? Kan Fahri bawa motor, jangan naik bus ya, nanti motornya taruh di mana?" cerocos Ica membuat Fahri terkekeh kecil.

"siapa yg mau naik bus?" tanya Fahri.

"Fahri" jawab Ica.

"gue gak naik bus, gue mau ngajak lo bareng" ucap Fahri.

"bener nih? Gak bayar kan?" tanya Ica polos.

"iya bener, udah ayo naik, jangan kebanyakan ngomong, pusing pala gue" ucap Fahri seraya menyodorkan helm.

Ica menyengir seraya mengambil helm tersebut "makasih Fahri"

"makasihnya nanti aja, sampe juga belom" ucap Fahri.

Ica mengerucutkan bibirnya lalu memakai helm dan naik ke motor.

"lets go!" teriaknya, Fahri hanya menggelengkan kepalanya.

-

Setelah sampai di kampus, mereka berjalan menyusuri koridor dengan langkah lebar, karna sepertinya kelas sudah di mulai dari lima menit yg lalu.

"cepet Fahri ih, nanti kita telat gimana? Dosennya galak tau" ucap Ica seraya terus menarik tangan Fahri.

"sabar apa Ca, telat tinggal pulang, ribet banget" geruru Fahri dengan pasrah saat Ica terus menariknya.

"jangan dong, nanti Ica di omelin sama kak Raga" jawab Ica.

"Raga juga enggak peduli kali Ca sama lo" ucap Fahri malas.

MY NERD WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang