Part 9

22 3 0
                                    

Tinggal sebulan lagi Kania akan melangsungkan pernikahan.Kabar tersebut juga sudah menyebar luas di tempat kerjaku.Aku sering mendengar mereka membicarakan pernikahan bosnya.

"Pasti ini akan jadi pernikahan termegah taun ini."

"Pasti akan banyak ngundang artis ya kan?"

"Tentu saja.Bos majalah BRAND akan menikah,pasti yang datang kalangan sultan."

"Kita dapat undangan karena karyawan saja sudah jadi keberuntungan banget."

Itu salah satu percakapan yang ku dengar tadi pagi saat aku di toilet.Untung mereka tidak membicarakan kejelakan mempelai wanita seperti drama-drama televisi.

Aku berjalan santai kembali keruang kerjaku.Beberapa orang menyapaku.Aku tidak mengenal banyak orang disini.Hanya beberapa saja yang aku kenal.

"Res ...!"

Merasa ada yang memanggilku,aku menoleh mencari sumber suara.Dave tampak setengah berlari menghampiriku.

"Ada apa?"tanyaku begitu dia sudah di depanku.

"Ada yang mau gue bicarain sama lu.Nanti pulang tungguin aku ya..."

"Idiihh ogah..." jawabku.Kembali ku langkahkan kakiku.

Dave bukannya tersinggung,dia malah ketawa.Dia berjalan di sampingku.

"Sekarang gue ada meeting sama Virza.Gak bisa bicara sekarang sama lu.Jadi nanti tungguin aku."

"Ya udah sana rapat.Ngapain ngikutin gue?"jawabku cuek.

Bukan kejam.Bukan tak sadar akan sikap Dave yang terus mendekatiku.Aku tidak mau memberi harapan palsu untuk Dave.Karena aku memang tidak ingin menjalin hubungan lebih dari teman dengan siapapun.

Secara terang-terangan aku menunjukkan penolakan pada Dave.Tapi sepertinya Dave tidak mengindahkannya.Dia masih saja dengan seribu cara mendekatiku.

Aku selalu ketus menjawab setiap perkataannya.Lagi-lagi itu tidak membuat Dave jenuh dan berhenti mendekatiku.Setiap aku ketusi dia justru tertawa.

Seperti sekarang ini.Katanya mau meeting tapi masih mengekoriku sampai ruang make up.

"Lah...Res tadi keluar sendirian,balik kok jadi dua." mulut Fani menyambut kami.

"Do'ain aja besok-besoknya bisa jadi tiga,empat,lima..."

Aku melotot menatap Dave yang ngawur meladeni ocehan Fani.

"Cie.cie...Udah ada yang ngebet kawin ma Lu tu Res..."imbuh Diana.

"Nikah dulu lah baru kawin.." Dave masih saja menjawab.

"Aw.Aw...Ada aroma-aroma bakal nyusul Pak Bos ini...!"

"Udah sana...!Katanya mau meeting sama Virza." aku mendorong tubuh kekar Dave keluar dari ruang make up.

"Iya.iya..Tapi nanti jangan lupa tunggu gue di lobi.Kalau gak mau gue bakal kesini terus tiap hari."

Lah masih aja negosiasi dia.

"Iya.iya..." jawabku asal Biar dua cepat pergi,males aku liat wajah jail Fani sama Diana.

"Ya udah gue pergi dulu...Bye.."

Dave melenggang menjauhi ku.Aku berbalik dan sudah di sambut senyuman mereka berdua.

"Apa??!!!" sergahku.

"Duuh....galak bener lah.Jomblo akut mah suka galak gini ya Di?"tanya Fani dengan gaya kemayunya ke Diana.

Diana hanya mengangkat bahunya tapi senyuman tak pergi dari bibirnya.

CLARESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang