Part 5

21 6 0
                                    

"Lu yakin ga mau bareng Gue?"

Fani  menawariku tumpangan saat kami sudah berada di lobi.Dan saat ini kami sudah di parkiran dan dia mengulang tawarannya.

"Yakin..Gue naik bus aja." tolakku.

"Lagian kenapa sih Lu ga naik motor aja kayak Diana kalau belum mampu beli mobil.."

"Sialan...solusi dan hinaan Lu sampaiin secara bersamaan Fan...." saut Diana.

Aku dan Fani tertawa.Dan kami berpisah di tempat parkir.Diana berjalan ke parkiran motornya.Aku lihat Fani sudah membuka pintu mobilnya saat aku berjalan menuju gerbang.

"Bener ni ga mau bareng?"

Fani mengendarai pelan mobilnya di sampingku dan kembali bertanya.

"Udah sana pulang.Gue mau me time..."

"Oke deh..."

Tiiiinn....

Fani menambah kecepatannya meninggalkanku yang berjalan menuju halte bus.

Baru beberapa langkah aku berjalan,kembali ada mobil melaju pelan di sampingku.

"Aduh Fan....Gue bilang ga usah.Gue mau naik b...."

Aku mengatupkan bibirku begitu tau siapa pengemudinya.Tadi aku kira itu adalah Fani yang kembali menawariku tumpangan.

"Aku anter Cla..."

Aku terus berjalan tak menjawabnya.Dia masih berusaha menyamakan laju kendaraannya dengan langkahku.

"Cla....ada yang mau aku omongin sama kamu...!"

Telingaku masih bisa mendengar suaranya.Lagi-lagi aku mengacuhkannya.

Aku kembali tersentak saat Osaka mencegah langkahku dengan menahan lenganku.

"Kita perlu bicara Cla...."

"Apa yang Lu lakuin?" tanyaku berbisik.

Aku tidak mau tingkah kami menarik perhatian banyak orang,mengingat sekarang kami sedang di pinggir jalan.

"Ikut aku...." pintanya.

"Enggak...Gue ga mau...!" tolakku serius.

"Sak...plis lepasin Gue..Gue ga mau kita jadi bahan gunjingan orang.Gue ga mau wajah Gue muncul di berbagai pemberitaan besok.."

Sungguh..Aku sungguh takut berdekat dengannya.Aku takut kejadian beberapa tahun lalu terjadi lagi padaku.Apalagi sekarang Osaka tidak memakai atribut apapun yang bisa menyamarkan identitasnya.Dia hanya menggunakan kemaja dan celana panjang.Tidak ada topi maupun masker yang menyamarkan wajahnya.

"Makanya ikut aku sekarang.Kalau kamu semakin menolak,kita akan semakin lama disini."

Dia menarik tanganku,akhirnya kakiku melangkah mengikutinya.Dengan rasa yang tak nyaman aku masuk mobilnya setelah dia membukakan pintu untukku.Aku melihatnya memutari mobilnya hingga dia duduk di belakang kemudi.

"Masih tinggal di rumah yang dulu kan?" tanyanya setelah melajukan mobilnya.

"Tidak..."

"Tinggal dimana sekarang?"

"Lu bisa turunin Gue di halte berikutnya.Jadi cepat bicara sebelum halte berikutnya."jawabku datar.

"Apa yang kamu lihat dan dengar di acara podcast itu,semua yang aku katakan itu bukanlah untukmu."

"Untuk teman lama Lu kan?"

"Cla..bukan itu maksudku .."

"Sak....Sekarang Gue udah ga mau tau apapun tentang Lu.Gue udah anggap kita hanya teman lama yang sudah canggung meski hanya sekedar tegur sapa.Jadi jangan dekat-dekat dengan Gue lagi.." aku mengatakan yang sangat ingin aku katakan.

CLARESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang