23. Terbukti

925 60 43
                                    

jangan lupa vote dan komen yo!

Happy Reading!!

*****

Pukul 08.00, dua sepasang suami istri itu sedang menyantap makanan. Di meja makan hanya terdengar suara dentingan sendok.

Pagi tadi Vallerie sudah menceritakan apa yang terjadi belakangan ini oleh dirinya. Jova kaget, saat mendengarkan apa yang di ceritakan oleh Vallerie.

Jova yang mengkhawatirkan Vallerie, akhirnya ia memutuskan untuk mengantar Vallerie kerumah mama Sandra.

"Tumben banget kesini?" tanya mama Sandra pada Vallerie. "Hehe, iya Mah." balasnya.

"Mau, mama bikinin pancake?"

"Boleh Mah?"

"Ya boleh lah, bentar ya mama buatin dulu,"

"Oke Ma."

Beberapa menit kemudian mama Sandra telah selesai membuat pancake nya. Mereka menikmati pancake nya dan sembari berbincang-bincang. Vallerie juga menceritakan kejadian yang dialaminya.

"Semoga pelakunya cepet ketemu ya,"

"Iya, makasi Mah,"

"Sama-sama sayang."

*****

Setelah mengantar Vallerie kerumah mama Sandra. Jova menjalankan mobilnya kearah restoran Vanola. Jova curiga dengan seseorang. Pikirannya itu tertuju pada Syasya, tidak tau kenapa pikirannya langsung tertuju pada Syasya dan mencurigai dia.

Jova segera mengambil ponselnya di saku jas nya. Ia mengetik pesan untuk seseorang. Hari ini ia akan menemukkan siapa pelaku dari semua teror-teror yang diterima Vallerie.

Anda:
P, gue tggu l di rst Vanola.

Sys:
Tumben mau ketemu gue?

Anda:
Gausah byk bct!

Sys:
Santai dg, ya gue otw skrg juga.
See u🐍😡

Ehh, yaallah yarob salah emkt
*emot 😭🙏
harusnya gini😙💘

Jova mengirim pesan kepada Syasya. Siang ini ia akan bertemu dengan Syasya di restoran Vanola. Untum membicarakan tentang teror ini. Gak salah kan? Kalau Jova mencurigai Syasya. Pasalnya Syasya sebelum putus dari dirinya pernah bilang gini Gue, gak akan pernah rela kalau lo mutusin gue. Jadi kalau hidup lo gak aman, siap-siap aja.

*****

Restoran Vanola

Sesampainya disana, Jova menunggu kedatangan Syasya. Dan tidak lama kemudian Syasya sudah datang.

"Hai, maaf ya lama." ujar Syasya yang baru saja duduk dihadapan Jova.

"Udah pesen minum atau-----" ucapan Syasya segera dipotong oleh Jova.

"Gak usah. Gue disini mau langsung to the point aja," katanya.

"Oke."

"Lo tau kan restoran yang dekat di kantor gue? ER Group?" tanyanya pada Syasya.

"Iya tau." balasnya santai.

"Lo jujur aja deh."

"Jujur apasih?" sarkasnya.

Memutar bola matanya malas. "Gak usah berlagak gak tau deh."

Syasya mengedikan bahunya acun. "Lah, emang gue gak tau."

"Lo yang kemarin masukin racun di spagheti punyanya Vallerie kan?"

Kok, Jova bisa tahu?, batinnya.

"H-hah e-ngg-ak," jawab Syasya terbata-bata. Mungkin syok ditanyain kayak gitu.

"Lo jangan ngelak deh, jujur aja apa susahnya." ujarnya dingin.

"Loh, emang gue nggak salah. Lo jangan nuduh yang enggak-enggak dong!"

"Ohya, lo nggak salah?" tanyanya. "Gue punya buktinya loh." lanjutnya.

Sebelum Jova ke restoran Vanola, ia sempat mampir ke resto dekat kantornya. Ia meminta rekaman terakhir kemarin di dapur.

Mampus lo Sya. gerutu Syasya.

"Ya, gue yang ngasih racikan racun di spagheti punyanya istri lo!" Akhrinya Syasya mau mengakuinya.

"Bagus, kalau lo udah ngakuin juga."

"Jadi, atas dasar apa lo masukin racun kedalam makanan istri gue?"

"Gue masih sayang sama lo. Dan gue pengin kita balik kayak dulu lagi,"

"Lo tolol apa gimana si! Gue udah punya istri, mikir dong! Oh atau lo gak punya otak buat mikir?" tanyanya menggebu, Jova sudah sangat muak dengan semua sifat Syasya dari dulu.

"Salah lo sendiri juga ya udah ninggalin gue. Itu si namanya karma. Karma itu berlaku!" Setelah mengucapkan itu, Jova segera meninggalkan Syasya dan keluar dari restoran Vanola.

Syasya tidak bisa berkata apa-apa, akhirnya ia memilih diam. Bego lo Sya, mampus!

to be continued

Nikah Sama MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang