Bagian XXIV (dua puluh empat)

18.7K 722 75
                                    

Haii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haii... ketemu lagi dengan saya. Author lelet yang punya banyak kemauan. Yeeaaa.. 🤣

Okeeh.

Setelah melakukan perjalanan dari Jakarta ke Bali, kini Raga dan Meirin telah berada di Hotel mewah yang berada tidak jauh dari pantai kuta, Bali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah melakukan perjalanan dari Jakarta ke Bali, kini Raga dan Meirin telah berada di Hotel mewah yang berada tidak jauh dari pantai kuta, Bali.

Semua sudah di atur oleh Pak Direktur aka Papanya Raga sebelumnya, jadi mereka tidak perlu check-in lagi.

Meirin masuk ke kamar hotel yang sudah di pesan untuknya. Raga mengekori dari belakang dengan tangan memegang koper milik Meirin. Sementara koper milik Raga telah di urus oleh ajudan-ajudan Papanya. Kamar hotel Meirin dan Raga bersebelahan. Raga sengaja mengaturnya seperti itu.

"Sayang, makan dulu yuk." Ajak Raga tapi Meirin malah masuk ke dalam kamar mandi.

Raga duduk di atas kasur besar kamar hotel ini. Mengambil handphone milik Meirin yang tadi di letakkan asal oleh pemiliknya. Raga membuka ponsel itu dengan sangat mudah, sebab dia sudah tau password ponsel ini.

Mata Raga menyipit ketika melihat sebuah pesan yang nama pemiliknya sangat asing baginya. Lalu berguman dalam hati, siapa ini?

"Ga, ngapain?" Meirin datang dengan wajah yang lebih segar, mata ngantuknya telah lenyap. Kini Meirin duduk disebelah Raga. Melihat apa yang dilihat oleh Raga diponselnya.

Meirin melihat ada salah satu notif dari abangnya segera mengambil ponsel itu dari tangan Raga.

Meirin membaca pesan itu dan langsung membalasnya.

Abang💕

Kalo uda sampek langsung kabari dek.

Uda sampek bang, baru aja.
Ini juga uda di hotel.
Bilang mami papi ya.

Raga melihat semua aktifitas yang di lakukan oleh Meirin, hingga menyisahkan semburat bingung di jidatnya. Setelah membalas pesan singkat itu, kini Meirin bangkit lalu membuka sweeter yang tadi di pakainya. Meirin sama sekali tidak merasa malu padahal ada Raga di dalam kamar ini.

My Boss Devil PossesivTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang