"Aaaarrrrggghhhh......!"teriakku frustasi sambil mengacak rambutku.
"Apaan sih Res..!!" teriak Fani sukses mengembalikan kesadaranku.
"Lu udah dari tadi lho teriak teriak kayak orang depresi."imbuh Diana.
"Gue udah ga punya semangat lagi buat hidup..." keluhku.
Aku menyandarkkan punggungku di kursi.Kepalaku menengadah menatap hampa langit-langit ruangan ini.
"Lu kenapa sih?Bener-bener ga beres lu?" tanya Diana.
"Apa telah terjadi sesuatu saat pernikahan Bos kita?Secara gue ga nemuin lu lagi di sana setelah resepsi selesai." tanya Fani.
"Pala gue pusing jadi gue pulang duluan.."jawabku bohong.
"Terus kenapa sekarang lu kayak frustrasi gitu?masih pusing?"ada kekhawatiran di suara Diana.
"Gue baik-baik aja."
"Beneran?"mereka bertanya secara bersamaan.
Aku tersenyum.
"Iyes...Ya udah gue pergi dulu,mau nyusul artis gue.Kayaknya dia udah ganti kostum deh."Kakiku melangkah berat keluar ruangan.Sebenarnya aku ingin bolos kerja hari ini.Pikiranku dan tubuhku sulit untuk di persatukan sejak kemarin.
Kenapa coba Virza tidak memberi kami libur juga di hari ini?Padahal dia cuti sampai seminggu ke depan.Tapi kami masih harus bekerja disini.Karena itu aku tidak berani menghubungi Kania sejak kemarin.Meski aku sangat membutuhkannya.Aku tidak ingin mengganggunya honeymoon.
Sebaiknya aku menyimpan ini sendirian.Aku juga tidak ada keberanian bercerita pada Kania nantinya.Dia pasti sangat marah jika tau aku menjadi bodoh karena perlakuan Osaka padaku kemarin.
Aku mengakui hatiku sempat meleleh karna perilakunya dan perkataannya kemarin.Hatiku berbunga,jantungku berdetak tidak normal.Aku tidak ingin dia sampai tau debaran jantungku saat itu.Jadi kemarin aku dengan kasar melepaskan diri dari kungkungannya.Tergesa keluar dari kamarnya tanpa berkata apapun lagi pada Osaka.Aku tidak ingin kembali ke acara Kania,aku langsung pulang ke rumah.
"Jangan pernah menunjukkan keindahanmu ini pada pria lain.Ini hanya milikku..."
Jantungku kembali berdebar.Kenapa kalimat itu selalu terngiang di kepalaku sejak semalam.Aku berhenti berjalan dan menyandarkan kepalaku ke tembok.Sesekali aku mengadu pelan kepalaku dengan tembok.
"Ada apa kepalaku?" gumamku pelan.
Bertahun-tahun lamanya aku melupakannya,kenapa hanya dengan kejadian kemarin itu merubah semua isi kepalaku.Seakan semua ingatan tentangnya di masa lalu kembali lagi.Mengingatkan ku lagi bahwa betapa dulu aku menyukainya.
Kemana perginya rasa sakitku?
"Bisa berantakan tu isi kepala Res...."
Seseorang menegurku dan aku mengangkat kepalaku guna melihat siapa dia.
"Ah...Lu Dave..."sapaku santai.
"Gantiin Pak Virza ya?"tanyaku sambil melanjutkan langkahku.
"Ya gitu deh..Gue bakal gantiin Virza disini selama dia honeymoon." Dave mensejajarkan langkahnya denganku.
"Lu kemarin kemana?Gue balik ke meja lu udah ga ada?"
Pertanyaan Dave membuatku sejenak terdiam.
"Gue ada perlu,ada yang harus gue urus di belakang layar." jawabku sebisanya.
"Kirain ada yang nyulik.." candanya.Aku tersenyum.
"Jadi kapan Res?"
"Hn?"aku menatapnya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARESTA
RandomNamaku Claresta.Claresta saja tidak ada tambahan nama lain atau nama keluarga di belakangku.Karena aku berasal dari keluarga dengan perkonomian menengah tidak naik keatas. Usiaku 23 tahun.Aku bekerja sebagai MUA.Dan aku tidak tertarik dengan urusan...