Chapter 4

909 72 2
                                    


Sejak kejadian itu, Shinichi agak menjaga jarak dari Haibara. Sementara Haibara bersikap biasa-biasa saja seolah tidak terjadi apa-apa di antara mereka. Shinichi berubah menjadi pendiam tidak hanya di rumah, tapi juga ketika bersama Ran. Benaknya dipenuhi oleh perasaan bersalah, baik terhadap Haibara, orang tuanya dan juga kepada Ran.

"Shinichi... Shinichi? Shinichi!" panggil Ran.

"Eh Ran? Ada apa?" Shinichi memandangnya.

"Harusnya aku yang bertanya, kau kenapa melamun terus?"

"Ano... tidak apa-apa,"

"Kasus lagi?"

"U-uhm," dusta Shinichi, sebenarnya ia masih memikirkan kejadian memalukan itu.

"Gerbangnya sudah buka tuh, ayo masuk," ajak Sonoko.

Hari itu mereka janjian double date untuk menonton film Marvel terbaru. Shinichi, Ran, Sonoko dan Makoto. Namun karena ada urusan terlebih dahulu, Makoto baru bisa datang menyusul setelah film selesai.

"Ayo!" ajak Ran seraya menggandeng Shinichi.

Baru saja mereka bertiga ingin masuk bioskop, mendadak mereka membeku ketika melihat Haibara datang menghampiri mereka.

"Ai-Chan?" gumam Ran.

Sonoko tampak sebal, dia lagi.

"Kenapa kau kemari?" tanya Shinichi.

Haibara menunjukkan tiketnya, "Okasan membelikanku tiket karena tahu aku suka Marvel. Tadinya kami mau nonton bersama, tapi mendadak saja Okasan ada urusan,"

"Alasan saja..." gumam Sonoko.

"Ara... Sepertinya ada yang tidak suka aku di sini, tidak apa-apa sih, aku pergi saja deh, nonton lain kali bareng Okasan..." Haibara belagak ingin pergi.

"Eh Ai-Chan!" panggil Ran selagi sempat, "karena kau sudah di sini, kita nonton bersama saja yuk," ajaknya.

Sonoko melotot pada Ran.

"Ya sudah kalau kalian memaksa," sahut Haibara ringan.

Akhirnya mereka berempat nonton bersama. Ran duduk di tengah diapit Shinichi dan Sonoko, sementara Haibara duduk lebih jauh. Film itu berdurasi dua jam sebelum mereka keluar bersama lagi ketika penonton sudah bubar semua.

"Bagaimana Makoto San?" tanya Ran setelah keluar dari bioskop.

"Sudah dalam perjalanan kemari," jawab Sonoko.

"Aku ke toilet dulu," kata Shinichi seraya berjalan ke toilet pria.

"Aku juga mau ke toilet," kata Ran seraya memasuki toilet wanita.

Sonoko memandang Haibara, "kau beli tiket itu sendiri kan?"

"Ah, memang hebat Suzuki Sonoko, sepertinya kau cocok juga jadi detektif," ucap Haibara sinis dan tajam.

Sonoko dengan garang menghadapinya, "kau benar-benar tidak tahu malu ya! Menguntili Shinichi dan Ran?"

"Kenapa? Keberatan?" tantang Haibara.

"Tentu saja! Kau ular iblis! Benar-benar pengganggu!"

"Maaf saja kalau aku memang ular iblis di matamu. Tapi apa pandanganmu terhadapku, aku tak pernah peduli,"

"Shinichi milik Ran!"

"Yakin?" Haibara mendekatkan wajahnya, "dia sudah menjadi milikku,"

"Nani?"

Reach Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang