Chapter 12✔

186 39 6
                                    

Dia punya hati, tapi terlalu sering menyakiti. Dia punya lisan, namun terlalu menohok hati. Kadang juga menorah luka dalam uluh hati. Kemudian memberi kesan yang mendalam di memori.
--

“Sangat memalukan.”

Yerim berdiri tegap menatap balik ke arah Hawon. Memandang penuh emosi pada Pemuda didepannya itu. Menyukai seseorang sangat memalukan dan membuatnya kesal. Hingga detik ini, bahkan Yerim juga masih belum paham mengapa dirinya melalui semua ini. Di dunia ini mengapa hanya dirinya yang seolah-olah menjadi satu-satunya Perempuan menyedihkan.

Gadis itu mendorong pelan tubuh Hawon dan melangkah mundur ke belakang. Kedua kelopaknya bergetar, irisnya menatap tajam pada pemuda yang kini masih terdiam menatap ke arahnya.

Bahkan saat buliran air matanya kini menetes membasahi wajahnya pun ia sama sekali tidak bergeming. Yerim mengusap kasar air matanya. “Puas mempermainkan aku?”

Hawon masih terdiam dalam posisinya. Yerim kini memalingkan kepalanya menghadap ke arah lain. Bagaimana mungkin dirinya terlihat begitu menyedihkan didepan orang ini. Setiap kali mengingat betapa banyak hati Yerim terluka hanya karena-nya.

Sorot mata itu, Yerim begitu membencinya. Dia seperti sudah menduganya berulang kali. Bahkan Gadis itu juga paham mengapa saat ini Hawon berani bersikap seperti tadi bahkan setelah sebelumnya sudah tahu betul bagaimana perasaannya. Mungkin Yerim bisa menyebutnya sebuah arti jawaban tanpa jawab,

“Aku memang mencintaimu. Aku juga berkali-kali lebih hancur saat kembali melihatmu." Untuk pertama kalinya entah keberanian dari mana hingga membuat Yerim bisa dengan lantang mengucapkan kalimat ini.

Tidak lebih, dirinya hanya merasa lelah terus bertahan pada perasaannya sendiri. Meski Yerim tidak tau pasti hubungan terkait orangtuanya dengan Keluarga Hawon. Meski dirinya hanya mendengarnya dari satu sudut pandang saja, meski semuanya ini hanyalah sebuah mimpi semata yang datang sepintas seperti bintang jatuh. Mengapa begitu sulit baginya yang sudah mencoba dengan semestinya?

“Kamu senang sekarang?” Yerim mulai mengeratkan pegangan tangannya pada gagang Koper milik-nya. Kedua matanya yang kini mulai memerah, “Kamu senang melihatku semakin tersiksa begini bukan?”

“Maka dari itu jangan pernah melihat ke arahku lagi.” Kalimat itu keluar begitu saja dari bibir Hawon tanpa jeda.

“Kamu benar,” jawab Yerim.

“Kamu akan jauh lebih tersiksa saat mengetahui kebenarannya,” lanjut Hawon.

“Hawon, memangnya kamu siapa?” tanya Yerim. Gadis itu sejak tadi hanya berusaha kuat disaat hatinya yang mulai hancur, rasa sakit yang kini datang memenuhi hatinya.

“Kamu salah memilih berurusan dengan Anak pembunuh dari Orangtuamu Yerim.”

Suara berat itu hadir menengahi mereka berdua. Yerim menoleh menatap pada Sosok perawakan tua disana dengan penuh amarah, semuanya hanyalah sandiwara. Kepura-puraan sesaat membutakan dirinya dalam sekejap. Lelaki tua disana memandang getir pada Yerim begitu melihatnya berdiri dengan Koper besar miliknya.

“Aku tau kamu tadi sempat mendengar pembicaran kami di dalam. Kenapa terburu-buru menyimpulkan?” tanya Kakek Ji.

Hawon mengepalkan tangannya dan meraih Guci keramik berisikan tanaman cantik di dalamnya setelah itu menendangnya dengan kesal hingga menimbulkan suara bising nyaris memekakan telinga Yerim. Gadis itu hanya merasa terkejut dengan apa yang baru saja terjadi.

“Apa aku saja tidak cukup? Kenapa Kakek sampai melibatkannya!”

Yerim menatap ke arah Hawon, meneliti Pemuda yang kini nampak amat begitu marah pada Laki-laki lansia dihadapannya itu. Pemuda ini yang sekalipun tak pernah Yerim lihat sorot bahagia saat memandanginya, kini justru terlihat lebih memilukan.

“Pergilah.” Hawon memandang ke arah Yerim tanpa menghiraukan sang Kakek. Memandang Gadis itu dengan biasanya, “Jangan pernah berpikir semua ini nyata.”

Bagaimana bisa? Bagaimana Yerim bisa menganggap semua ini hanya sebuah omong kosong disaat pandangannya kini tidak sengaja menangkap sosok Wanita itu di berdiri diambang pintu?

Bagaimana bisa dirinya berkata baik-baik saja dan pergi setelah apa yang dirinya alami ini hari ini. Hanya karena seorang Pria yang selalu menatap ke tempat lain. Bagaimana bisa Hawon dengan mudahnya berkata demikian?

Yerim memandang ke arah Kakek Ji. Seperti seakan membuka duka lama, “Saya memang tidak tau persis bagaimana nasib keluargaku bisa lenyap ditangan Anda. Saya juga tidak tau persis apa yang Anda pikirkan saat melakukan hal sekeji itu pada orangtuaku.”

“Karena kamu--” ucap Kinan terhenti.

“Ibu hentikan!” gertak Hawon dengan suara tinggi.

Kinan memandangi Hawon sesaat, untuk pertama kalinya panggilan itu terdengar langsung olehnya. Terselip rasa senang begitu mendengarnya meski pada kenyataannya dia kembali dirundung rasa yang amat terasa sakit.

“Kamu tau? Apa yang terus aku pikirkan selama ini? Aku sangat bersyukur tidak terlahir dari rahim seorang pembunuh sepertimu,” sarkas Hawon langsung berlalu dari sana. Kinan-- Wanita yang sejak tadi berdiri disana mulai berteriak histeris.

Yerim pergi dari tempat itu tanpa mengucapkan pamit atau sekedar memberi salam sopan sedikitpun. Saat ini pikirannya benar-benar kacau. Sesekali mengingat bagaimana ucapan demi ucapan yang dilontarkan oleh Hawon justru sangat mengganggu pikirannya.

Mungkinkah Hawon juga tidak bahagia sama dengannya? Bagaimana bisa Pemuda itu berucap kata dengan begitu kejam pada Wanita paruh baya tadi tanpa berpikir panjang. Memangnya apalagi yang Yerim ketahui?

Jika hari-hari gila ini terus mengikutinya arah kakinya hingga tiba di beberapa titik saat dirinya ingin sekali menyerah. Gadis itu hanya kesepian. Dalam hidupnya ia hanya terus merasa bosan. Setiap kali masalah muncul disekitarnya, kenyataan pahit yang selalu saja dirinya terima saat ini membuatnya merasa tertampar ribuan kali oleh rasa sakit.

Bukan hanya sekedar karena masalah kematian orangtuanya yang tiba-tiba saja melibatkan Keluarga Hawon, namun Yerim hanya merasa tak pernah berpikir bisa melepaskan Kim Hawon dari hidupnya. Semuanya begitu rumit, itu saja.

TBC!!!

Dreaming Of You [TERBIT] [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang