"Apa maumu?"tanyaku tanpa menatapnya.
"Kamu akan tau nanti..." jawabnya sambil menarikku keluar lift.
Aku mulai tegang saat Osaka membuka pintu sebuah kamar dengan card yang dia bawa.
"Ga usah macem-macem deh Ka..Lepasin tangan gue cepetan!!"aku mulai panik.
Osaka hanya diam.Aku bergeming saat dia kembali menarikku.Keringat dingin mulai membasahi tubuhku.Kurasa dia menyadarinya.
"Cla...Aku hanya ingin kita bicara berdua.Disini tidak akan ada yang melihat kita.Aku sudah menyewa seluruh kamar di lantai ini.Jadi kamu tidak perlu takut akan di lihat orang."
Penjelasanya sama sekali tidak membuatku tenang,justru sebaliknya..
"Bukannya kamu bilang kalau kamu takut di lihat orang lain kalau lagi sama aku." dia kembali bicara dan semakin membuatku takut.
"Ayo kita masuk dulu.Nanti aku jelaskan di dalam.Meski di sini tidak akan ada siapapun.Tapi tetap saja lebih baik kita masuk."
"Tidak!" jawabku cepat.
Aku kembali berusaha melepaskan tanganku dari genggamannya.
"Lepasin Ka...." aku mulai mengiba padanya.
"Kenapa Cla?"suaranya melemah
Aku menatap matanya.Matanya sendu,kenapa aku melihat kesakitan di sana?
"Kenapa kamu begitu takut berada di dekatku?"
"Bagaimana gue ga boleh takut kalau lu kayak gini?!Ngapain coba lu bawa gue masuk kamar hotel ini?!" jawabku setengah teriak padanya.
"Aku hanya ingin kita bicara dengan tenang Cla.Tanpa perlu rasa takut darimu.Kalau kita bicara di sana atau aku bawa kamu keluar gedung ini sudah pasti lebih banyak menarik perhatian orang..Sementara aku tidak bisa menunggu besok untuk bicara denganmu.." jelasnya lembut.
Kurasa ada benarnya juga yang dia katakan.Kalau tadi kami bicara disana atau keluar gedung pasti mengundang rasa penasaran orang.Belum lagi disana ada juga wartawan yang meliput pernikahan Kania Virza.
"Kita masuk dulu oke?" tuturnya lembut membujukku.
Dengan rasa takut aku mengikuti langkahnya.Osaka masih menggenggam tanganku meski tak sekuat tadi.Dia membawaku duduk di sofa panjang yang ada di kamar ini.Kalau tidak sedang dalam tekanan,pasti aku akan senang berada di kamar ini.Semua yang ada di kamar ini bisa di bilang mewah.
Osaka melepas genggamannya,dia berjalan menuju nakas.
"Jadi apa yang ingin lu bicarakan?"
"Aku mau pesen makanan dulu.Tadi aku belum sempet makan disana."
Terdengar Osaka berbicara melalui telpon yang ada di kamar ini.Entah apa yang dia pesan,aku sungguh tak mau tau.
"Kamu mau makan apa Cla?" Dia melihat ke arahku dengan gagang telpon masih di telingannya.
"Aku kenyang.. "
Setelah menyudahi pesanannya Osaka berjalan ke arahku dan duduk di sampingku.Aku bergerak tak nyaman.Ingin menyingkir tapi ketara banget kalau aku salting.
"Apa makanannya tadi enak?"
"Lumayan..."
Aku terjengkit saat tangannya menyelipkan rambutku ke belakang telingaku.Aku menggeser tubuhku menjauhinya.
"Sebenarnya apa yang ingin lu omongin?"
Aku menghela nafas pelan,mengurangi amarah di dadaku.Yang bisa meledak kapan pun.Yang di tanya apa,yang di jawab apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARESTA
RandomNamaku Claresta.Claresta saja tidak ada tambahan nama lain atau nama keluarga di belakangku.Karena aku berasal dari keluarga dengan perkonomian menengah tidak naik keatas. Usiaku 23 tahun.Aku bekerja sebagai MUA.Dan aku tidak tertarik dengan urusan...