Bagian XXVII

18.4K 713 123
                                    

Hari ini, Meirin dan Raga juga tiga karyawan lainnya akan kembali ke Jakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini, Meirin dan Raga juga tiga karyawan lainnya akan kembali ke Jakarta. semua pekerjaan di Bali selesai sesuai prediksi Raga.

dengan berjalan beriringan, Raga terus mengenggam jemari Meirin. walaupun Meirin sudah memaksa untuk dilepaskan tapi Raga enggan untuk melakukannya. hingga akhirnya Meirin menyerah. ia pasrah dengan kelakuan bos sekaligus kekasihnya ini.

Raga membuka pintu mobil dan membiarkan Meirin masuk kemudian Raga memutar dan masuk ke mobil bagian kemudi.

"mau balik ke hotel atau kita jalan-jalan sebentar?" Raga bertanya setelah memasang seltbeltnya dan Meirin pun telah ready ditempatnya.

"balik hotel aja." seru Meirin membalas perkataan Raga.

"yakin nggak mau keliling sebentar sayang? ini Bali loh." lagi-lagi Raga bertanya untuk memastikan.

Meirin menggeleng dan berucap, "capek." Meirin benar-benar lelah. pantas saja dia yang di ajak oleh Raga ke Bali. ternyata tugasnya di sini lebih banyak dari pada di Jakarta. dan Alhamdulillah semuanya sudah kelar.

Raga mengangguk seolah faham apa yang Meirin inginkan. kini Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata agar sampai di hotel lebih cepat. Meirin harus istirahat sebelum ke bandara malam ini.

Tanpa mengatakan apapun, Meirin telah berada di kamar hotel tempat ia menginap dan seperti biasa Raga selalu mengekorinya. Meirin sudah mendengus dan memutar bola mata, malas.

"Apa gunanya dia nyewa kamar hotel sendiri kalau ujung-ujungnya masuk ke kamar gue mulu." Dalam hati Meirin menggerutu.

Meirin merebahkan tubuh di atas tempat tidur tanpa membuka apapun dari tubuhnya. Bahkan sepatu kerjanya saja masih bertengker manis di kaki mulusnya.

Raga yang melihat itu hanya bisa geleng-geleng kepala. Dengan santai Raga membuka sepatu dari kaki mulus kekasihnya ini. Meirin yang sedang memejamkan mata dan sedikit melamun jadi tidak merasa ada pergerakan di kakinya.

Setelah selesai, Raga ikut duduk di samping tubuh kekasihnya.

"Mau makan apa? Biar aku pesankan." Tanya Raga tapi Meirin tidak menjawab.

Mungkin sudah tertidur, Bisik batin Raga.

Tidak lama ponsel Meirin berdering, Raga yang mendengar suara deringan itu menoleh ke sisi kiri tangan Meirin. Benda petak itu kedip-kedip minta di sentuh. Jelas tertera di layar ada nama sih pemanggil.

Raga yang berniat mengambil ponsel itu kalah cepat dengan Meirin yang tersentak dan segera mengeser layar ponselnya ke sisi kanan.

"Lo jam berapa balik Jakarta?"

"Nanti malam. Mau jemput?"

"Iyalah! Mama Papa nyuruh gue jemput lo di bandara. Kabari kalo uda sampai ya. Gue malas nunggu."

My Boss Devil PossesivTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang